Senin, 03 November 2008

A SPLASH WATER: SEORANG PENJUAL KORAN

Oleh: Joycelina

Seminggu yang lalu, saya mendapat kiriman sms dari seorang teman saya, sebut saja dia si A. Isi sms tersebut membuat saya lebih aware tentang pentingnya menghargai orang sekitar dan terutama mitra usaha. Isi sms itu sebenarnya sangat sederhana, hanya menceritakan pengalaman si A pagi itu. Namun bagi saya, seperti percikan air dingin yang mengingatkan saya akan satu hal yang sempat terlupakan.

Cerintanya begini. Setiap sabtu dan minggu pagi, bapak penjual koran di sekitar kos si A mengantarkan koran ke depan pintu kamarnya. Karena berencana pindah kos ke daerah yang cukup jauh, si A menghentikan langganan korannya. Hari itu adalah hari minggu terakhir bulan November. Bapak penjual koran mengetuk pintu kamar si A (biasanya si Bapak ini hanya meletakan korannya di depan pintu saja). Maka, si A pun membuka pintu dan menemukan si bapak berdiri di depannya.

Si A pun menanyakan ada masalah apa kepada si Bapak penjual koran ini. Si Bapak dengan sikap yang rendah hati dan tulus berkata, “Maaf, Mas. Bapak cuma mau berterima kasih karena mas telah berlangganan koran. Hari ini kan hari yang terakhir, mohon maaf kalau selama ini ada yang salah...”

Saat bapak penjual koran selesai mengucapkan kata-katanya, langsung terbesit perasaan sedih dan haru di hati si A. Si A merasakan begitu berat untuk menghentikan langganannya walaupun dia memang sudah harus pindah.

Bukan hanya si A yang merasa terharu. Saya yang membaca smsnya saja merasa seperti disiram air dingin. Bekerja di perusahaan yang target tahunnya bermiliar-milyar rupiah, belum pernah saya mengucapkan terima kasih dan maaf yang begitu tulus kepada klien-klien saya. Begitu pula dengan teman-teman kerja saya, belum pernah saya dibuat sadar seperti ini. Sebagai informasi tambahan, nilai langganan si A selama setahun sekitar Rp400 – 500 ribu dan si A hanya bertahan selama 1 tahun di kos tersebut.

Lesson to be learned
Mungkin saja cerita ini begitu kecil bagi sebagian orang. Tapi mungkin sekedar untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya rasa menghargai, cerita ini cukup bagus sebagai alarm bagi kita semua. Kapan terakhir kita benar-benar menghargai sahabat, hadiah, pekerjaan, atau klien yang kita miliki?

Banyak yang berkoar-koar tentang betapa pentingnya network, betapa luasnya network yang mereka miliki, tapi sebagian mungkin masih harus belajar dari si Bapak penjual koran di atas. Reaksi teman saya, si A adalah bukti paling nyata bahwa betapa pentingnya rasa dihargai bagi seorang klien. Saya yakin bila si A masih punya kesempatan, maka dia tidak akan menghentikan langganannya.

Bila Anda tidak percaya, cobalah lakukan dalam keseharian Anda. Perhatikan perubahan yang terjadi pada Anda dan orang-orang di sekitar Anda, klien-klien Anda. Mulailah dengan hal yang paling kecil, mengucapkan terima kasih dan maaf dengan tulus kepada siapa pun, bahkan seorang sopir, bawahan, penjual buah , dll.

Semoga langkah-langkah tersebut bisa membuat hidup Anda lebih berkualitas. Terima Kasih.[j]

* Joycelina saat ini adalah seorang marketing di sebuah perusahaan swasta. Di sela-sela kesibukannya tersebut, ia juga menjalankan profesi sebagai desainer grafis lepas. Semasa kuliah pernah aktif sebagai President of Bina Nusantara English Club periode 2004-2005. Joycelina dapat dihubungi di email: joyce@geosinindo.co.id.

1 komentar:

  1. Hi, I'm Joyc. Agak kaget & seneng karena artikel lama ini bisa di re-post, terima kasih. Saya sudah tidak bekerja di prshn lama, jadi email saya di joyc_joyc@hotmail.com

    BalasHapus

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman