Senin, 22 Agustus 2011

Inilah Konsep Terbaru Jembatan Selat Sunda (JSS)



Jembatan Selat Sunda (JSS) yang digadang bakal menggeser jembatan Jepang sebagai bentang jembatan terpanjang kedua di dunia perlahan mulai dimatangkan pemerintah. Jembatan ini diharapkan bisa menjadi alternatif pemecahan mobilitas tinggi antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.







Berbagai ahli telah mengusung beberapa konsep jembatan yang bakal menghubungkan dua pulau tersebut. Salah satu konsep jembatan diajukan Prof.DR.Ir. Iswandi Imran, Ahli Rekayasa Struktur, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB).







Karya rancangan Iswandi menilai bentangan selat sunda yang memiliki panjang 27,5 kilometer memerlukan link yang direncanakan berupa rangkaian jembatan model suspension, jembatan cable stayed, dan jembatan kaki seribu.








“Model yang akan digunakan nantinya mengikuti kedalaman laut yang ada,” kata Iswandi di dalam acara Seminar Design and Build Studi Kasus Rencana Pembangunan Jembatan Selat Sunda di Aula DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu 22 Juni 2011.








Bentangan jembatan terpanjang pada rangkaian JSS direncanakan berupa jembatan suspension yang teridiri atas dengan bentang tepi seluas 2 x 800 meter, bentang tengah 2200 meter, dan lebar jembatan sepanjang 60 m.Jembatan ini dirancang bakal memiliki fungsi sebagai jalur lalu lintas raya selebar 2X3 meter, jalur darurat 2 x 1 meter, dan jalur Lintasan Ganda kereta rel.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGwLb3NNpYg3awWWKeVWz8_lOewbZ6S3hJ8C-lnzQnNcB0BaFd8nMOGizcvVLzVMjbDq93xz77yeobK0E2xGAMvqe-E7C3Tm6JFSjrmIovIaMTdWHDBJSZ78eFgoY9Li7EL4hcDCSr_1Bu/s1600/Sunda+Strait+Bridge.jpg







Jembatan JSS juga mengakomodasikan jalur utilitas seperti jalur pipa gas, pipa minyak, kabel fiber optik, kabel listrik dan lain-lain.








Iswandi menjelaskan bentangan jembatan pada rangkaian JSS lebih panjang dibanding jembatan-jembatan yang sudah pernah dibangun hingga saat ini. Beberapa segmen jembatan berada pada laut dalam maka akan digunakan struktur pondasi yang tinggi.








“Hal inilah yang menyebabkan perencanaan dan pembangunannya relatif menjadi tidak sederhana, kompleks dan tantangannya luar biasa,” kata Iswandi




















https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnE8vQBjoSk9owQHMKQlI5aDfakkhHY-SSmRd-O_LvAjvKF8nfnG4E8dnCi5WSonG92dDWyGODWpvpNWJQ-r8rZupsjx-cfSvv3U76pRyr39-s2uV5jOfm5P9zek7q-tiWlHm7Ck1Js7jw/s1600/jss-watermarkwtmk.jpg







Konstruksi Jembatan








JSS nantinya menjadi rangkaian jembatan yang panjang dan lebar sehingga dibutuhkan beberapa segmen jembatan dengan bentang yang panjang, struktur pylon yang tinggi, dan struktur pondasi yang dalam dan massive.








Jembaan ini pula diperkirakan memiliki beban lingkungan seperti angin, potensi gempa dan beban lain yang khusus. Apalagi, JSS dibangun di lingkungan yang agresif karena berada di lingkungan laut (dengan kadar sulfat dan kloridaq yang tinggi). Bahkan, beberapa segmen jembatan berada di laut dalam.
















http://www.jembatanselatsunda.com/images/stories/principles%20of%20bridge%20construction.jpg







“Design Jembatan Selatan Selat Sunda minimal memiliki umur kelayakan 150 tahun,” kata Iswandi.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman