Senin, 22 September 2008

BELAJARLAH UNTUK SELAMANYA

“Learning is like rowing against the current, as soon as you stop, you are swept back. – Belajar layaknya berenang melawan arus. Bila Anda berhenti seketika itu pula Anda akan terdorong ke belakang.”
~ Confucius

Ungkapan Confucius menegaskan agar kita tidak berhenti belajar. Seseorang yang berpotensi besar mempunyai masa depan cerah di era globalisasi modern ini adalah mereka yang menguasai ilmu pengetahuan. Hanya dengan belajar atau selalu memperbanyak bendahara ilmu pengetahuan maka proses pertumbuhan dalam kehidupan kita dapat terus berlangsung. “Meski miskin seorang yang berilmu akan tetap berharga,” demikian tandas Iukuzawa Yukichi (1835-1901) yang hidup di zaman Sakoku (Isolasi). Untuk itu coba kita perhatikan beberapa langkah agar semangat dan kemauan belajar kita terus berkobar.

Yang pertama adalah menanamkan dalam pikiran kita bahwa ilmu pengetahuan itu sangat penting berapapun usia dan bagaimanapun keadaan kita. Seiring dengan perubahan sebagai hasil dari inovasi tehnologi, maka masalah juga akan terus berkembang. Karena itulah kita perlu belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan agar dapat mengatasi persoalan-persoalan yang terus berkembang tersebut dengan lebih baik.

Dari sebuah berita di media cetak saya membaca kisah tentang seorang tokoh lansia bernama Plaut. Meskipun sudah berusia 88 tahun tetapi ia tidak kehilangan semangat untuk belajar teologi, sejarah dan bahasa Perancis di Universitas Toronto. Selama 12 tahun menempuh pendidikan, ia dinyatakan lulus pada tanggal 11 Juni 1990, di usianya yang ke 100 tahun. Saat diwisuda, ia dinyatakan sebagai alumni berusia tertua.

Dari sebuah media elektronik nasional diberitakan tentang Mansur yang mengikuti ujian kesetaraan paket B pada tanggal 26 Juni hingga 28 Juni 2007. Dengan kendaraan pinjaman tetangga, Mansur, ayah dua anak itu, bersama rekan yang lain berangkat ke pusat belajar-mengajar Bintang Terang Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mansur dan 238 peserta ujian lainnya bertekad untuk mengubah hidup.

Berita lain juga menyebutkan tentang para narapidana yang masih bersemangat menuntut ilmu. Di Lembaga Pemasyarakatan Parepare, Sulawesi Selatan, terdapat 38 narapidana baru-baru ini mengikuti ujian paket A atau setara sekolah dasar. Belasan penghuni LP Sukabumi, Jawa Barat juga serius saat mengikuti ujian paket A. Di Lapas Muara Padang, Sumatara Barat terdapat sekitar 28 napi mengikuti ujian paket B atau setara sekolah menengah pertama. Bagi mereka, tidak ada kata terlambat untuk belajar.

Semangat mereka masih tinggi untuk terus belajar, karena mereka merasa perlu untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Semangat untuk belajar juga dapat terus kita pupuk bila kita memiliki kerendahan hati. Contohnya Confucious pada 2.500 tahun yang lalu menyatakan, “Di antara 3 orang berkumpul pasti ada seorang yang bisa menjadi guruku.” Dunia sudah mengakui dirinya sebagai seorang filosof yang jenius, tetapi ungkapan tersebut menunjukkan kerendahan hatinya yang masih merasa perlu untuk terus belajar.

Sementara itu, kesediaan belajar tanpa tujuan yang jelas justru menyia-nyiakan waktu dan mengurangi antusiasme belajar. Karenanya tetapkan fokus untuk mempelajari bidang tertentu dalam rentang waktu tertentu pula. Misalnya jika tahun ini Anda ingin mendalami ilmu pengetahuan tentang kepemimpinan, maka Anda akan berusaha mencari sumber informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan ilmu kepemimpinan entah melalui internet, buku, seminar dan lain sebagainya.

Dengan demikian, Anda akan mengetahui banyak hal secara mendalam tentang materi yang sedang Anda pelajari. Semakin banyak yang Anda ketahui akan membuat Anda termotivasi untuk menggali informasi lebih dalam lagi. Sebagaimana sebuah pepatah bijak menyebutkan, “The more you know, the less you get. – Semakin Anda mengetahui, maka Anda semakin merasa tidak mengerti.”

Selanjutnya miliki sikap konsisten dengan apa yang sudah dipelajari. Sebuah ilmu pengetahuan sebaik apapun hanya akan menjadi wacana yang sia-sia dan tidak berpengaruh terhadap semangat belajar jika tidak kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jim Rohn mengemukakan tentang pentingnya menerapkan ilmu pengetahuan yang kita ketahui.

“We must learn to apply all that we know so that we can attract all that we want. – Kita harus belajar untuk menerapkan apa yang kita ketahui, sehingga kita dapat menarik segala sesuatu yang kita inginkan,” ungkapnya.

Demikian pula kata Confucius, “The essence of knowledge is, having it, to apply it; not having it, to confess your ignorance. – Nilai ilmu pengetahuan adalah dengan memiliki dan menerapkannya, bukan sekedar memilikinya untuk memenuhi ketidaktahuan saja.”

Kita akan mencapai kemajuan pesat di segala bidang bila kita konsisten menerapkan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Ilmu pengetahuan tentang mode, politik, keagamaan, tehnik, dan lain sebagainya tak hanya menjadi wacana di pusat-pusat pendidikan. Dengan melaksanakan semua ilmu pengetahuan yang kita miliki kedalam kehidupan sehari-hari, maka semangat belajar kita akan terus meningkat.

Selain cara-cara yang saya uraikan di atas, sebenarnya masih banyak cara lain yang dapat kita tempuh untuk menjaga semangat belajar kita. Yang terpenting adalah tetap mengupayakan belajar kapanpun dan bagaimanapun kondisi kita agar ilmu pengetahuan atau wawasan dan kualitas berpikir kita senantiasa lebih baik. Dengan demikian, kita tak hanya mampu melakukan tindakan-tindakan yang relevan dengan perubahan yang terus terjadi tetapi juga mampu menjangkau cita-cita tertinggi.[aho]

* Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator dan penulis buku-buku bestseller. Kunjungi websitenya di : www.andrewho-uol.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman