Kamis, 18 Agustus 2011

Masih Pantaskah Islam Yang Damai Dibela Oleh Orang Seperti Mereka?

: Puluhan anggota Front Pembela Islam Sulawesi Selatan merusak dan mengobrak-abrik salah satu warung Coto Makassar di Jalan AP Pettarani, Senin, 8 Agustus 2011. Alasan penyerangan yang dilakukan anggota FPI ini karena warung bernama Coto Pettarani tersebut tetap buka di siang hari selama bulan puasa. Massa FPI itu menganggap, pemilik warung coto tersebut tidak menghargai dan menghormati umat Islam yang sedang berpuasa.


Meminta orang untuk menghormati orang lain yang sedang berlatih menahan nafsu (puasa) dengan cara mengumbar nafsu angkara dan kekerasan

Menurut Rudi, salah satu pemilik warung, insiden terjadi sekitar pukul 14.00 Wita. Saat itu massa FPI yang berjumlah sekitar 30 orang dengan seragam lengkap FPI mendatangi warung cotonya. Sebagian massa tersebut masuk menemui Hj Adriani yang juga pemilik warung.

“Dua orang berbicara dengan Ibu Haji, tapi saat berbicara, mereka langsung membanting meja. Padahal saat itu masih ada sekitar 20 orang yang sedang makan,” kata Rudi, yang ditemui di lokasi jualannya. Karena kaget, para pengunjung panik dan berusaha melarikan diri keluar dari warung. Sedangkan pemilik warung dan karyawan berusaha melakukan perlawanan.

Duel yang berlangsung di dalam warung memancing emosi anggota FPI lainnya. Mereka kemudian menendang dinding yang terbuat flat serta meninju kawat warung tersebut hingga jebol. Sebagian lainnya, semakin emosi dan membanting semua meja yang ada di dalam warung.

Beruntung, insiden itu berhasil dikendalikan seorang anggota polisi dari Polsek Rappocini, Aiptu Zulhajji. Polisi tersebut sempat mengeluarkan senjata dan meminta agar aksi dihentikan. “Kejadian sekitar 30 menit, setelah itu mereka langsung pulang dengan menggunakan motor,” tambah Rudi.

Akibat dari kejadian itu, dua orang karyawan menderita luka. Salah satunya Ikbal, terluka dibagian perut yang terkena pecahan asbak. Sedangkan empat anggota FPI terluka di bagian mulut hingga berdarah. Rudi mengaku mengalami kerugian akibat peristiwa itu, namun ia belum menaksir total kerugian akibat hancurnya gelas, mangkuk, serta dinding bangunan, termasuk pintu gapura warung tersebut.

Aksi ini mendapat pengawalan dari aparat kepolisian dari Polrestabes Makassar dan Polsek Panakukang. Meski demikian, mereka tidak bisa berbuat banyak saat massa FPI melancarkan aksinya.

Pimpinan FPI sulsel, Abdurrahman, yang memimpin razia warung makan siang ini membenarkan aksi perusakan yang dilakukan oleh anggota-anggotanya.


“Kami datang mengimbau, tapi mereka melawan, jadi kami tidak segan-segan melakukan kekerasan, kalau mereka tetap ngotot mau membuka warungnya selama bulan puasa, maka kami akan membakarnya,” pungkas Abdurrahman lewat megaphone di atas mobil pick-up yang mereka bawa”

Puasa diperintahkan Allah dengan maksud agar orang yang beriman memperoleh derajat taqwa, tingkatan yang lebih tinggi dari iman. Salah satu nilai yang diharapkan bisa tercapai dari ibadah puasa Ramadhan adalah pengendalian nafsu manusia itu sendiri.

Puasa juga melatih iman seseorang untuk bisa menghargai orang lain (bukan hanya minta dihormati) karena seperti kita tau masyarakat kita majemuk, tidak semua orang melakukan ibadah puasa terutama dari kalangan non muslim, tidak semua orang Islam puasa “karena Allah memerintahkan puasa Ramadhan diwajibkan untuk orang-orang yang beriman” bukan seluruh umat Islam.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqoroh : 183)

Sudah saatnyalah kita sebagai muslim bukan termasuk kaum yang cengeng yang butuh diproteksi, sudah saatnyalah kaum muslim menjadi “rahmat bagi sekalian alam semesta” mampu menyinari kedamaian dan kesejukan hati bagi semesta alam, bukan menjadi momok ketakutan bagi lingkungan terutama minoritas.

Marilah kita berpikir lebih dewasa dengan mengedepankan sifat kasih sayang sebagaimana sifat Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, kasih sesama manusia dan alam, bukan kerusakan. Angkara murka, permusuhan iri dengki hasut hanya akan membawa polemik yang lebih besar dan tidak menyelesaikan permasalahan. Semoga momen Ramadhan yang mulia ini menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua.


Saat kita berlebih dan kenyang, apakah para kaum miskin yang kelaparan pernah meminta kita untuk menghormati mereka?

Sederhananya “Belajar lapar agar kita merasakan bagaimana selama ini saudara kita yang lain yang serba kekurangan hanya bisa gigit jari melihat kemampuan kita sementara mereka hidup dalam keterbatasan dan kepapan” namun mereka tetap sabar menjalani hidup mereka. Pernahkah kita berpikir toleransi pada kemiskinan dan kelaparan disekitar kita? lantas kalau belum pernah masih layakkah kita minta dihargai dan diberikan proteksi kala sedang lapar menjalankan ibadah puasa?

Masih layakkah ajaran yang damai ini ditegakkan dengan cara kekerasan seperti yang dilakukan Front Pembela Islam selama ini?[ruanghati.com]

Jangan lupa di like...
Follow Juga Ya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman