Kamis, 16 Oktober 2008

PHK: LANGKAH PRAKTIS KELUAR DARI MASALAH FINANSIAL







Saat ini kita tinggal di era ketidakpastian. Tidak ada lagi rasa aman (secara finansial) bagi semua orang. Dengan terputusnya pendapatan regular akibat PHK, sulit bagi keluarga untuk dapat mempertahankan gaya hidup selama ini, bahkan hanya sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit. Setiap risiko kehilangan pekerjaan selalu mengharuskan Anda untuk mengencangkan ikat pinggang atau membatasi anggaran yang dibelanjakan.

Beberapa seri artikel ke depan akan membahas risiko kehilangan pekerjaan akibat PHK atau pensiun dini dan perencanaan yang dibutuhkan untuk dapat terus menjalankan kehidupan keluarga secara aman dan terbebas dari krisis keuangan.

Perhatikan tips dibawah ini
Bila Anda terkena musibah pemutusan hubungan kerja atau PHK, kami menganjurkan agar Anda untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan seputar keuangan Anda dan keluarga. Sangatlah sering terjadi kesalahan pengambilan keputusan seputar keuangan keluarga terjadi beberapa minggu setelah Anda tertimpa musibah. Untuk itu kami mencoba untuk memberikan beberapa masukan atau tips agar Anda terhindar dari keputusan yang salah yang bisa merusak kondisi keuangan Anda dan keluarga.

Lakukan dengan hati-hati keputusan besar yang harus diambil
Dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keuangan Anda, apalagi bila keputusan tersebut cukup besar, seperti menjual rumah, melikuidasi aset yang ada dan merestruturisasi hutang yang dimiliki, maka kami menganjurkan agar Anda memikirkannya dua kali lebih banyak dari biasanya. Bila Anda melakukan saran kami terdahulu untuk menyiapkan dana darurat, maka pertahankan dana tersebut. Karena dalam keadaan krisis seperti ini, cash is the king.

Hati-hatilah dengan penipu disekeliling Anda
Bagi mereka yang baru saja mendapatkan kemalangan, biasanya menjadi sasaran empuk para penipu untuk menawarkan berbagai jalan untuk menjadi kaya secara singkat. Misalnya seperti, pola multilevel marketing dengan pola binari, investasi dengan bunga tinggi tanpa risiko atau berbagai tawaran lain yang secara akal sulit untuk dapat diterima. Untuk itu, cobalah untuk lebih berhati-hati dalam keadaan seperti ini. karena secara psikologis Anda mudah untuk tergiur mengambil keputusan yang mungkin merugikan di kemudian hari. Bila memang ada sebuah kesempatan untuk Anda berinvestasi, cobalah untuk berkonsultasi atau bertanya dengan orang yang lebih tau atau profesional dalam bidang tersebut.

Gunakan dengan bijak dana yang didapat dari PHK
Jadikan dana ini sebagai dana untuk berjaga-jaga, jangan gunakan untuk kebutuhan harian. Tempatkan dana ini di bank dan kemudian ambil keputusan beberapa minggu kemudian berkenaan dengan dana ini setelah Anda merasa cukup mantan dan stabil dalam mengambil keputusan. Dana ini bisa menjadi tambahan dana darurat yang selama ini Anda sisihkan. Sekali lagi dalam situasi seperti saat ini, cash is the king.

Cobalah berkonsultasi dengan profesional
Hal ini ada baiknya Anda konsultasikan dengan para profesional. Tapi kendala yang mungkin mucul adalah beban biaya yang harus ditaggung terkadang cukup besar. Paling tidak cobalah untuk membicarakan dengan teman Anda yang memiliki latar belankang pendidikan yang cocok dengan permasalahan Anda.

Walau Anda tidak merasakan stres akibat PHK, sebaiknya Anda memahami dan mengenali bahwa Anda memasuki fase transisi yang sulit. Dalam fase ini, jangan mudah mengambil keputusan penting, pelajari dan pikirkan dengan masak sebelum keputusan diambil.

Risiko terlalu lama tidak bekerja dan langkah perencanaan
Masa-masa tidak bekerja merupakan waktu yang penuh risiko keuangan. Banyak sudah kejadian dimana PHK mengakibatkan banyak cicilan rumah yang terlantar dan kehidupan keluarga yang tadinya makmur, berubah menjadi berantakan.

Dibutuhkan startegi untuk dapat melalui fase yang penuh dengan tekanan keuangan dengan bijak dan aman. Kebanyakan krisis keuangan terjadi karena manajemen yang kurang bijak.

Menurut hemat kami, langkah pertama yang mungkin bisa Anda lakukan bila terjadi PHK dan masa pengangguran adalah melakukan pendaftaran terhadap semua aset yang Anda milki, beserta nilai dan bila ada nilai hutang yang masih terbani di aset-aset tersebut. Contohnya, bila Anda memiliki rumah (terbebas dari KPR) maka nilai yang Anda cantumkan merupakan nilai pasar. Sedangkan bila Anda masih memiliki hutang terhadap rumah tersebut, maka nilai hutang tersebut harus Anda cantumkan juga.

Untuk itu dibutuhkan alat bantu praktis untuk membantu Anda mendaftarkan semua aset yang Anda miliki dan nilai dari aset tersebut dalam sebuah tabel seperti dibawah ini—sekali lagi, gunakah harga pasar dalam menilai harga dari aset yang Anda miliki bila Anda akan menjualnya sekarang.

Daftar nilai dari aset yang Anda miliki

Dalam keadaan krisis tentunya dibutuhkan langkah taktis agar terhindar dari kesulitan keuangan berkepanjangan. Berdasarkan daftar diatas, priositaskan aset-aset mana saja yang sangat Anda perlukan, mulai dari angka 1 yang memiliki prioritas tertinggi dan terus 2 untuk selanjutnya dan 3 untuk selanjutnya dan seterusnya sampai prioritas kelima. Mulai dari prioritas keenam dan selanjutnya, bila memang dibutuhkan maka Anda bisa melikuidasinya.

Kelima aset ini merupakan aset yang harus Anda jaga keberadaannya selama masa tidak kerja walau apapun yang terjadi. Oleh karena itu, Anda harus mencari tau apa yang harus dilakukan untuk menjagaagar kelima aset prioritas tersebut tetap bisa menjadi milik Anda.

Gunakan tabel di atas untuk menentukan biaya yang harus Anda keluarkan untuk menjaga agar aset tersebut tetap menjadi aset Anda. Misalkan dari prioritas Anda, rumah merupakan aset yang penting. Bila Anda masih memiliki cicilan bulanan untuk kredit rumah Anda maka masukkan nilai tersebut sebagai biaya.

Misalkan Anda memiliki asuransi (berjaga terhadap berbagai risiko) maka nilai ini juga dimasukkan sebagai biaya untuk mempertahankan dan menjaga rumah Anda tetap menjadi milik Anda. satu hal penting, pehitungkan biaya dalam bulanan jangan tahunan.

Bila salah satu prioritas aset Anda adalah deposito Anda, maka biaya yang harus dikeluarkan tidak ada. Maka kosongkan saja bagian biaya untuk aset ini. demikian seterusnya untuk kelima aset yang menjadi prioritas Anda.

Setelah Anda selesai dengan langkah ini maka total jumlah biaya yang terhitung merupakan prioritas pengeluaran Anda—nilai tersebut harus menjadi nilai pendapatan yang harus Anda miliki setiap bulannya. Tapi semua pengeluaran ini bukan total pengeluaran atau anggaran.

Demikianlah langkah awal yang bisa Anda lakukan. Dan tunggu seri perencanaan ini selanjutnyaLangkah awal dalam melewati masa-masa krisis keuangan karena PHK adalah dengan menelusuri ulang aset-aset yang Anda miliki dan nilainya saat ini bila Anda ingin menjualnya dan hutang yang masih terkandung di dalamnya. Kemudian tentukan aset-aset yang terpenting yang harus Anda jaga keberadaannya. Untuk mempertahankannya pasti membutuhkan biaya yang harus dimasukkan ke dalam anggaran yang harus Anda kembangkan di saat masa sulit ini. Semua ini telah dibahas dalam artiek sebelumnya.

Dalam keadaan krisis, perhitungan kekayaan bersih (net worth) berdasarkan daftar aset yang Anda miliki dan hutang yang masih tersisa menjadi sangat penting. Nilai ini umumnya digunakan para profesional keuangan keluarga sebagai sebuah indikator kesehatan keuangan keluarga. Ditambah lagi, nilai ini dijadikan sebagai ukuran pertumbuhan kekayaan yang Anda.

Hitunglah kekayaan bersih Anda!
Untuk menghitung kekayaan bersih yang Anda miliki, maka kembalilah pada pembahasan artikel sebelumnya di dalam daftar semua aset yang Anda miliki. Pastikan bahwa daftar aset yang yang buat lengkap. Jumlahkan semua nilai aset yang Anda miliki dan tuliskan nilai tersebut dalam kolom berikut ini:

Nilai total aset yang dimiliki: Rp._____________________

Sekarang buatlah daftar semua hutang yang Anda miliki. Hutang ini merupakan semua nilai uang dari hutang yang Anda miliki. Tapi jangan Anda masukkan pengeluaran yang akan datang dari berbagai keperluan regular seperti makanan, listrik dan telepon. Tapi masukkan dalam daftar berbagai tagihan yang telah jatuh tempo seperti tagihan telepon, listrik dan rumah.

Dalam hal ini, ingatlah untuk memasukkan semua nilai hutang yang masih tersisa, bukan cicilan regular bulanannya. Sebagai contoh, bila hutang kredit rumah Anda masih tersisa sebesar Rp150 juta, maka masukkan nilai tersebut dalam daftar liabilitas Anda. Untuk membantu Anda dalam membuat daftar liabilitas yang masih dimiliki kami berikan beberapa contoh daftar di bawah ini:

Liabilitas..................................................Nilai dalam Rp......
KPR (kredit kepemilikan rumah)
KPM (kredit kepemilikan mobil)
Pinjaman usaha
Tagihan jatuh tempo (visa)
Tagihan jatuh tempo (master)
Tagihan jatuh tempo (kartu kredit lain)
Tagihan telpon jatuh tempo
Tagihan listrik jatuh tempo
.................................................................Total: Rp...........

Langkah selanjtunya adalah mengurangi nilai total liabilitas dari total aset yang Anda miliki.

Nilai total aset Rp____ dikurangi Nilai total liabilitas Rp____ = Kekayaan bersih Rp______

Bila nilai di atas negatif, berhati-hatilah. Anda sudah berada dalam kesulitan. Ada baiknya Anda melakukan langkah dramatis untuk menstabilkan keadaan kekayaan yang Anda miliki, misalnya dengan melikuidasi aset dan melunasi hutang yang masih tersisa atau ada baiknya Anda menghubungi para perencana keuangan untuk mendapatkan saran serta solusi untuk persoalaan ini.

Bila nilai kekayaan Anda positif maka Anda masih memiliki sesuatu untuk dijaga keberadaannya. Usahakan untuk menjaga nilai tersebut dan bila mungkin tingkatkan.

Liabilitas vs. aset—rasio yang digunakan
Salah satu cara untuk melihat hubungan liabilitas dengan aset yang Anda miliki adalah dengan menghitung rasio hutang. Dengan mengetahui rasio hutang akan dapat dilihat ketergantungan hutang terhadap kepemilikan aset. Jadi, rasio hutang akan menunjukkan banyaknya jumlah hutang yang diperlukan untuk memiliki aset, atau dapat pula dikatakan untuk mengukur kekuatan riil anda dalam menguasai aset. Dengan melihat angka rasio ini akan terlihat tingkat ketegantungan terhadap hutang dari aset-aset yang dimiliki. Cara menghitung rasio hutang adalah dengan membandingkan antara jumlah total hutang dengan total aset pada suatu waktu tertentu.

Dari daftar aset dan libilitas yang telah Anda buat diatas, maka Anda sudah dapat menentukan nilai masing-masingnya. Sebagai contoh, apablia total nilai aset yang Anda miliki adalah Rp430.000.000 dan dari daftar hutang didapat total nilai hutang sebesar Rp150.000.000, maka rasio hutang dapat dihitung = 150.000.000/430.000.000 = 0,35. Ini berarti bahwa 35 % aset yang anda miliki diperoleh dari hutang, atau dengan kata lain jumlah aset yang ada dalam penguasaan Anda hanyalah 65 %, karena sisanya adalah milik kreditur (orang yang memberi hutang).

Sekarang cobalah untuk menghitung rasio hutang Anda:

Liabilitas Rp__________ ÷ Aset Rp__________ = rasio hutang _______

Rasio hutang merupakan salah satu ukuran dalam menentukan kesehatan keuangan secara menyeluruh. Sebagai indikator, nilai rasio hutang:

30% atau kurang: mengindikasikan kesehatan posisi hutang dalam jangka panjang. Anda memiliki lebih dari cukup aset untuk menutupi semua liabiulitas yang Anda miliki. Akan tetapi hal ini tidak menjamin kesehatan cashflow Anda dalam keadaaan krisisn keuangan seperti saat ini. Mungkin dalam beberapa bulan ke depan Anda membutuhkan dana regular yang mengharuskan Anda menjual aset yang Anda miliki.

30 – 50%: nilai ini berarti bahwa Anda berada dalam situasi yang stabil, akan tetapi ada baiknya bila Anda mencoba untuk mempercepat pelunasan hutang-hutang jangka panjang—khususnya hutang untuk aset yang menurun nilainya seperti mobil dengan cara melikuidasi aset tersebut. Karena semakin menurunya tingkat nilai aset ini akan menyebabkan menurunya kekuatan nilai rasio hutang Anda (meningkat nilainya).

50 – 100%: nilai ini mengindikasikan bahwa Anda sudah melampaui kebiasaan atau batasn umum dalam berhutang. Menurut hemat kami sebaiknya Anda mencari jalan alternatif untuk mengatasi persoalan ini dulu sebelum merusak keadaan keuangan yang saat ini sedang dilanda krisis.

Rasio hutang yang kami sarankan adalah kurang lebih 30 % dari total aset, di mana dalam keadaan ini anda masih memegang kendali mayoritas terhadap aset, tetapi anda memiliki kesempatan manfaatkan kesempatan berhutang untuk meningkatkan aset.

Demikianlah pembahasan saya kali ini, semoga dapat membantu Anda dalam melalui masa-masa krisis keuangan dalam keluarga. Tunggu tunggu seri lajutannya.

* M. Ichsan adalah seorang perencana keuangan dari PrimaPlanner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman