yang akan terjadi jika film-film asing benar-benar lenyap dari bioskop-bioskop di Tanah Air? Mungkin benar kata salah seorang kawan bernama Divin Nahb lewat status di akun facebooknya yang menulis begini: “Film luar nggak beredar. Gantinya film horor yang memuat daftar setan Indonesia. Ooooh my God!!”
Sambil bergurau, kawan-kawan Divin pun saling bersahut-sahutan mengomentari statusnya. Ada yang mengomentari, INILAH DAFTAR SETAN INDONESIA: gendruwo, pocong, kuntilanak, leak, tuyul, hantu goyang kerawang, si manis jembatan ancol, hantu terowongan casablanca, hantu puncak, ….
Divin menyahut: 1. Suster ngesot. 2. Hantu Jeruk Purut. 3. Sundel Bolong. 4. Apalagi yaaaa.
Maklumlah kenapa Divin Punya pikiran bahwa film-film hantu yang akan mendominasi jagad perfileman negeri ini apabila film-film asing tak masuk ke Indonesia. Bukankah pengalaman telah mengajarkan, betapa film-film yang mengangkat tema “hantu” dan sebangsanya senantiasa tak pernah hilang dimakan waktu?
Ketika film-film asing masih ramai saja, para hantu di film-film kita sudah bergentayangan dengan sentausa, apalagi kini ketika film-film asing yang boleh disebut sebagai pesaing tangguh film hantu sedang bertiarap, kian menjadi-jadilah para hantu meneror penonton bioskop.
Demikianlah, dari waktu ke waktu film hantu menjadi komoditi yang “kagak ada matinye”.
Konon, film hantu hampir sama tuanya dengan sejarah film itu sendiri. Hanya satu tahun dari demontrasi proyektor pada tahun 1895 oleh Robert Paul di London, Lumiere bersaudara di Paris, dan Thomas Alva Edison di Atlanta, Georges Melies membangkitkan hantu-hantu dari kubur dan merekamnya dalam “Lc Manoir du Diable” (1896). Sementara di Indonesia kita mulai berkenalan dengan film hantu atau lebih dikenal sebagai film bergenre horor sejak 1941 melalui “Tengkorak Hidoep”.
Lantas mengapa di antara kita menyukai film-film hantu? Menurut pendapat David Rudd, dekan College of Social and Behavioral Science, orang menyukai ketakutan dan berusaha mencari ketakutan lewat film horor karena mereka tahu bahaya yang mereka rasakan palsu. Mereka tahu benar bahwa sebenarnya mereka baik-baik saja. Kesadaran itu mengusir rasa takut dan bahkan membuat mereka gembira.
Atau, jika kita hendak lebih jauh menganalisis, mengapa banyak penonton yang menyukai film hantu? Boleh jadi ini berkait dengan kultur masyarakat Indonesia yang “dekat” dengan hal-hal mistis, sehingga darinya muncul kawasan-kawasan angker di hampir semua sudut negeri ini.
Ah.. zaman memang telah melaju sedemikian cepatnya. Jika dulu kita bergidik membicarakan hantu, sekarang hantu malah buat mainan dan diperdagangkan citranya.
Hantu secara umum merujuk pada kehidupan setelah kematian. Hantu juga dikaitkan dengan roh atau arwah yang meninggalkan badan karena kematian. Definisi dari hantu pada umumnya berbeda untuk setiap agama, peradaban, maupun adat istiadat.
12 hantu paling beken
Hehehehe, boleh jadi, sebagai bangsa yang dekat dengan kultur mistik, bangsa kita paling banyak memiliki kisah hantu. Itulah soalnya, para produser film kita tak pernah kehabisan tema dan judul yang berkait dengan kisah perhantuan. Sampai-sampai, beberapa orang membuat peringkat, terdapat 12 hantu paling beken di Indonesia. Sebut saja:
1. Kuntilanak; dicitrakan sebagai “wanita cantik” yang senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu di iringi harum bunga kamboja. Kuntilanak juga senang menyantap bayi dan melukai wanita hamil. Kuntilanak difilmkan pada 1974.
2. Sundel bolong ; dicitrakan sebagai wanita berambut panjang dan bergaun panjang warna putih. Di gambarkan pula terdapat bentukan bolong di bagian punggung yang sedikit tertutup rambut panjangnya sehingga organ-organ tubuh bagian perut terlihat. Kabarnya, hantu sundel bolong mati karena diperkosa dan melahirkan anaknya dari dalam kubur. Film “Sundel Bolong” (1981) ditonton oleh 301.280 orang dan menjadi Film Terlaris III di Jakarta pada tahun 1981.
3. Tuyul, digambarkan sebagai mahluk halus berwujud anak kecil atau orang kerdil dengan kepala gundul. Tuyul dapat di pekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri uang. Tuyul difilmkan pada 1978 dengan judul “Tuyul” dan tahun 1979 dengan judul “Tuyul Eee Ketemu Lagi”, “Tuyul Perempuan” (1979).
4. Pocong, digambarkan memiliki wajah rata dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Pocong diangkat ke film pada 2010 dengan judul “Pocong Jumat Kliwon”.
5. Genderuwo, adalah sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Film “Genderuwo” diproduksi tahun 1981.
6. Wewe Gombel, adalah sebuah istilah dalam tradisi Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang suka mencuri anak-anak, tapi tidak mencelakainya. Disebut Wewe gombel karena kejadian in terjadi di daerah Gombel, Semarang. Pernah diangkat ke layar lebar dengan judul “Legenda Wewe Gombel” (2007)
7. Leak. Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Film berjudul LEAK yang diproduksi oleh PT. Ganesha Perkasa Films diedarkan pada 2007.
8. Rangda, adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.
9. Kuyang, merupakan siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari darah bayi.
10. Palasik, menurut kepercayaan orang Minangkabau adalah sejenis makhluk gaib. Menurut kepercayaan Minangkabau palasik bukanlah hantu tetapi manusia yang memiliki ilmu hitam tingkat tinggi.
11. Orang Bunian, adalah sejenis makhluk halus yang dikenal di wilayah Minangkabau, Sumatera Barat. Bentuknya menyerupai manusia, tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggal penghuninya.
12. Jin, secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.
Nah, itulah 12 hantu yang konon paling beken di seantero Nusantara. Jadi siap-siap saja, seiring berkurangnya tayangan film-film asing di gedung bioskop, sebagai gantinya akan muncul 12 hantu di atas beserta sanak familinya yang belum saya sebut di tulisan ini. Setidaknya, di awal tahun ini saja sudah ada “Hantu Goyang Karawang” dan “Jenglot Pantai Selatan” garapan Rizal Mantovani.
sumber :http://liputan24.info/suguan-12-film-setan-ngesot-akan-menggantikan-film-hollywood/
klikunic.com