Minggu, 21 Agustus 2011

Apakah selamanya politik itu kejam?



”... . Politikus dan wakil rakyat harus menjadikan kedudukannya sebagai sebuah pengabdian dan bukan semata sebagai tempat mengeruk uang.”

Ketika kita melihat kasus yang saat ini sedang menjerat Muhammad Nazaruddin mungkin kita sedikit miris karena Nazar yang sebelumnya rajin berkicau kini berubah menjadi bungkam. Dan konon bungkamnya Nazar dikarenakan adanya ketakutan dan ancaman dari pihak-pihak yang mungkin merasa dirugikan bila Nazar terus berkicau. Bahkan Nazar berjanji akan bungkam asalkan anak dan istrinya tidak diganggu. Dari petikan kisah Nazar tersebut mengindikasikan bahwa dunia politik adalah dunia yang penuh dengan trik dan taktik yang kejam. Benarkah politik itu kejam?

Dunia politik adalah dunia yang memungkinkan orang bisa memiliki kekuasaan dan tentu saja dengan kekuasaan maka kesejahteraan akan terjamin. Maka tidaklah mengherankan jika beberapa orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan bahkan dengan cara menghilangkan nyawa orang lain. Dan tidak dapat dipungkiri jika hal-hal tersebut masih ada di negeri ini.

Akar dari kekejaman dunia politik adalah tindak korupsi. Karena kebanyakan korupsi dilakukan secara berjamaah. Maka ketika salah satu anggota jama’ah tersebut terbukti korupsi, kemungkinan besar anggota jama’ah yang lain akan merasa takut kedoknya ikut terbuka. Inilah yang bisa mendorong terjadinya pemusnahan nyawa orang lain dengan sengaja.

Mungkin sebaiknya pola pikir politikus ataupun anggota dewan harus berubah. Politikus dan wakil rakyat harus menjadikan kedudukannya sebagai sebuah pengabdian dan bukan semata sebagai tempat mengeruk uang. Karena dalam sebuah pengabdian uang bukanlah hal yang dicari, bahkan mereka harus mau berkorban demi pengabdiannya kepada bangsa. Namun jika politikus dan wakil rakyat hanya memandang kedudukannya sebagai sebuah ladang mencari nafkah, maka jangan heran jika mereka melakukan upaya-upaya nakal untuk mengeruk uang sebanyak mungkin termasuk dengan cara korupsi. Jika korupsi sudah tidak membudaya, mungkin kita bisa sedikit berharap wajah politik berubah dan tidak sekejam saat ini. Dan tentu saja kita berharap dunia politik di masa depan tidak lagi menjadi dunia yang penuh intrik dan sarat akan ”kekejaman”.

Bagaimana opini anda? Tinggalkan komentar...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman