Senin, 27 Oktober 2008

BECOME YOUR OWN CEO OR DIE

Oleh: Ahmad Arwani R

Menjadi karyawan memang gampang-gampang susah. Saat kita berhasil mencapai target yang dicanangkan oleh management, dianggap ya sudah selayaknya kita dibayar untuk itu. Namun, pada saat kita sedikit saja melakukan kesalahan atau melakukan breakthrough sudah dianggap fatal atau melanggar prosedur.

Belum lagi kecenderungan perusahaan, jika ada posisi yang kosong lebih memilih untuk meng-hire orang dari luar dibanding mempromosikan karyawan internal. Segudang alasan sudah berhamburan, mulai dari membutuhkan warna baru yang lebih fresh (fresh breakthrough), karyawan internal belum ada yang siap atau kompeten, orang dalam tidak bisa “think out of the book”, dan lain sebagainya.

Apalagi jika ada atasan baru yang masuk dengan mudahnya merubah sana-sini sesuai keinginan dan maksudnya tanpa dengan matang berpikir efek internal dan eskternal. Tentunya ini dilakukan sebagai breakthrough, dan selalu berangggapan karyawan lama sudah di label dalam kondisi “comfort zone”. Ini sungguh kurang menyenangkan bagi karyawan yang sebenarnya berpotensi dan berprestasi yang sebetulnya membutuhkan jam terbang dan otoritas lebih untuk berkembang. Terkadang manajemen puncak enggan memberikan kepercayaan dengan alasan takut gagal, sungguh aneh bukan.

Lebih lanjut, alih-alih menyalahkan keadaan ada baiknya kita rehat sejenak dan berpkir dengan jernaih apa yang salah dengan kita dan langkah selanjutnya seperti apa yang akan kita ambil. Mungkin kita memang berpotensi dan berprestasi, namun kita tidak cukup mampu untuk mengemasnya dengan baik sehingga terlihat dari luar. Mutiara akan dianggap sebagai batu biasa hingga ada orang yang menggosok dengan cara yang benar.

Sebagai orang yang sudah mengambil keputusan bahwa menjadi pekerja profesional adalah pilihannya (masih ada pilihan lain seperti menjadi enterpreneurship, investor dll) maka kita harus mulai bekerja smart dan berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa sebenarnya karier Anda adalah bisnis Anda, yang menghidupi Anda dan keluarga.

Jika memang demikian perlakukan karier Anda selayaknya bisnis tulang punggung dan harapan keluarga. Mulai saat ini perlakukanlah karier Anda sebagai bisnis Anda, yang selalu Anda bawa ke mana-mana layaknya sebuah produk yang bisa dipasarkan di mana pun. Your career is your business, love your job but never love your company.

Ada lima kunci yang akan membantu Anda memperlakukan karier sebagai bisnis sebagai berikut:
Sadarilah sejak awal bahwa karier adalah bisnis Anda.
Anda harus benar-benar dapat mengontrol dan bertanggung jawab secara total pekerjaan tersebut. Jangan pernah berikan setengah-setengah, berikanlah 110 persen. Jangan pernah berikan ini ke siapa pun. Karena, Andalah yang paling paham dan bisa kerjakan dengan sangat memuaskan, sekali lagi Anda adalah karier Anda. Jika karier Anda jelek maka sebenarnya Anda secara pribadi juga jelek atau gagal. Temukan diri Anda dan nilai tambah yang bisa diberikan.
Pada tahapan ini, kita harus berintrospeksi di manakah letak kekuatan dan ketertarikan kita. Kekuatan kita akan membantu dalam mencapai target pekerjaan dan pengambilan keputusan. Jika kita berkerja pada hal yang kita senangi pasti kita akan memberikan usaha terbaik dan hasil maksimal.

Lebih dari itu carilah nilai tambah keberadaan Anda pada organisasi saat ini. Mengapa atasan lebih menyukai kita mengerjakan pekerjaan tertentu dibanding rekan kita dalam satu departmen misalnya. Atau, kenapa pelanggan lebih menyukai jika kita yang membantu menyelesaikan masalah dibanding sesama customer service lainnya. Kenalilah dengan detail organisasi Anda dan selalu siap action.
Sebagai pekerja profesional, Anda harus memastikan perusahaan seperti apa yang pantas menjadi tempat berlabuh sesuai dengan pengalaman dan kemampuan Anda dan seberapa besar mereka membayar itu semua. Bisanya kita semua akan memilih perusahaan yang memiliki permasalahan yang mampu kita selesaikan. Barulah kemudian kita berhitung apakah ini layak untuk menjadi tempat bernaung dan sumber penghasilan Anda untuk rentang beberapa tahun ke depan? Jika dirasa memang tidak layak, dalam arti usaha yang kita berikan tidak sesuai dengan reward yang kita harapkan maka silakan mulai lagi siklus di atas. Jika internal tidak bisa memberikan solusi, sebagai profesional tentunya akan mencari solusi eksternal dan begitu seterusnya. Sekali lagi pertanyaan pentingnya adalah: Apakah semua ini layak untuk dijalani dan diperjuangkan? Dan, yang selalu diingat pantaulah selalu performance perusahaan dalam industri tersebut dan tentunya perkembangan fasilitas dan penghasilan yang diberikan kepada karyawan. Jika dirasa tidak ada perkembangan atau kinerja memburuk segeralah ambil action.

Temukanlah beyond expectation dari customer/manajemen.
Jika bos dan pelanggan super puas terhadap pekerjaan atau service yang kita berikan lebih dari yang diinginkan sejujurnya andalah yang akan menjadi ikon dari layanan/organisasi tersebut. Dengan tanpa terasa dan sadari Anda telah menciptakan iklan berupa image Anda pada diri atasan maupun pelanggan. Yang pasti akan mereka jajakan Anda di mana pun dan kapan pun. Jika sudah demikian pemenangnya adalah Anda

Jadilah creative dan upgrade knowledge.
Selalu bejar hal-hal yang baru baik terkait pekerjaan atau tidak akan membuat kita semakin kokoh dan menciptakan peluang-peluang baru. Mungkin terkadang kita bisa ambil short course, seminar, beli buku-buku terbaru, atau kalau perlu back to school, ambillah pendidikan tinggi seperti program master degree atau doktoral. Ingatlah, jadilah yang terbaik sebisa mungkin, karena akan selalu ada pesaing/kompetitor di belakang Anda yang mungkin saja memiliki kemampuan lebih baik.[aa]

* Ahmad Arwani R lahir di Semarang pada 1 Juni 1977. Ia tinggal di Kompleks Mutiara Elok Blok B-16 Kreo Selatan, Ciledug, Tangerang, Banten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman