Minggu, 25 September 2011

Rebutan Giliran Air Untuk Sawah, Kakek Tewas Akibat Carok

Rebutan Giliran Air Untuk Sawah, Kakek Tewas Akibat Carok:
Rebutan Giliran Air Untuk Sawah, Kakek Tewas Akibat Carok
Rebutan Giliran Air Untuk Sawah, Kakek Tewas Akibat Carok. Razat, lelaki berusia 70 tahun,Sabtu (24/9) harus meregang nyawa setelah lehernya hampir putus akibat digorok oleh tetangganya sendiri.

Dari leher warga Dusun Dadapan RT 01 RW I, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, itu darah segar nampak bercucuran. Di duga terlalu banyak darah yang keluar, akhirnya lelaki uzur dengan dua istri itu langsung tewas dihadapan pelaku yang bernama Siswanto (25).

Sementara usai menghabisi lawan ‘Caroknya’, pelaku yang berdomisili di Dusun Karanganyar RT 05 RW I, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, itu langsung berkelebat pergi dan menyerahkan diri ke Mapolsek Sempu. Sedangkan barang bukti berupa golok yang masih berlumuran darah juga dibawanya serta.

Keterangan Aiptu M. Nurdin, salah satu anggota Polsek setempat, kondisi pelaku saat menyerahkan diri juga terlihat terluka parah akibat sabetan senjata tajam. “Karena darah terus mengucur dari tangannya, pelaku kita rujuk ke RSUD Genteng untuk mendapat perawatan,” ungkap polisi berpostur tinggi besar itu.

Keterangan lain yang berhasil dihimpun jurnalbesuki, peritiwa tragis tersebut terjadi di halaman depan rumah korban. Awalnya, saat berada di areal persawahan, antara pelaku dan korban hanya cekcok mulut mempersoalkan giliran air untuk lahan sawah mereka.

Nah, pada saat korban sedang berada dirumah istri keduanya yang bernama Marfuah (50), tiba-tiba ia didatangi pelaku. Sempat terjadi adu mulut lagi, lalu karena sama-sama ngotot dan tidak ada yang mau mengalah, berakhir dengan perkelahian dengan masing-masing menghunus golok dan clurit.

“Saya lihat posisi posisi Pak Razat, sudah terlentang dibawah dan saat itu Siswanto, berada diatasnya menggerak-gerakkan goloknya. Saya juga melihat darah keluar dari leher Pak Razat, karena kaget dan takut serta melihat suasana sepi, saya langsung berteriak minta tolong,” sebut saksi yang masih tetangga korban, tanpa mau disebutkan namanya.

Perkelahian tidak berimbang itu baru berhenti setelah puluhan warga mendatangi TKP. Sedangkan pelaku secepat kilat melarikan diri. Sementara korban Razat, terlihat sudah tidak bergerak,” tutur saksi tersebut menambahkan. Petugas yang tak lama kemudian datang ke TKP segera membawa jasad korban ke RSUD Genteng, untuk di otopsi. (JurnalBesuki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman