Pemerintah tampaknya lebih memilih untuk membayar tebusan dibandingkan melakukan operasi militer untuk membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus yang ditawan perompak Somalia di Teluk Aden, Laut Arab. Negosiasi nilai tebusan telah dilakukan dan telah membuahkan hasil. “Hari ini (kemarin) tinggal menyusun mekanisme penyerahan uang tebusan itu,” kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Bekasi, Kamis (14/4).
Kapal yang malang MV Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia
Panglima mengatakan, opsi membayar tebusan diambil PT Samudera Indonesia Tbk selaku pemilik kapal untuk menghindari jatuhnya korban jiwa WNI yang mungkin timbul selama proses pembebasan sandera. Opsi militer dinilai sangat riskan, karena perompak kini telah melabuhkan kapal MV Sinar Kudus ke pantai yang dikuasai gerombolan perompak.
“Malaysia dan Korea berhasil melakukan pembebasan sandera karena kapalnya masih di tengah laut. Sekarang ini kapalnya (MV Sinar Kudus) sudah dilegokan di dekat pantai yang mereka miliki. (Opsi pembayaran tebusan) itu yang paling aman bagi keselamatan ABK,” katanya.
Panglima menambahkan, opsi negosiasi pembayaran tebusan memang paling aman bagi keselamatan ABK dan muatan kapal, meski aksi militer telah disetujui pemerintah Somalia melalui duta besarnya di Jakarta. “Kami paham Pemerintah Somalia tidak mampu mengendalikan perompak. Dan mereka mempersilakan kapal yang dibajak untuk melakukan operasi militer ke wilayah Somalia,” tutur diasumber :http://ruanghati.com/2011/04/15/pemerintah-pilih-tebus-mv-sinar-kudus-dari-pada-operasi-militer/"