Kamis, 09 Oktober 2008

Bertanggung Jawab Terhadap Kehidupan






“If it is to be, it is up to me
Jika segalanya harus terjadi, maka semua itu akan tergantung pada diriku sendiri.”
– Unknown –

Bila pepatah lama tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa kita, kurang lebih artinya adalah ‘hanya diri kita yang sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kehidupan atau nasib diri kita sendiri’. Apa yang akan terjadi terhadap diri Anda di tahun-tahun mendatang sepenuhnya terletak di tangan Anda. Begitupun segala kemungkinan target yang bakal Anda capai di tahun-tahun tersebut tergantung pada diri Anda sendiri.

Untuk mendapatkan kemungkian hasil yang optimal dibutuhkan sebuah sikap bertanggung jawab terhadap anugrah kehidupan ini. “The price of greatness is responsibility. – Harga sebuah kesuksesan besar adalah sikap yang bertanggung jawab,” tegas Winston Leonard Spencer Churchill. Oleh sebab itu, aspirasikan rasa tanggung jawab kita terhadap hidup ini dengan sebaik-baiknya.

Menurut saya ada beberapa ketentuan untuk dapat melaksanakan tanggung jawab kehidupan ini dengan baik. Ketentuan pertama adalah mengenali dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri sendiri. Bersamaan dengan hal itu, kita juga harus memahami tujuan hidup ini agar langkah yang kita kerjakan lebih terfokus. Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir dan bersikap positif walau apapun yang terjadi.

Satu hal yang ingin saya tegaskan bahwasanya kehidupan atau kesuksesan kita selanjutnya tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar depan. Tanggung jawab kita dalam merespon keadaan lebih menentukan keberhasilan. Suatu keadaan yang sama, tetapi bila direspon secara berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda pula.

Sebagai contoh adalah kehidupan mengenai sepasang saudara kembar di Amerika Serikat. Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1950-an. Keluarga pasangan saudara kembar ini berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu secara positif, dan bertekad untuk sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam belajar dan tekadnya yang besar, maka ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika Serikat.

Sedangkan saudara kembarnya sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu secara negatif. Sehingga ia kehilangan kendali dan selalu berusaha menhancurkan diri sendiri. Akibatnya, ia harus mendekam di penjara seumur hidup karena melakukan tindak kejahatan yang sangat fatal. Tidak ada orang lain yang harus dipersalahkan. Kesalahannya sendiri merupakan penyebab dari nasib buruknya itu.

Dalam kisah tersebut terdapat perbedaan rasa tanggung jawab hidup yang besar. Faktor pembeda yang pertama adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri masing-masing individu. Sang kakak merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia kembangkan lebih lanjut. Oleh sebab itu ia merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih kehidupan yang lebih baik.

Sedangkan sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga sang adik tidak merasa mampu mengemban tanggung jawab kehidupan ini dengan baik. Selain itu, sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti, sehingga setiap langkahnya terarah. Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang pasti. Sehingga ia merasa tidak perlu bertanggung jawab terhadap kehidupan ini.

Sementara sang kakak selalu menyikapi keadaan secara positif. Di lain pihak sang adik tidak melihat sisi positif dari bencana yang menimpa keluarga mereka. Perbedaan tingkat rasa tanggung jawab hidup diantara mereka berdua telah menyebabkan perbedaan nasib yang sangat besar pula.

Sekali lagi saya tegaskan, hanya diri kita sendirilah yang bertanggung jawab menentukan kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan orang lain tidak bertanggung jawab terhadap nasib ataupun kesuksesan kita. Peran orang lain hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapi usaha kita. Zig Ziglar mengatakan, “You are the only one who can use your ability. It is an awesome responsibility. – Anda adalah satu-satunya orang yang dapat menggunakan kemampuan Anda sendiri. Hal itu sepenuhnya merupakan tanggung jawab Anda.”

Kalaupun suatu hal buruk menimpa kita, maka sikapi keadaan tersebut dengan penuh tanggung jawab. Einstein memberikan petunjuk, “We have to do the best we can. This is our sacred human responsibility. – Kita harus melakukan yang terbaik. Itu merupakan tanggung jawab kita sebagai umat manusia.” Artinya, kita senantiasa dituntut untuk menjalankan peran atau tanggung jawab hidup ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga kehidupan kitapun senantiasa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

* Andrew Ho adalah penulis buku best seller, salah satu motivator terbaik di Asia, dan juga seorang pimpinan sebuah perusahaan direct selling. Ia dapat dihubungi di email: andrewhosc@hotmail.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman