Senin, 22 September 2008

MENYIKAPI ERA DAN KEBUTUHAN INFORMASI

“We are drowning in information and starved for knowledge. – Kita tenggelam dalam informasi dan haus akan ilmu pengetahuan,”
~ Anonymous

Di zaman yang penuh gerak ini, perubahan dapat terjadi dalam waktu sangat cepat. Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting. Tanpa informasi, berupa data, info atau pengetahuan dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan masing-masing, maka kita akan kesulitan menentukan keputusan paling tepat. “As a rule, he or she who has the most information will have the greatest success in life. – Sudah menjadi aturan main, siapapun yang mempunyai informasi terbanyak akan mencapai kesuksesan besar dalam hidupnya,” kata Benjamin Disraeli.

Karena itu informasi terus diburu sebagai upaya menciptakan solusi. Saya pun selalu berusaha mendapatkan informasi terbaru dalam hampir setiap aktivitas yang saya lakukan. Contohnya dalam aktivitas berolah raga di atas treadmill di sebuah pusat kebugaran. Saat itu di depan saya terpampang 10 buah televisi yang menyiarkan program tayangan dari 6 channel televisi Indonesia. Selama ini saya memperhatikan tayangan televisi lokal kurang berkualitas. Saya sangat prihatin karena mayoritas tayangan-tayangan tersebut tidak bersifat mendidik, tidak memberikan inspirasi yang mencerahkan paradigma berpikir dan berperilaku.

Contohnya banyak sekali tayangan sinetron yang tidak layak untuk dikonsumsi terus menerus, karena sering menampilkan konflik, kekerasan dan gaya hidup serba mewah dan lain sebagainya yang tidak bersifat menyejukkan dan memotivasi. Jelas tayangan-tayangan tersebut tak hanya dikonsumsi orang dewasa, melainkan anak-anak dan remaja. Lalu bagaimana dengan nasib generasi muda kita?

Sebuah pepatah bijak menyebutkan, “Dari kondisi lalu lintas di ibu kota sesuatu negara dan program televisinya, maka kita sudah dapat menerka bagaimana masa depan bangsanya.” Keprihatinan saya muncul karena masa remaja adalah periode yang sangat penuh dengan gejolak dan tidak memiliki konsep diri yang kuat. Informasi dari tayangan-tayangan yang tidak bermutu dapat mempengaruhi pikiran bawah sadar mereka. Lambat laun sistem kepercayaan dan nilai hidup mereka dapat terpolusi, menjadi rapuh dan tidak kreatif.

Padahal banyak sekali informasi positif yang dapat digunakan untuk membangun kualitas mental kita dan para generasi muda di era informasi yang serba cepat ini. Contohnya menonjolkan tayangan-tayangan yang menampilkan keharmonisan, kekeluargaan, semangat, maupun menampilkan kisah nyata bagaimana para anak bangsa itu mempersiapkan diri hingga berhasil berprestasi di bidang tertentu. Saya kira tayangan-tayangan seperti itu lebih menarik dibandingkan prestasi tokoh fiktif di sinetron.

Menyikapi hal itu, alangkah baiknya jika kita bersikap lebih selektif dalam memilih informasi. “The most successful people in life are generally those who have the best information. – Orang-orang yang sukses umumnya adalah mereka yang mempunyai informasi terbaik,” kata Benjamin Disraeli. Jangan menelan semua informasi secara mentah-mentah. Pilihlah informasi dari media cetak maupun elektronik yang betul-betul bermanfaat bagi kita untuk meningkatkan keunggulan.

Keunggulan adalah modal keberhasilan kita. Seiring pertambahan manusia dan berinovasi yang terus menerus, maka persaingan akan semakin ketat. Jika kita tidak terus menerus mengembangkan bidang keunggulan yang kita miliki, maka kita akan tergilas oleh perubahan yang serba cepat dalam era informasi itu sendiri.

Menyikapi informasi yang sangat bebas bergerak di dunia cetak maupun elektronik, sebagai orang tua kita harus berusaha menciptakan hubungan yang dekat bersama anak-anak. Hanya dengan kedekatan dengan anak-anak yang akan membantu kita untuk mengarahkan mereka menyikapi berbagai informasi yang ada secara lebih jernih atau mengarahkan mereka mendapatkan informasi paling tepat sesuai dengan kebutuhan.

Secara garis besar saya ingin menyimpulkan agar kita lebih berhati-hati atau selektif dalam memilih informasi betapapun kita sangat membutuhkannya. “In your thirst for knowledge, be sure not to drown in all the information – Dalam hasratmu yang begitu besar untuk menguasai ilmu pengetahuan, pastikan untuk tidak tenggelam dalam semua informasi yang ada,” kata Anthony J. D'Angelo. Pilihlah informasi hanya yang bermanfaat untuk meningkatkan keunggulan kita. Jika mayoritas masyarakat sudah sangat selektif dan menghendaki perubahan, tentu kualitas tayangan atau informasi yang ada sekarang ini akan ikut berubah. Bukankah masyarakat pada dasarnya adalah juri yang sangat menentukan?[aho]

*Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best seller.Kunjungi websitenya di : www.andrewho-uol.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman