Kamis, 16 Oktober 2008
Asuransi Kesehatan Sudah Menjadi Kebutuhan
Biaya kesehatan sekarang walau hanya berobat ke dokter, membutuhkan biaya yang cukup mahal, apalagi bila harus berobat dan menginap dirumah sakit. Biaya pengobatan yang semakin hari semakin meningkat mengakibatkan beban keluarga menjadi sangat berat bila salah satu anggota keluarga diserang penyakit. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah perencanaan guna mengatasi problema atau masalah ini dengan cermat dan bijaksana.
Menghadapi Keadaan Tidak Terduga
Kebutuhan biaya rumah sakit yang semakin mahal, mengakibatkan masyakarat bukan saja harus mengambil tabungan masa depan mereka tapi malah ada yang harus meminjam terlebih dahulu ke sanak-saudara karena pengeluaran bentuk ini selalu saja diabaikan. Bagaimana Anda dapat mengatasi problema seperti ini? Ada cara yang menurut hemat kami dapat membantu Anda paling tidak mengantisipasi hal ini dari segi ketersedian keuangan untuk hal-hal yang tidak terduga. Pertama dengan menyiapkan dana tak terduga yang harus Anda isi kembali bila sudah terpakai dan kedua dengan miliki asuransi kesehatan. Kedua alternatif ini memiliki kelebihan maupun kekurangan.
Antara Dana Darurat dengan Asuransi Kesehatan
Pilihan pertama adalah dengan menyiapkan dana darurat. Besarnya alokasi dana ini umumnya berkisar antara 3-6 bulan biaya hidup. Bila pengeluaran bulanan keluarga sebesar Rp. 5 juta, maka paling tidak Anda harus menyisihkan dalam bentuk investasi dengan tingkat likuiditas tinggi sebesar antara Rp. 15 juta sampai Rp. 30 juta. Bila terjadi musibah, anak Anda sakit misalkan, dan membutuhkan dana sebesar Rp. 5 juta, maka setelah itu, isi kembali alokasi dana dana darurat sebesar dana yang Anda ambil sehingga nilainya tetap seperti semula.
Kegunaan dari dana ini bisa digunakan bukan saja untuk musibah sakit, tapi bisa saja untuk perbaikan rumah yang bocor, mobil terserempat dan lain-lain. Keterbatasan dari alternatif ini adalah dana yang tersedia sangat terbatas. Terkadang dana yang dipersiapkan tidak mencukupi untuk kebutuhan darurat.
Kelebihan dengan cara ini adalah Anda dapat menentukan besarnya dana yang harus Anda keluarkan atau Anda sisihkan. Bila tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau tak terduga maka dana yang telah Anda sisihkan tetap utuh jumlahnya.
Alternatif lain yang dapat Anda lakukan adalah dengan membeli asuransi kesehatan keluarga. Dengan program ini Anda mengalihkan risiko terjadinya hal tak terduga (sakit) ke pihak ketiga (perusahaan asuransi) dengan biaya yang harus Anda keluarkan setiap tahunnya berupa premi tahunan yang tidak memiliki nilai tunai atau akan hilang atau hangus bila tidak terpakai dalam tahun berjalan.
Asuransi Kesehatan
Masyarakat Indonesia pada umumnya belum melihat asuransi khusunya asuransi kesehatan sebagai suatu kebutuhan. Lain halnya dengan masyarakat Amerika atau Eropa yang sudah melihat asuransi kesehatan sebagai suatu kebutuhan. Bukan hanya biaya yang tinggi untuk mendapatkan perawatan medis di negara Amerika atau Eropa tapi bila tidak memiliki asuransi maka akan sangat sulit bagi mereka untuk mendapatkan perawatan terbaik yang diinginkan.
Secara umum perihal asuransi kesehatan hampir sama dengan asurasi general dimana premi yang dibayarkan untuk satu tahun tidak dapat dikembalikan lagi atau hangus walau selama tahun berjalan tidak ada klaim. Beberapa perusahaan asuransi memberikan sejumlah pengembalian dari premi yang dibayarkan bila tidak ada klain selama 1 tahun berjalan, walau besarannya kecil.
Manfaat Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan adalah jenis asuransi yang menjaga ketersedian dana bila individu atau anggota keluarga terserang penyakit. Semua kebutuhan dari berobat ke dokter sampai harus menginap dirumah sakit dengan berbagai kebutuhan seperti, biaya obat dirumah sakit sampai operasi semua hal tersebut ditanggung oleh perusahaan asuransi. Secara umum jenis perawatan atau program yang tersedia adalah manfaat rawat jalan (outptient), manfaat rawat inap (inpatient), manfaat persalinan dan manfaat perawatan gigi.
Dalam manfaat rawat jalan terdapat batas maksimum penggunaan dana setiap tahunnya. Dari total biaya pengeluaran untuk rawat jalan, secara umum di setiap perusahaan asuransi mewajibkan tertanggung untuk membayar 20%-nya.
Manfaat persalinan berkaitan dengan kelahiran anak, dari biaya melahirkan normal, melahirkan dengan alat bantu tambahan dan operasi S-caesacea. Untuk manfaat persalian terdapat masa tunggu yang biasanya sampai 280 hari. Setiap perusahaan asuransi memiliki batas masa tunggu yang berbeda-beda.
Sedangkan untuk manfaat perawatan gigi terdiri dari pencegahan, perawatan gigi dasar, perawatan gigi kompleks dan pemasangan gigi palsu. Untuk perawatan semua ini biasanya perusahaan asuransi membatasi jumlah total biaya yang bisa digunakan per-tahun. Dalam manfaat perawatan gigi terdapat kewajiban bagi tertanggung untuk membayar 20% dari biaya perawatan (sama dengan manfaat rawat jalan).
Ketiga manfaat perawatan seperti diatas, yaitu rawat jalan, persalinan dan manfaat perawatan gigi merupakan pilihan tambahan yang bisa Anda ambil dengan mengikuti program dasar yaitu manfaat rawat inap. Jadi Anda tidak bisa hanya mengambil manfaat rawat jalan saja, persalinan saja atau perawatan gigi saja tanpa mengikuti program dasar manfaat rawat inap.
Untuk manfaat rawat inap dimana merupakan manfaat dasar yang harus diambil terlebih dahulu, cakupan manfaat rawat inap secara umum hampir sama dari berbagai perusahaan asuransi yang ada. Cakupan umum manfaat rawat inap adalah, biaya akomodasi ruangan, biaya akomodasi ruangan-ICU, konsultasi dokter dan dokter spesialis, biaya tindakan bedah, biaya lain-lain rumah sakit mencakup: biaya obat, pemeriksaan lab dan diagnostic sampai santunan kematian.
Besarnya pertanggungan sangat bergantung dengan program yang Anda ambil, berbagai perusahaan asuransi memakai nama atau jenis program yang berbeda-beda. Untuk rawat inap besarnya premi yang harus dibayar pertahun dilihat dari besarnya biaya akomodasi kamar di rumah sakit yang Anda pilih, misalnya Anda memilih biaya akomodasi dengan biaya Rp. 200,000 maka manfaat berikutnya mengikuti pilihan program yang ditentukan.
Sistem Klaim Asuransi
Dalam hal klaim ada perusahaan asuransi yang memakai sistem penggantian (reimbursement) atau sistem provider. Dengan sistem penggantian, tertanggung harus mengeluarkan uang dulu untuk membayar biaya pengobatan yang kemudian dapat Anda klaim (meminta penggantian) ke perusahaan asuransi. Dalam hal ini kelengkapan surat-surat administrasi menjadi keharusan. Terkadang permasalahan timbul dalam proses klaim karena tidak lengkapnya persyaratan yang dibutuhkan. Lamanya pencairan dana klaim tertantung dengan perusahaan asuransi secara umum berkisar 7 hari kerja.
Sedangkan untuk sistem provider Anda tidak mengeluarkan uang sepeser pun, Anda hanya dibekali kartu keanggotaan asuransi kesehatan guna mendapatkan pelayanan medis yang dibutuhkan. Tentunya di rumah sakit atau klinik yang telah Anda pilih sebelumnya.
Dengan sistem penggantian Anda bisa masuk ke rumah sakit mana saja. Sedangkan dengan sistem provider, Anda harus menentukan pilihan rumah sakit yang Anda inginkan berdasarkan list rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi tersebut.
Pentingnya Asuransi Kesehatan
Setelah mengetahui dasar-dasar atau asuransi kesehatan secara umum, terlihat bahwa asuransi kesehatan menjadi sangat penting bagi sebuah perencanaan keluarga. Mengapa demikian? Pertama, dengan mengikuti program asuransi kesehatan, secara pasti Anda mengetahui beban pengeluaran yang harus keluarkan pertahun untuk pembayaran premi tanpa harus takut bila salah satu anggota keluarga terserang penyakit. Kedua dengan memilih program asuransi kesehatan dengan sistem provider, bila salah satu anggota keluarga terserang penyakit maka Anda tidak usah pusing dengan permasalahan uang, karena semua itu sudah ditanggung oleh perusahaan asuransi dan Anda tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk rawat inap. Dengan rawat jalan Anda diharuskan mengeluarkan 20% dari total biaya.
Semoga ulasan singkat ini membuka mata pembaca pembelajar.com mengenai pentingnya asuransi kesehatan dalam perencanaan keuangan keluarga.
* M. Ichsan dapat dihubungi melalui email: ichsan02@yahoo.com.
PRILAKU KEUANGAN & INVESTASI
Masyarakat Indonesia seringkali mudah terbuai dengan berbagai janji tingkat pengembalian yang tinggi tanpa mempelajari bagaimana perusahaan atau investasi tersebut beroperasi. Satu hal yang juga dilupakan oleh mereka para investor adalah sisi mata uang lainnya dalam berinvestasi, yaitu resiko. Karena hampir dipastikan bahwa tidak ada investasi yang memberikan keuntungan sangat fantastis tapi tidak memiliki resiko sama sekali. Oleh karenya, prilaku keuangan individu dalam berinvestasi sangatlah penting.
Bila Anda mengikuti perkembangan investasi atau penelitian berkenaan dengan investasi, ternyata prilaku keuangan sangat berperan dalam pengambilan keputusan seseorang mengenai investasi. Pengambilan keputusan keuangan, akan sangat dipengaruhi oleh prilaku emosi atau pengetahuan Anda berkenaan dengan investasi.
Dari beberapa buku mengenai keuangan ada kurang lebih 9 permasalah prilaku yang mempengaruhi Anda dalam pengambilan keputusan, yang biasanya diluar kesadaran Anda. dalam artikel kali ini kami akan berbagi beberapa prilaku sehingga dapat membantu Anda dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
Ketakutan (fear)
Dalam kaitannya dengan investasi, rasa takut diartikan dengan tidak adanya rasa percaya terhadap pasar modal. Banyak orang merasa bahwa dengan berinvestasi di pasar modal mereka takut akan kerugian atau malah kehilangan dana seluruhnya. Tapi Anda juga tau bahwa penurunan drastis yang terjadi di pasar modal pastinya dipengaruhi oleh sebab lain yang juga besar.
Ketakutan individu yang lain untuk berinvestasi di pasar modal adalah tingginya tingkat volatilitasnya. Atau perubahan harga naik dan turun sangat besar dan cepat. Mungkin ini ada benarnya, tapi saya ingin berbagi pandangan dan pengetahun berkenaan dengan hal ini. Satu illustrasi, bagaimana Anda akan mengukur jarak dari rumah Anda ke kantor, apakah dalam mm atau dalam km? Bagi mereka yang melihat perubahan harga dari hari-kehari dana bulan kebulan mungkin akan berkesimpulan bahwa berinvestasi di pasar modal sangat riskan karena perubahan naik dan turunnya sangat besar dan cepat.
Dalam jangka pendek memang terlihat bahwa pasar sangat besar perubahan naik dan turunnya. Tapi bila ditarik jangka waktu investasinya maka akan terlihat bahwa pasar modal tidaklah beresiko seperti yang Anda bayangkan. Setiap investasi pastinya beresiko, demikian pula dengan berinvestasi di pasar modal, tapi dengan jangka waktu yang lebih panjang, pasar modal memberikan peluang untuk memberikan tingkat pengembalian yang cukup dengan resiko tetap terukur. Kebanyakan para pemain atau investor di pasar modal di Indonesia adalah pemain jangka pendek. Sehingga mereka sangat percaya bahwa pasar modal sangat tinggi volatilitasnya. Sekarang cobalah melihat dari jangka waktu yang lebih panjang, dan terus berinvestasi.
Keserakahan (greed)
Keserakahan dapat diartikan sebagai tingkat kepercayaan yang terlalu tinggi terhadap pasar modal maupun sarana investasi lain dan hal ini sangat berbahaya terhadap kesehatan keuangan keluarga Anda sama halnya seperti ketakutan.
Investor yang sudah lama berkecimpung di pasar modal seringkali merasa sangat yakin dengan pilihan investasinya, sehingga mereka sering mengabaikan bahwa harga saham dari suatu saham juga mengalami penurunan. Bila berinvestasi di saham banyak orang yang sangat yakin dan hanya terfokus pada tingkat pengembalian yang diharapkan dan melupakan resiko yang juga terkandung di dalamnya. Mungkin hal ini juga terjadi dengan para investor yang menanamkan uangnya di PT. QSAR dan investasi “pepesan kosong” lainnya dimana mereka hanya melihat satu sisi mata koin investasi dan terfokus dengan tingkat pengembalian yang fantastis dan melupakan bahwa sebenarnya bisnis agrobisnis juga mungkin mengalami kerugian, malah Bob Sadino mengatakan, berinvestasi di agrobisnis harus siap mengalami kerugian. Tingkat pengembalian tinggi pastinya diimbangi dengan tingkat resiko yang sesuai. Jangan mudah terbuai hanya dengan bujukan atau rayuan penjual tapi pelajari dan telaah terlebih dahulu, jangan mengambil keputusan hanya berdasarkan emosi Anda.
Penyesalan (regret)
Satu hal lain yang menurut kami juga sangat berpengaruh adalah rasa penyesalan. Dalam hal ini dapat diartikan sebagai harapan bahwa Anda tidak melakukan apa yang pernah Anda lakukan dalam berinvestasi. Seperti halnya, para investor di PT. QSAR. Esensinya, bahwa dengan kesalahan serta rasa penyesalan ini membuat Anda merasa bodoh. Oleh karenanya banyak orang mencoba untuk menghindari penyesalan. Penyesalan merupakan prilaku emosi yang sangat berpengaruh terhadap prilaku keuangan Anda.
Sebagai illustrasi, kami mencoba memberikan contoh apa yang dilakukan orang untuk menghindari penyesalan. Katakanlah bahwa Anda dan kakak Anda dalam situasi keuangan yang sama dan dalam prilaku investasi yang sama pula. Tiba-tiba, Orang tua Anda meninggal dan mewariskan Rp.100 juta dalam bentuk deposito untuk Anda dan Rp.100 juta dalam bentuk saham untuk kakak Anda. Anda dan kakak Anda tidak merasa nyaman dengan investasi ini, investasi dalam bentuk deposito terlalu konservatif untuk Anda dan bermain di saham terlalu beresiko untuk kakak Anda, apa yang menurut Anda akan dilakukan oleh kakak beradik ini? Kemungkinan terbesar adalah bahwa mereka tidak akan melakukan apa-apa dengan investasi tersebut.
Mengapa? karena disatu sisi Anda merasa apabila dipindahkan dalam investasi jenis lain dan ternyata mengalami kerugian, maka Anda akan merasa bahwa Anda salah dalam mengambil tindakan dan akan merasa penyesalan. Untuk menghindarinya mereka tidak melakukan apa-apa. Demikian pula dengan kakak Anda, dengan memindahkan investasi dari saham, kakak Anda takut pasar modal akan memberikan keuntungan besar didepan, yang nantinya membuat penyesalan. Dengan pemikiran untuk menghindari penyesalan kakak Anda juga tidak melakukan apa-apa dengan investasi dari warisan tersebut. Ini merupakan illustasi dan sangat mungkin terjadi.
Banyak investor yang melakukan hal-hal yang tidak masuk akal untuk menghindari penyesalan. Banyak dari mereka yang mempertahankan saham yang menurun dari nilainya dengan tajam dengan harapan akan kembali naik dan mendapatkan kembali modalnya. Mereka beranggapan bahwa apabila mereka belum menjual saham tersebut, mereka merasa bahwa mereka belum merasa rugi. Dengan menjual saham tersebut sama saja dengan mengatakan bahwa mereka gagal dan kegagalan tersebut mengakitkan rasa penyesalan.
Tindakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan emosi sangat riskan dan dapat mengakibatkan kerugian. Misalkan saja, Anda menginvestasikan Rp.10 juta dalam bentuk saham, dan saham tersebut mengalami penurunan drastis yang mengakibatkan penurunan nilai sampai 50% menjadi Rp.5 juta. Anda tidak akan menjualnya, dengan beranggapan bahwa dengan menjualnya Anda mengakui kesalahan Anda. dengan begitu Anda tetap mempertahankannya dan menunggu sampai saham tersebut kembali ke level harga sebelumnya.
Kami berharap dengan paparan ini, dan penjelasan beberapa prilaku keuangan yang dipengaruhi oleh emosi seperti diatas dapat membantu anda dalam mengenali prilaku tersebut sehingga dapat mengurangi pengambilan keputusan keuangan berdasarkan emosi semata dan mulai menghitungnya secara keuangan. Semoga bermanfaat.
* M Ichsan dapat dihubungi melalui email: ichsan02@yahoo.com
7 LANGKAH MENUJU KESEJAHTERAAN FINANSIAL
Tanpa terasa waktu bergulir begitu cepat. Berapa banyak impian tahun 2005 yang sudah dicapai? Tentunya sebagian dari Anda telah mencapai beberapa atau malah telah mencapai semua yang diimpikan. Tapi tidak sedikit yang tidak mencapainya. Mungkin karena tidak adanya proses perencanaan untuk mencapai apa yang diimpikan. Oleh karena itu, kami mencoba untuk memberikan 7 langkah yang dapat Anda lakukan untuk dapat mencapai apa yang selalu diidamkan semua orang, yaitu kesejahteraan finansial.
Langkah 1: Motivasi diri Anda dan tetapkan kekayaan saat ini
Semua hal yang dirasa tidak nyaman seputar keuangan bisa menjadi bahan motivasi untuk mengontrol keuangan keluarga. Tentunya Anda sering mendengar bahwa perkataan bila Anda berada dalam kesulitan selalu saja ada jalan keluar. Gunakan kesulitan atau ketidak nyamanan tadi sebagai motivasi untuk mencapai apa yang Anda impikan.
Menetapkan berapa kekayaan bersih yang Anda miliki adalah langkah awal bijak yang harus Anda lakukan. Alat bantunya adalah pembuatan catatan kakayaan. Catatan kekayaan merupakan ringkasan dari nilai aset, hutang atau liabilities dan kekayaan bersih keuangan keluarga pada waktu tertentu. Catatan kekayaan ini merupakan potret sesaat keadaan keuangan keluarga, misalkan per 31 Desember 2003. Catatan ini memberikan perkembangan kondisi keuangan sebuah keluarga. Dari gambaran ini dapat dilakukan perencanaan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai aset dan mengurangi hutang yang masih dimiliki keluarga. Tanpa adanya cacatan kekayaan dengan informasi lengkap, maka sulit bagi Anda untuk mencapai tujuan yang diidamkan.
Bila Anda sudah membuat cacatan tersebut dan memperoleh nilai kekayaan bersih yang Anda miliki, ada baiknya bila Anda membandingkan dengan ukuran general kekayaan dari sebuah buku dengan judul “The Millionaire Next Door” yang ditulis oleh Thomas J. Stanley dan William D. Danko. Formulanya adalah sebagai berikut “A persons’s expected wealth ougth to be 10% of your age multiplied by the annual household income”. Bila formula ini diaplikasikan untuk Anto dengan usai saat ini 35 tahun dan pendapatan selama setahun sebesar Rp.60 juta, maka nilai kekayaan bersih yang sebaiknya dimiliki adalah sebesar 3,5 x Rp.60 juta = Rp.210 juta.
Langkah 2: Tetapkan tujuan dan sesuaikan dengan kondisi keuangan
Menurut hemat kami, tujuan keuangan keluarga harus memenuhi 5 kriteria, yang disingkat menjadi SMART: Specific, Measurable, Attainable, Reality-based, dan Time-bound. Tujuan keuangan keluarga harus dinyatakan secara spsifik dalam nilai yang terukur serta jangka waktu pencapaiannya. Sebagai contoh, Anda ingin untuk hidup berkecukupan di masa tua. Ini memang tujuan, namun belum spesifik. Diperlukan nilai terukur, misalnya memerlukan dana Rp 1 milyar untuk dapat hidup berkecukupan di masa tua nanti. Agar lebih lengkap, tujuan perlu dinyatakan misalnya sebagai berikut: Pensiun pada usia 55 tahun dengan dana yang dimiliki Rp 1 milyar.
Salah satu kata kunci lain dalam menentukan tujuan keuangan keluarga adalah realistis, agar secara rasional bisa dicapai melalui pelaksanaan dan usaha yang berkesinambungan. Untuk itu, perlu dipertimbangkan situasi kondisi saat ini dalam menentukan tujuan. Jangan sampai tujuan ini menjadi seperti punguk merindukan bulan.
Ciri realistis sangatlah penting karena tujuan keuangan merupakan pilar penting perencanaan keuangan keluarga. Tujuan yang terlalu muluk malah akan menjadi bumerang karena bebannya akan terasa sangat berat sehingga kita menjadi enggan untuk melakukan perencanaan dan usaha pencapaiannya.
Langkah 3: Kenali kemana uang Anda dibelanjakan dan batasilah
Seperti Anda ketahui bahwa uang tunai sangat likuid, yang diartikan Anda dapat membelanjakannya. Untuk sebagian dari kita, karena uang tersebut sangat likuid, sering kali berlalu seperti air dalam genggaman tangan. Sebuah perencanaan anggaran belanja yang baik dapat memperlambat aliran tersebut dan membantu bila terjadi “banjir” keuangan.
Secara sederhana, penyusunan anggaran belanja bagi suatu keluarga adalah pemetaan tentang arah perjalanan finansial keluarga itu. Walaupun jangka waktu anggaran terbatas, tetapi setiap keputusan finansial yang diambil baik dari sisi pemasukan maupun pengeluaran, secara langsung atau tidak langsung, akan sangat mempengaruhi arah perjalanan finansial selanjutnya. Langkah-langkah finansial kecil yang kita putuskan melalui anggaran akan menentukan langkah-langkah besar di kemudian hari.
Langkah 4: Perhatikan dua masalah keuangan ini—overspending dan debt
Belanja berlebihan dan hutang diluar kemampuan, pasti akan merusak sebuah kondisi keuangan yang tadinya solid seperti baja menjadi “amburadul”.
Kebiasaan untuk berbelanja berlebihan bisa dikarenakan belanja itu menyenangkan. Masyarakat kita menganggap ke mall sebagai salah satu hiburan keluarga. Yang tadinya hanya ingin jalan-jalan, pulang malah membawa bungkusan besar dari hasil belanja di mall. Keputusan untuk membeli haruslah didasari oleh sebuah kebutuhan, jangan Anda membelinya hanya karena dorongan atau ketertarikan karena promosi serta iklan besar-besaran ataupun diskon. Tapi ambilah keputusan membeli sesuatu karena memang Anda membutuhkannya.
Contoh diatas merupakan kebiasan keuangan dimana mendahulukan membayar untuk orang lain dari pada diri sendiri. Untuk dapat mengubah serta memperbaiki pola pemakaian uang yang Anda hasilkan tiap bulannya maka Anda harus membayar untuk diri Anda sendiri di depan. Setiap baru mendapatkan gaji atau penghasilan bulanan sebelum dipakai untuk kebutuhan atau keperluan lain, sisihkan 10%-nya setiap bulan.
Satu hal penting berkaitan dengan hutang adalah hutang kartu kredit. Pemakaian kartu kredit sangatlah memudahkan. Tapi ingat jangan anggap kartu kredit sebagai uang saku atau tambahan tapi kartu kredit adalah hutang yang harus Anda bayar begitu tagihan datang. Jangan anda membayar tagihan yang datang setiap bulan hanya cicilan minimalnya saja, karena bunga kartu kredit saat ini masih relatif tinggi, rata-rata berkisar di 3% perbulannya. Dengan bunga majemuk maka bunga kartu kredit per tahun bisa lebih dari 40%. Bukan main tingginya, bukan? Oleh karenanya berhati-hatilah dengan persoalan hutang ini.
Langkah 5: Kekuatan perencanaan didukung dengan investasi yang bijak
Investasi dalam arti yang paling dasar adalah, menempatkan dana Anda untuk mendapatkan hasil yang lebih besar. Investasi merupakan sarana terpenting dalam meningkatkan kemampuan Anda untuk mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Sebagai awal, sangat penting bagi Anda untuk memahami bahwa “no single investemnt is right for everyone”. Berbagai batasan seperti kebutuhan akan uang tunai, tujuan dan prilaku serta preferensi Anda terhadap risiko, membuat setiap individu memilih investsi yang berbeda-beda. Menentukan investasi yang tepat membutuhkan sebuah perencanaan yang sesuai.
Dengan menetapkan tujuan spesifik yang telah anda lakukan di langkah ke-2, maka berdasarkan hal itu Anda dapat merencanakan proses pencapaiannya dengan mengalokasikan (menginvestasikan) dana secara regular. Pola investasi ini biasa disebut “Dollar Cost Averaging” .
Langkah 6: Jaga keluarga anda dari risiko dengan asuransi
Seperti halnya investasi, maka proteksi juga sangat dibutuhkan dalam proses pelaksanaan perencanaan. Karena kita tidak pernah akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin timbul pertanyaan, apakah semua orang membutuhkan asuransi? Tidak ada jawaban yang pasti dalam hal ini. Kebutuhan asuransi sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi Anda.
Sebagai aturan umum apakah Anda membutuhkan asuransi atau tidak, bisa difokuskan pada pertanyaan apakah Anda sudah menikah atau belum? Secara umum, individu yang belum menikah kebutuhan akan asuransi jiwa menjadi menurun. Tapi hal ini bukan berarti bila Anda tidak memiliki anak maka Anda tidak membutuhkan asuransi. Mungkin saja Anda membutuhkannya. Akan tetapi kecenderungannya, individu yang belum menikah belum menjadikan asuransi menjadi prioritasnya.
Sebaliknya, bila Anda sudah menikah dan memiliki anak, maka asuransi harus menjadi prirotas. Kebutuhan akan asuransi menjadi sangat besar karena sekarang Anda sudah memiliki tanggungan.
Langkah 7: Ini adalah awal bukannya akhir
Perencanaan keuangan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan sekali dan dilupakan. Perencanaan keuangan merupakan sebuah proses yang berkelanjutan. Keenam langkah di atas merupakan awal dari sebuah proses panjang perencanaan, yang membutuhkan monitoring dan revisi bila dibutuhkan. Kehidupan keluarga akan selalu berubah dan perencanaan keuangan keluarga harus mengikuti perubahan yang terjadi dalam keuangan keluarga. Selamat merencanakan kehidupan keuangan keluarga yang lebih baik di masa depan.
*Muhamad Ichsan, ChFC, MsFin, adalah parkitisi dan akademisi di bidang perencanaan keuangan. Ia adalah Managing Partner pada PrimaPlanner dan Direktur Program IFPI, serta mengajar di Ubinus dan STAN. Ichsan dapat dihubungi melalui email: ichsan02@yahoo.com
ALTERNATIF STRATEGI INVESTASI
Investasi merupakan sarana terpenting dalam meningkatkan kemampuan Anda untuk mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Sebagai awal, sangat penting bagi Anda untuk memahami bahwa “no single investemnt is right for everyone” . Berbagai batasan seperti kebutuhan akan uang tunai, tujuan dan prilaku serta preferensi Anda terhadap risiko, membuat setiap individu memilih investsi yang berbeda-beda. Menentukan investasi yang tepat membutuhkan sebuah perencanaan dan strategi yang jitu.
“Buy and hold” vs “market timing”
Buy and hold strategi diartikan dengan membeli beberapa alternatif sarana investasi dan tetap memegangnya untuk jangka waktu yang lama. Di sini lebih merupakan investasi jangka panjang dan tentunya melatih kesabaran Anda dalam memutuskan untuk membeli atau menjual investasi yang Anda miliki. Berinvestasi di saham memang berisiko, tapi dalam jangka panjang risiko ini bisa dikurangi tentunya dengan diversifikasi. Strategi ini merupakan pendekatan investasi yang baik.
Bila Anda memilih strategi ini untuk berinvestasi, pastikan Anda melakukan analisa terhadap Reksadana yang akan Anda pilih. Sebuah kalimat yang sangat dikenal yang muncul di setiap iklan sebuah reksadana atau prospektus adalah “past performance is no guarantee of future result” atau “performa masa lalu tidak menjamin hasil di masa datang”.
Hanya karena seorang manejer investasi mengalahkan tingkat pengembalian pasar dalam 5 tahun terakhir, tidak menjamin bahwa ia akan melakukan hal sama untuk 5 tahun mendatang. Akan tetapi, performa masa lalu adalah sebuah indikator untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa datang. Hal ini memberikan informasi kepada Anda apa yang bisa dilakukan oleh manejer investasi tersebut.
Sedangkan cara kedua—market timing—adalah dengan membeli di harga terendah dan menjualnya di harga tertinggi. Walau cara pertama memberikan tingkat pengembalian yang cukup dalam jangka panjang tapi dengan melakukan cara pengelolaan dengan “buy and hold” mereka akan banyak dirugikan dengan perubahan harga yang cepat (volatility). Bila Anda masuk ke pasar dan membelinya di saat harga terendah dan menjualnya kembali di harga tertinggi, bukankah dengan melakukan hal ini akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar?
Secara akal sehat memang kita tentunya kita akan setuju strategi ini, di mana kita akan diuntungkan dengan membeli di harga terendah dan menjualnya di harga tertinggi. Tapi apakah pemilihan atau penentuan waktu beli yang dilakukan akan selalu tepat di harga terendah dan menjualnya di harga tertinggi? Secara jelas kami mengatakan tidak akan pernah ada yang selalu tepat dalam memprediksi atau memperkirakan perubahan harga di pasar. Oleh karenanya dalam melakukan pola ini banyak sekali ketidak pastian yang akhirnya berakibat kerugian.
“Dollar cost averaging”
Strategi yang kami sarankan dan dapat membantu Anda dalam mencapai tujuan yang Anda inginkan dengan keterbatasan penghasilan bulanan adalah dengan melakukan strategi dollar cost averaging. Strategi merupakan investasi secara sistimatik dan berkesinambungan dalam jangka panjang, yang pada akhirnya memberikan harga rata-rata yang rendah dan membantu Anda meningkatkan keuntungan secara menyeluruh.
Mengapa melakukan strategi ini? Karena tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi dengan pasar di masa datang. Berinvestasi regular setiap bulan akan memberikan potensi keuntungan yang lebih baik bagi mereka yang relatif rendah tingkat toleransi risikonya.
Strategi ini bisa atau biasa digunakan bila berinvestasi dalam saham atau reksadana dengan unsur saham, seperti reksadana saham dan campuran. Sebagai contoh, Anda menginvestasikan dana dalam bentuk reksadana saham. Anda bermaksud untuk menginvestasikan secara regular setiap bulan sebesar Rp.1 juta.
Tanggal----Dana investasi----Nilai NAB---- Jumlah Unit
4-Jun-03---1,000,000---------2325-----430.11
4-Jul-03---1,000,000---------2275-----439.56
4-Aug-03---1,000,000---------2875-----347.83
4-Sep-03---1,000,000---------3000-----333.33
4-Oct-03---1,000,000---------2650-----377.36
4-Nov-03---1,000,000---------2250-----444.44
4-Dec-03---1,000,000---------1600-----625.00
--------------------------7,000,000---2997.63
Total Investasi selama 7 bulan = Rp. 7,000,000
Jumlah total Unit yang dibeli = 2997.63
Nilai rata-rata NAB = 2425
Harga NAB rata-rata yang didapat = 2350.86 (7.000.000/2997.63)
Dari contoh nilai NAB diatas terlihat keunggulan strategi dollar cost averaging. Dengan menginvestasikan dana dalam jumlah yang sama untuk periode waktu tertentu, investor atau Anda akan memperoleh jumlah unit yang didapat setiap pembelian dengan harga yang berbeda. Akan tetapi, dengan berjalannya waktu nilai NAB rata-rata yang diperoleh investor menurun di mana nilai rata-rata NAB lebih besar dibandingkan dengan Harga NAB rata-rata yang didapat. Contoh di atas hanyalah untuk illustrasi belaka dan tidak bermaksud mengindikasikan performa salah satu investasi.
Secara esensi maka strategi ini sangat cocok bagi mereka yang memiliki perspektif perencanaan jangka panjang dan memiliki pemasukan regular setiap bulan dan sebagian dialokasikan untuk tujuan masa depan dengan maksud berinvestasi dalam keadaan pasar naik maupun turun.
“Buying on margin”
Secara esensi, bila pasar dalam keadaan naik maka membeli dengan pola margin sangat menguntungkan. Tapi bila keadaan pasar sebaliknya—turun—maka berinvestasi dengan pola margin dapat membunuh Anda dalam aspek keuangan.
Beginilah contoh transaksi pola margin. Sebut saja Anda memiliki dana sebesar Rp.100 juta untuk diinvestasikan. Anda membuka account di sebuah perusahaan sekuritas, dan mengijinkan Anda untuk bertransaksi dengan pola margin. Sekarang kita ambil contoh bila Anda ingin membeli saham dengan total investasi sebesar Rp.150 juta. Anda menginvestasikan Rp.100 juta yang Anda miliki dan sisa Rp.50 juta dibantu oleh perusahaan dengan pola margin (kredit). Tentunya dengan pinjaman dana yang Anda lakukan, perusahaan akan membebani Anda dengan bunga.
Setelah pembelian maka Anda mendapatkan investasi dalam saham ABC dengan nilai sebesar Rp.150 juta. Sekarang kita asumsikan bahwa nilai saham Anda naik menjadi dua kali lipat, menjadi Rp.300 juta. Dari total investasi tersebut, Rp.250 juta merupakan bagian Anda dan Rp.50 juta dengan tambahan bunga menjadi bagian perusahaan sekuritas. Bila keadaan seperti ini, maka Anda dapat menjual saham senilai kurang lebih Rp.50 juta ditambah bunga untuk membayar lunas kredit atau hutang yang Anda miliki dan sisa investasi jadi bagian Anda semua.
Investasi Anda = Rp.100 juta
Pembelian margin (hutang) = Rp.50 juta
Total Investasi = Rp.150 juta
Bila nilai investasi naik dua kali lipat = Rp.300 juta
Investasi bagian Anda = Rp.250 juta
Tentunya terlihat sangat bagus bukan? Sekarang kita asumsikan bahwa pasar dalam keadaan menurun, dan nilai investasi Anda turun 60% dari investasi awal atau Rp.60 juta. Berapa nilai investasi yang Anda miliki sekarang? Hanya Rp.10 juta. Anda masih tetap berhutang dengan perusahaan sekuritas sebesar Rp.50 juta. Bila nilai investsai terus turun maka perusahaan sekuritas memiliki wewenang untuk menjual investasi Anda untuk menutup kredit yang mereka berikan.
Investasi Anda = Rp.100 juta
Pembelian margin (hutang) = Rp.50 juta
Total Investasi = Rp.150 juta
Bila nilai investasi turun 60%, maka nilai investasi = Rp.60 juta
Investasi bagian Anda = Rp.10 juta
Balance pinjaman = Rp.50 juta
Inilah risiko berinvestasi dengan pola margin. Jadi jelas dari contoh di atas, bahwa berinvestasi dengan margin sangat menguntungkan bila pasar dalam keadaan naik, dengan meminjam dana untuk berinvestasi tapi begitu pasar turun, kerugian Anda akan meningkat. Tidak ada seorang pun yang tau kapan pasar akan naik atau turun, sehingga kami menyarankan agar Anda tidak berinvestasi dengan pola margin apalagi untuk sebuah tujuan yang menjadi dambaan keluarga.
Demikianlah beberapa starategi yang kami lihat perlu Anda pahami dalam berinvestasi untuk mencapai tujuan masa datang. Selamat berinvestasi.
* Muhamad Ichsan, ChFC, MsFin, adalah parkitisi dan akademisi di bidang perencanaan keuangan. Ia adalah Managing Partner pada PrimaPlanner dan Direktur Program IFPI, serta mengajar di Ubinus dan STAN. Ichsan dapat dihubungi melalui email: ichsan02@yahoo.com
KARTU KREDIT BAGIAN DARI GAYA HIDUP
Salah satu sisi kehidupan finansial yang paling cepat berkembang mengikuti budaya global adalah penggunaan kartu plastik dan salah satu produknya adalah kartu kredit. Instrumen keuangan ini memberikan berbagai kemudahan baik dalam bertransaksi maupun manajemen arus kas. Tetapi, mengapa banyak orang terjebak dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan? Perlu kiranya kita memahami bagaimana kita dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk keuntungan kita.
Institusi penerbit kartu kredit bukan hanya sektor perbankan tapi sudah merambah sektor lain, melakukan promosi besar-besaran guna mendapatkan pasar yang lebih beragam. Penetrasi yang sangat kuat bahkan terkesan ‘jor-joran’ terutama dikalangan perbankan dalam menggarap konsumen kartu kredit sering kali kit abaca, dengar atau pun kita lihat di berbagai media. Hal itu memang cukup beralasan mengingat masih sangat terbuka peluang untuk mengembangkannya, terutama potensial konsumen yang belum tersentuh.
Bergaya dengan kemanfaatan kartu kredit
Kartu kredit merupakan alat bantu pembayaran yang lazim di sebagian masyarakat kita, bahkan kecenderungannya mereka melihat bahwa Kartu kredit sudah merupakan gaya hidup. Ia bahkan memberikan banyak peluang tambahan bagi konsumen pengguna untuk mendapatkan kemudahan baik dalam bertransaksi maupun skema pembayaran yang bisa dicicil. Kami mencoba mengumpulkan kemanfaatan yang diberikan oleh kartu kredit, berikut beberapa diantaranya:
1. Kemudahan dalam bertransaksi di mana pengguna kartu kredit tidak usah membawa uang cash untuk berbelanja.
2. Kemudahan dalam melakukan pembayaran yang bisa dilakukan dengan mencicil atau membayar minimun dari tagihan yang dikirim tiap bulannya.
3. Kemudahan dalam menggunakan dana pihak lain tanpa bunga bila dilakukan pembayaran lunas tiap tagihan datang (grace period).
4. Kemungkinan mendapatkan berbagai hadiah atau tawaran dengan harga terdiskon khusus bagi pemegang kartu kredit tertentu.
5. Tingkat keamanan yang cukup tinggi. Bila tas atau dompet dicopet orang maka yang diambil hanyalah kartu kredit yang bisa segera dilaporkan ke card center untuk membatalkannya sehingga pencopet tadi tidak bisa memakainya.
6. Kemudahan kartu kredit lainnya, seperti dapat digunakan untuk mengambil uang tunai melalui ATM. Penggunaan kartu kredit bagi pengambilan uang tunai melalui ATM perlu tambahan informasi sebagai berikut:
a) Pada saat mengambil uang tunai melalui ATM, maka secara langsung dikenakan fee pengambilan yang besarannya sekitar 30 sampai 40 ribu (tergantung institusi penerbit).
b) Bunga bulanan secara langsung akan berlaku, tidak ada masa tenggang atau grace period pada transaksi melalui ATM.
c) Bunga yang dikenakan lebih tinggi dari bunga biasa yang dibebankan dalam tagihan pembelanjaan biasa, paling tidak 4% per-bulan. Dimana setahun adalah 48%.
Jadi bila ditinjau dari hal-hal tersebut diatas maka kami tidak menganjurkan untuk mengambil uang tunai melalui ATM dengan kartu kredit. Karena selain beban administratif juga bunga yang terlalu tinggi. Akan tetapi kemudahan ini tentu saja dapat digunakan terutama disaat keadaan darurat.
Memaksimalkan keuntungan grace period
Yang dimaksud dengan grace period adalah kelonggaran waktu yang diberikan oleh institusi perbankan untuk membayar tagihan kartu kredit. Inilah yang merupakan salah satu keuntungan yang telah disebutkan diatas dari penggunaan kartu kredit dimana pengguna kartu kredit memiliki masa tunggu pembayaran (grace period), dalam setiap bulannya. Keuntungan ini sebaiknya dapat dimaksimalkan karena hal ini memang disediakan oleh lembaga perbankkan.
Dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu tanggal penggunaan kartu kredit dan tanggal cetak tagihan. Dengan melakukan pembelanjaan pada waktu yang tepat dapat memaksimalkan grace period. Berikut kami berikan contohnya :
Contoh transaksi:
I. Tanggal pembelanjaan 1 Januari, tanggal cetak tagihan 5 Januari, tanggal jatuh tempo 30 Januari = hari dimana dana tersedia untuk anda 29 hari.
II. Tanggal pembelanjaan 6 Januari, tanggal cetak tagihan 5 Februari, tanggal jatuh tempo 28 Februari = hari dimana dana tersedia untuk anda 52 hari.
Dari contoh pertama, berarti pengguna kartu memiliki waktu tenggang pembayaran dalam 29 hari dimana ia tidak dikenai bunga apapun apabila melunasinya dalam waktu tersebut. Bahkan pada contoh kedua waktu tenggang lebih lama lagi, yaitu mencapai 52 hari.
Memilih kartu kredit dengan bijak
Dengan semakin gencarnya promosi yang dilakukan sektor perbankan untuk menjual produk perbankan khususnya kartu kredit maka kita sebagai individu harus secara cermat memilih dan menentukan kartu kredit yang seperti apa yang kita butuhkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kartu kredit sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan keuangan kita, antara lain adalah:
1. Apakah kartu kredit tersebut membebani pemegang kartu dengan berbagai fee, misalnya fee tahunan atau annual fee (semua kartu kredit mengenakannya), fee penerimaan pemohon kartu, besarnya fee keterlambatan, atau fee pemutusan menjadi pemegang kartu kredit serta fee kelebihan batas kredit dan lain-lain.
2. Tingkat suku bunga bulanan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam memilih kartu kredit. Secara umum kebanyakan institusi penerbit kartu kredit menerapkan bunga variable dimana sewaktu-waktu dapat berubah. Rata-rata bunga kartu kredit berkisar antara 1.99% sampai 3.75% perbulan atau 23.88% sampai 45% pertahun.
3. Kebiasaan membayar tagihan kartu kredit juga merupakan aspek penting dalam memilih kartu kredit. Bila Anda termasuk dalam kelompok masyarakat yang membayar kartu kreditnya secara mencicil tiap bulannya, maka pertimbangan yang harus diambil adalah dengan mencari kartu kredit yang menawarkan bunga perbulan terendah. Akan tetapi apabila Anda termasuk kelompok masyarakat yang membayar lunas setiap tagihan bulanan kartu kredit Anda maka carilah kartu kredit dengan fee tahunan terendah dan memberikan program lainnya seperti undian, program reward dan frequent flyers dll. Bunga bulanan bukan menjadi pertimbangan utama.
4. Classic, gold atau platinum? Ketiga jenis kartu ini dibedakan berdasarkan limit kredit yang diberikan, servis yang ditawarkan serta tentunya tingkat kepuasaan berdasarkan gaya hidup yang diinginkan. Bila Anda seorang usahawan dengan jaringan bisinis di berbagai negara mungkin platinum card bisa menjadi pilihannya. Mengapa? karena servis yang diberikan platinum card dapat memenuhi semua kebutuhan, dari layanan medical assistant 24 jam di seluruh dunia sampai lounge VIP di bandara dll. Sedangkan bila Anda seorang karyawan swasta dengan gaji bulanan, classic card atau gold card dapat menjadi pilihan.
Selamat memanfaatkan kartu kredit secara bijak…..
* Muhamad Ichsan, ChFC, MsFin, adalah parkitisi dan akademisi di bidang perencanaan keuangan. Ia adalah Managing Partner pada PrimaPlanner dan Direktur Program IFPI, serta mengajar di Ubinus dan STAN. Ichsan dapat dihubungi melalui email: ichsan02@yahoo.com
MEMAHAMI DAN MENGONTROL KEUANGAN KELUARGA
Bila Anda seperti layaknya masyarakat umum, harus pergi ke kantor setiap pagi dan pulang sore harinya. Dan setiap akhir bulan atau awal bulan, Anda akan menerima gaji sebagai hasil kerja keras Anda selama satu bulan. Tentunya Anda ingin memenuhi semua kebutuhan dan keinginan Anda dengan penghasilan yang Anda miliki. Untuk itu dibutuhkan langkah-langkah agar keputusan keuangan yang dimabil tidak merusak kondisi keuangan jangka panjang.
Sebagai contoh, sebut saja Anton, saat ini bekerja di sebuah perusahaan IT di Jakarta dengan gaji bulanan sebesar Rp5 juta dan istrinya, Anita, bekerja di sebuah perusahaan BUMN, dengan gaji Rp3 juta per bulannya. Total pendapatan keluarga Anton setiap bulannya adalah Rp8 juta atau Rp96 juta setiap tahunnya.
Pajak. Umumnya gaji yang diterima para pegawai sudah dipotong pajak. Jadi Anda sudah mendapatkan pendapatan bersih setiap bulannya. Demikian pula dengan keluarga Anton, sudah mendapatkan gaji bersih setiap bulannya. Kalau gaji Anda masih gaji kotor, maka sebaiknya kurangi dulu dengan potongan pajak sebelum Anda memasukkannya ke dalam anggaran keuangan keluarga.
Pengeluaran keluarga. Sejalan dengan bergulirnya kehidupan berkeluarga, tentunya membutuhkan biaya. Pengeluaran yang umum dilakukan oleh keluarga, secara garis besar seperti berikut ini:
„± Sewa rumah: Rp1,2 juta perbulannya.
„± Cicilan mobil: Rp2,3 juta.
„± Biaya perawatan dan kebutuhan transportasi: Rp500.000
„± Listrik dan Telp. :Rp900.000
„± Belanja kebutuhan bulanan: Rp1,3 juta
„± Entertainment, makan di luar dan lain-lain: Rp1 juta
„± Pembantu rumah tangga and supir: Rp.800,000
Bila memang pengeluaran keluarga Anton seperti yang terlihat di atas, tentunya untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini sudah mencukupi? Betul, untuk satu tingkatan memang sudah terpenuhi. Tapi kehidupan keuangan bukan saja untuk saat ini tapi juga untuk masa datang.
Dengan keterbatasan penghasilan bulanan, sudah seharusnya kita merencanakan dan mengoptimalkannya untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan kita. Dari contoh keluarga Anton, bagaiamana bila kami memiliki kekuatan majik, di mana kami naikkan dua kali lipat pendapatan keluarga Anton, yang tadinya hanya Rp8 juta setiap bulannya sekarang menjadi Rp16 juta setiap bulannya, apakah ini akan mempermudah? Belum tentu. Karena umumnya kita memiliki dorongan untuk meningkatkan pengeluaran.
Pada kenyataannya, bila kita katakan pada 100 orang akan menaikan gaji mereka 100%, 99 dari mereka pasti akan mengandakan pengeluaran mereka. Karena mereka merasa memiliki kaptasitas. Mereka akan memilih tinggal di rumah yang lebih besar, membeli mobil yang lebih bagus, dan selanjutnya, yang pada akhirnya mereka akan kembali lingkaran setan sebelumnya. Jadi jelas sekali di sini bahwa menambah pemasukan bukanlah solusi terbaik. Karena kita memiliki kecenderungan untuk menghabiskan apa yang kita dapatkan. Hal ini adalah normal. Tapi kita harus mewaspadainya.
¡§Goal Setting Priority¡¨ Perihal tersulit dalam ¡§mengontrol keuangan¡¨ adalah memulai untuk berjalan pada jalur yang benar. Selama masa sekolah sampai perguruan tinggi, kita tidak pernah mendapatkan pemahaman mengenai keuangan individu. Dan yang selalu kita dengar hanyalah persoalan keuangan tanpa tau langkah pemecahannya.
Ada satu hal yang bisa Anda lakukan untuk memulai perjalanan di jalur yang benar yaitu dengan menetapkan tujuan prioritas yang Anda idamkan. Bila Anda menginginkan sesuatu dari yang Anda lakukan, kemungkinan besar Anda akan melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hal tersebut.
Pendekatan pertama yang bisa Anda lakukan, adalah dengan menetapkan tujuan prioritas menjadi Miliarder. Tentunya Anda sering menonton acara di salah satu stasiun tv ¡§menjadi miliarder¡¨. Mungkin saja Anda menjadi miliarder dengan menyelesaikan 15 pertanyaan yang diajukan dalam acara tersebut. Tapi sampai saat ini belum pernah ada yang sampai ke sana.
Menjadi miliarder tidak susah. Menjadi miliarder dalam waktu semalam, itu baru sulit. Tapi kalau Anda melakukannya secara berkesinambungan, maka kami yakin Anda dapat mencapai impian menjadi miliarder.
Strategi dollar cost averaging dilakukan dengan menabung secara sistimatik dan berkesinambungan dalam jangka panjang. Misalkan Anda hanya memiliki waktu 30 tahun untuk mencapai 1 Milyar (usia Anda saat ini 25 tahun) maka Anda harus menyisihkan sebesar (asumsi bunga 10% pertahun), Rp.5,5 juta per tahunnya atau Rp460.500 per bulannya atau Rp15.350 per hari.
Dibutuhkan hanya sebesar Rp460 ribuan sebulan untuk mencapai target Rp 1 milyar. Tentunya hal ini mudah Anda lakukan. Dalam situasi Anton, bisa saja mengurangi biaya entertaimnet yang tadinya Rp1 juta menjadi hanya Rp500 ribu rupiah.
Kami yakin Anda pernah kumpul dengan teman di coffee shop yang banyak bertaburan di Jakarta. Sekali minum saja, paling tidak Rp15-Rp20 ribu. Belum lagi kalau sambil makan snack, Rp50 ribu tidaklah cukup. Dengan hanya mengurangi hal ini kami yakin Anda dapat mencapai insentif yang Anda inginkan yaitu menjadi miliarder.
Kemudian Anda bertanya: apakah hanya dengan melakukan hal ini saya bisa menjadi miliarder? Mengapa belum pernah ada orang yang memberitau saya? Atau mungkin Anda bertanya, dimana saya bisa mendapatkan investasi yang memberikan tingkat bunga 10%? Untuk menjawab hal ini tentunya membutuhkan penjelasan yang lebih panjang.
Mendapatkan apa yang diingkan sekarang (jangka pendek)
Dibutuhkan waktu untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tapi bagaimana bila prioritas tersebut adalah keinginan jangka pendek? Bagaimana kita bisa menindak lanjuti hal ini?
Untuk mengatasi hal ini ada satu kalimat yang selalu kami dengungkan dalam berbagai tulisan kami: ¡§menabunglah dulu baru belanja kemudian¡¨. Hal ini menjadi sangat sulit dilakukan karena media tv menjadi salah satu alat untuk memasarkan produk melalui iklan. Karena sebagain besar kita pasti akan duduk di kursi sambil menikmati film yang Anda gemari. Tapi di sela-sela waktu tersebut iklan tersebut ditayangkan. Sekali dua kali mungkin tidak meningkatkan keinginan Anda untuk membeli, bagaimana bila sudah berpuluh-puluh kali bahkan beratus-ratus kali? Tentunya yang tadinya ingin ¡§menabung dulu baru belanja kemudian¡¨ menjadi terdorong untuk belanja dulu, kalau ada sisa baru menabung.
Mengapa kalimat ¡§menabung dulu baru belanja kemudian¡¨ memberikan pola kebiasaan yang baik. Pertama, Anda akan merasakan bahwa dorongan untuk membeli sesuatu terkadang berubah dengan cepat. Kedua, dengan pola ini, untuk membeli sesuatu yang Anda inginkan dalam jangka pendek tentunya Anda akan terdorong untuk menyisihkan dulu baru membelinya kemudian.
Hal ini seringkali diremehkan tapi sesungguhnya hal ini merupakan perubahan cara pandang berkaitan dengan keuangan, ¡§menabung dulu baru belanja kemudian¡¨. Hal ini dapat berdampak terhadap prilaku kontrol keuangan yang ujung-ujungnya memberikan kapasitas kepada Anda dan keluarga untuk melakukan wealth accumulation.
* Muhamad Ichsan, ChFC, MsFin, adalah parkitisi dan akademisi di bidang perencanaan keuangan. Ia adalah Managing Partner pada PrimaPlanner dan Direktur Program IFPI, serta mengajar di Ubinus dan STAN. Ichsan dapat dihubungi melalui email: ichsan02@yahoo.com
MEMBANGUN POLA MENABUNG BERKALA
Mencapai kesejahteraan menjadi impian semua orang. Tentunya membutuhkan kerja keras dan cerdas, yang harus dilakukan secara berkesinambungan. Bagaimana caranya? Satu-satu jalan adalah dengan menabung, yaitu dengan menunda kesenangan sesaat di masa sekarang untuk tujuan yang lebih besar di masa datang.
Dari manakah sumber dana untuk tabungan tersebut? Tentunya dari penghasilan yang dibawa pulang setiap bulannya. Penghasilan bulanan seringkali hanya dapat memenuhi kebutuhan bulanan, malah seringkali habis ditengah bulan. Hal inilah yang seringkali terjadi dalam ¡§keluarga muda¡¨ karena umumnya mereka masih memerlukan banyak kebutuhan jangka pendek. Seperti, mobil dan rumah.
Saat ini bunga kredit murah banyak ditawarkan oleh sektor keuangan. semua ini mendorong orang untuk berbelanja dengan berhutang. Hutang, tidak semuanya buruk. Tapi mengambil hutang tanpa perencanaan yang matang dapat berakibat buruk terhadap keuangan keluarga.
Dua sumber penghasilan utama
Nah berbicara mengenai menabung, ada dua sumber penghasilan yang bisa kita peroleh, pertama adalah dengan kita bekerja setiap hari selama satu bulan kita akan mendapatkan penghasilan¡Xman at work. Atau yang kedua, money at work, di mana uang atau capital yang sudah Anda kumpulkan yang bekerja dan menghasilkan pendapatan.
Tentunya saja, bila kita bekerja memberikan jasa kita bisa mendapatkan penghasilan. Semakin ahli seseorang, umumnya semakin besar penghasilannya. Tapi pernahkah kita berpikir, apa yang mendorong kita bangun setiap pagi buta, masuk ke mobil dan berangkat ke kantor? Sebagian besar, tujuannya adalah mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membayar semua kebutuhan dan bila ada tersisa, dapat digunakan untuk kesenangan seperti liburan, pakaian dan lain-lain.
Sayangnya, tidak ada jalan bagi pekerja atau pegawai untuk dapat hidup sejahtera hanya dengan bekerja dan mendapatkan gaji. Pajak dan inflasi, dua hal pertama yang menggerogoti pendapatan bulanan. Kebutuhan dan keinginan jangka pendek, biasanya menjadi prioritas utama. Yang pada akhirnya dirasakan bahwa penghasilan bulanan yang dipeoleh tidak mencukupi. Untuk dapat hidup sejahtera sepanjang masa, satu-satu jalan adalah dengan mencari jalan untuk dapat menyisihkan sebagai dari penghasilan bulanan untuk membangun sebuah kapital (modal). Jadi bagi Anda yang bekerja atau menjadi pegawai, solusi untuk membangun kesejahteraan adalah dengan mengkonversikan penghasilan bulanan menjadi kapital dengan menyisihkannya sebagai secara berkala.
Nah, mulai terbangunnya sebuah kapital akan memberikan potensi pendatan lain dari kapital yang diinvestasikan. Inilah yang disebut dengan ¡§money at work¡¨. Dimana uang yang Anda sisihkan dan diinvestasikan yang bekerja keras untuk memberikan penghasilan kepada Anda.
Misalkan Anda menempatkan investasi dalam bentuk saham. Tentunya bila perusahaan tersebut performanya baik, maka diakhir tahun umumnya mereka akan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Sejalan dengan keuntungan yang didapat, harga saham perusahaan juga semakin meningkat. Hal ini bisa memberikan potensi keuntungan dari sisi kenaikan harga saham. Tapi tentunya, ini juga bisa bergerak berlawan arah, dimana perusahaan mengalami kerugian. Sebagai investor bukan saja Anda tidak mendapatkan keuntungan ebrupa dividen, tapi juga harus menerima penurunan harga saham di pasar.
Atau Anda berinvestasi dalam bentuk properti. Property juga memberikan dividen, berupa uang sewa. Tentunya bila uang sewa dapat menutupi semua pengeluaran yang dibutuhkan maka properti ini memberikan penghasilan positif. Sebaliknya bila ternyata kebutuhan tetapnya lebih besar dari uang sewa maka property tersebut masih membutuhkan dana untuk menutupinya dari sumber pendapatan lain.
Tentunya, tidak ada seorangpun yang berinvestasi dengan ide ¡§kehilangan uangnya¡¨. Tapi yang banyak terjadi adalah kerugian karena kurangnya perencanaan dan pertimbangan kebutuhan likuiditas.
Kendala mengapai kesejahteraan
Sedikitnya ada empat kendala utama yang membuat orang gagal menciptakan kehidupan yang sejahtera sebagaimana yang mereka harapkan, yakni: kebiasaan untuk menunda-nunda, kebiasaan belanja yang tak terkontrol, pajak dan inflasi.
Dua faktor akhir atau bisa disebut faktor ¡§eksternal¡¨ berkaitan dengan kondisi sosial dan perekonomian suatu negara. Tidak banyak orang yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan mengatur soal perpajakan dalam suatu negara. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang kompleks, bahkan bisa melampaui kemampuan suatu pemerintahan karena hubungan-hubungan dalam skala regional sampai internasional-global. Yang mungkin dapat dilakukan oleh orang perseorangan dalam mengatasi hal ini adalah mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan muncul dengan menarik pelajaran dari sejarah masa lalu. Artinya, sekalipun inflasi dan pajak tidak dapat kita kontrol, namun kita tetap dapat menentukan sikap pribadi terhadap hal-hal tersebut.
Sedangkan dua hal pertama lebih merupakan masalah personal/pribadi atau dapat juga dikatakan bahwa dua hambatan pertama merupakan faktor ¡§internal¡¨.
Faktor ¡§internal¡¨ harus diatasi dan diselesaikan pada level personal. Sikap suka menunda-nunda perencanaan keuangan, merupakan faktor utama tidak tercapainya kehidupan sejahtera di masa datang. Menunda perencanaan keuangan guna mempersiapkan biaya-biaya pendidikan anak, misalnya, dapat berdampak buruk kalau dilihat dalam jangka panjang. Akibatnya, anak-anak yang kita cintai mungkin saja akan kehilangan kesempatan untuk dapat menikmati proses pembelajaran di lembaga-lembaga yang bermutu baik karena keterbatasan biaya.
Harga mahal karena sikap suka menunda
Sebagai contoh, misalkan Andi saat ini berusia 30 tahun dan berencana untuk menyisihkan sebesar Rp500 ribu setiap bulannya sampai usia pensiun 55 tahun dalam insvestasi yang memberikan tingkat bunga sebesar 9% pertahunnya. Begitu Andi ini memasukan tabungan hingga usia 55 tahun, Andi akan memiliki kekayaan kekayaan lebih dari Rp560 juta. Akan tetapi bila ia memutuskan untuk menunda pelaksanaan menabung satu tahun saja dan memulainya saat usia 31 tahun, begitu ia berusia 55 tahun, ia hanya akan memperoleh sekitar Rp506 juta.
Penundaan satu tahun dengan total dana penyisihan sebesar Rp6 juta, akan berkibat berkurangnya dana masa depan sebesar hampir Rp55 juta atau total kehilangan sebesar 9 kali dari total tabungan regular. Bagaimana bila Anda menudannya 5, 10 tahun? berapa harga yang harus Anda bayar karena kebiasaan menunda ini? Tentunya akan sangat besar.
¡§Overspending¡¨ harus diatasi
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, baik perempaun maupun laki-laki. Tapi sebelum bicara mengenai cara mengatasinya, ada baiknya kita lihat dulu apakah Anda terkangkit virus ¡§overspending¡¨? Ikuti pertanyaan berikut ini:
„X Apakah Anda berbelanja ketika merasa marah, kecewa?
„X Apakah Anda tidak tahan untuk tidak ke mal atau department store?
„X Apakah banyak barang belanjaan yang Anda beli belum pernah Anda gunakan?
„X Apakah Anda cenderung menghindari pembicaraan berkaitan dengan tabungan dan belanja?
„X Apakah kebiasaan belanja Anda mengakibatkan masalah dengan pasangan Anda?
„X Apakah Anda tidak tahan terhadap berbagai diskon atau promosi yang ditawarkan
? „X Apabila barang yang Anda inginkan ternyata lebih mahal dari perkiraan, apakah Anda akan tetap membelinya?
„X Apakah Anda mulai mengurangi anggaran lain untuk memenuhi kebutuhan belanja Anda?
„X Apakah Anda membayar belanjaan dengan kartu kredit walau Anda tidak memiliki uang tunai?
„X Apakah Anda termasuk yang sulit untuk menabung?
„X Apakah Anda terbiasa untuk membelanjakan bonus tahunan Anda untuk keinginan Anda?
„X Apakah Anda belanaj barang mewah walaupun hutang Anda sudah bertumpuk?
Apabila Anda menjawab ¡§ya¡¨ paling sedikit lima pertanyaan diatas, bisa jadi Anda sudah mulai terjangkit virus ¡§overspending¡¨. Bila penyakit ini sudah kronis maka akan sangat sulit untuk dapat mengobatinya. Karena hal ini sangat berkaitan dengan kebiasaan yang Anda lakukan sehari-hari. Untuk mengubahnya dibutuhkan tekad dan keuletan agar keluar dari kebiasaan buruk belanja tanpa kontrol.
Untuk itulah kami menawarkan satu tindakan praktis yang sebaiknya dilakukan yaitu menabung secara sistematis. Bagaimana caranya?
Selama ini pola menabung yang umum dilakukan adalah dengan menabung dari sisa belanja bulanan keluarga. sudah tidak zamannya lagi melakukan pola itu. Mulai sekarang kami menawarkan pola menabung yang baru dan lebih efektif, yaitu dengan membayar untuk diri Anda sendiri (menabung) diawal setiap mendapatkan penghasilan bulanan.
Bila dipelajari Anda membayar orang lain terlebih dahulu bukannya diri Anda sendiri. Anda membayar tukang roti bila Anda membeli roti, Anda membayar tukang potong rambut langganan Anda apabila selesai menata rambut Anda. tapi pertanyaannya, kapan Anda membayar untuk diri Anda sendiri?
Jadi sudah sebaiknyalah Anda membayar untuk diri Anda sendiri sebelum Anda membayar untuk orang lain. Jangan menabung setelah Anda menggunakan pendapatan selama sebulan atau apa yang tersisa tapi Anda harus menyisihkannya di muka.
Kami menganjurkan sebagai awal, Anda menabung 10% dari pendapatan regular bulanan. 10% dari pendapatan tidak akan merubah gaya hidup yang Anda jalani. Dengan 10% yang Anda sisihkan, Anda akan membangun sebuah kapital yang pada akhirnya memberikan penghasilan kepada Anda. Tapi dengan satu syarat mutlak yang harus dipegang, jangan pernah mengambil dari dana yang Anda sisihkan sebesar 10% setiap bulannya untuk masa depan.
Demikianlah hal-hal berkaitan dengan pola menabung yang bijak yang bisa Anda lakukan dan praktekan dalam keuangan keluarga. Semoga ulasan singkat ini membantu Anda dalam membangun kebiasaan menabung untuk mencapai kesejahteraan yang didambakan. Selamat menabung!!
* Muhamad Ichsan, ChFC, MsFin, adalah parkitisi dan akademisi di bidang perencanaan keuangan. Ia adalah Managing Partner pada PrimaPlanner dan Direktur Program IFPI, serta mengajar di Ubinus dan STAN. Ichsan dapat dihubungi melalui email: ichsan02@yahoo.com.
[Pembelajar.Com::]
MENGHITUNG NILAI NYATA TUJUAN KEUANGAN
Tujuan keuangan keluarga harus SMART: Specific, Measurable, Attainable, Reality-based, and Time-bound. Tujuan keuangan keluarga harus dinyatakan secara spesifik dalam nilai yang terukur serta jangka waktu pencapaiannya. Sebagai contoh, Anda ingin untuk hidup berkecukupan di masa tua. Ini memang tujuan, namun belum spesifik. Diperlukan nilai terukur, misalnya memerlukan dana Rp 1 miliar untuk dapat hidup berkecukupan di masa tua nanti. Agar lebih lengkap, tujuan perlu dinyatakan misalnya sebagai berikut: Pensiun pada usia 55 tahun dengan dana yang dimiliki Rp 1 miliar.
Dasar perhitungan!
Setelah Anda menetapkan tujuan keuangan keluarga dan menentukan asumsi-asumsi yang Anda pakai maka langkah selanjtunya adalah menghitung berapa besar nilai atau harga dari tujuan yang Anda miliki diwaktu pencapain yang Anda inginkan.
Berikut contohnya. Andi dan istri ingin mengganti mobil keluarga yang selama ini sering rusak. Mereka memutuskan untuk membeli mobil baru dengan harga berkisar Rp130 juta. Mereka memutuskan untuk membelinya dalam 3 tahun. Mereka menetapkan asumsi besarnya kenaikan mobil per tahunnya adalah 5%. Maka kita harus menghitung biaya membeli mobil sekarang dan menghitung biaya pada 3 tahun mendatang dengan mengalikan asumsi kenaikan yang Anda tentukan. Rumusnya adalah sebagai berikut:
FV = Rp130 juta x 1.05 x 1.05 x 1.05 = Rp150.491.250 atau dibulatkan menjadi Rp150.500.000.
Perhatikan bahwa nilai kenaikan 5% dinyatakan menjadi 1.05 dan kita mengalikannya sebanyak 3 kali sesuai dengan jangka waktu yang diinginkan untuk mencapai tujuan tersebut. Perhitungan ini memberikan gambaran bahwa harga mobil saat ini Rp130 juta dengan asumsi kenaikan harga 5% maka tujuan keuangan keluarga Andi dalam 3 tahun kedepan menjadi sekitar Rp150 juta-an.
Walau perhitungan ini terlihat mudah, tapi mungkin bisa sangat membingunkan. Mengapa demikian? Bagaimana bila tujuan keuangan keluarga yang Anda miliki adalah menyiapkan biaya pensiun yang akan Anda capai dalam waktu 30 tahun mendatang. Maka Anda membutuhkan perkalian yang cukup banyak dan bisa saja Anda melakukan kesalahan dalam hal ini. Atau mungkin juga Anda tidak atau kurang menyukai matematika. Untuk semua alasan tadi, kami menyarankan Anda untuk melupakan rumus yang ada dan lupakan matematika dan Anda dapat menggunakan kalkulator keuangan yang dapat menghitung bunga compounding atau program spreadsheet.
Sumber pendanaan dari luar
Setelah Anda memperoleh biaya atau harga yang Anda butuhkan guna mencapai tujuan, sekarang Anda harus menentukan dari mana datangnya dana atau sumber pendanaan tersebut. Hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah sumber dana dari luar pemasukan baik dari gaji bulanan atau pemasukan dari investasi yang Anda lakukan. Dari contoh keluarga Andi di atas, harga jual mobil lama dapat masuk dalam perhitungan dana yang tersedia.
Dari contoh misalkan mobil lama Andi terjual dengan harga sekitar Rp75,5 juta. Sehingga dari perhitungan diawal dimana kebutuhan dana masa datang adalah sebesar Rp150,5 juta untuk mendapatkan mobil yang diiginkan maka masih ada kekurangan sebesar Rp75 juta. Dari sini terlihat masih banyaknya kekurangan untuk mencapai apa yang Andi dan keluarga inginkan. Sehingga dibutuhkan langkah selanjutnya untuk menutupi kekurangan pendanaan.
Penghasilan dan investasi guna mencapi tujuan
Di dalam langkah selanjutnya ini terdapat 4 bagian sederhana yang dapat Anda lakukan dengan mudah. Keempat langkah tersebut, pertama adalah mengevaluasi investasi serta bunga yang Anda dapatkan sekarang. Kemudian memperhitungkan besarnya tabungan yang Anda lakukan setiap bulannya guna mencapai tujuan yang Anda inginkan (penyisihan dana dari penghasilan bulanan). Tambahkan kedua hasil di atas. Dan bagian terakhir adalah dari hasil tersebut Anda dapat melihat apakah terjadi kelebihan, kekurangan atau tepat pada sasaran. Untuk lebih jelasnya, kami menggunakan illustrasi.
Bagian pertama
Perhitungkan nilai investasi yang Anda miliki sekarang dengan bunga yang Anda asumsikan selama jangka waktu investasi tersebut diinvestasikan. Nilai tersebut adalah FV dari nilai total investasi yang Anda miliki sekarang.
Data investasi yang dimiliki keluarga Andi:
Nilai investasi sekarang = Rp40.000.000,-
Bunga berbunga tahunan = 9%
Jangka waktu sampai pencapaian tujuan = 3
Nilai masa depan dari investasi sekarang = Rp51.800.000,-
Bagian kedua
Tinjau ulang besarnya tabungan yang Anda lakukan guna mencapai tujuan yang Anda inginkan dan hitung bunga compounding-nya selama jangka waktu pencapaian tujuan keuangan Anda.
Investasi yang dilakukan setiap bulan keluarga Andi:
Nilai investasi bulanan = Rp300.000,-
Bunga (dihitung dalm bulanan)= 0.83% (10%:12 bln)
Jangka waktu sampai pencapaian tujuan = 36 (3 thn x 12 bln)
Nilai masa depan dari tabungan bulanan = Rp12.500.000,-
Bagian ketiga
Tambahkan hasil perhitungan nilai masa depan dari investasi yang Anda miliki dengan nilai masa depan dari tabungan yang Anda lakukan setiap bulannya. Dengan perhitungan ini maka Anda dapat melihat berapa besar dana yang Anda miliki mendekati waktu tujuan yang Anda inginkan.
Hasil perhitungan Andi:
Nilai masa depan dari investasi = Rp51.800.000,-
Nilai masa depan dari tabungan bulanan = Rp12.500.000,-
Nilai total masa depan dari aset yang dimiliki Andi= Rp64.300.000,-
Bagian keempat
Kurangi nilai masa depan dana yang telah Anda sisihkan dengan kebutuhan akan dana untuk mencapai tujuan keuangan yang Anda tetapkan (asumsi pertama yang Anda gunakan). Lihatlah apakah Anda memiliki dana cukup untuk mencapai tujuan yang Anda inginkan.
Perhitungan akhir Andi: Toal nilai yang masih dibutuhkan = Rp75.000.000,-
Total nilai masa depan aset yang dimiliki = Rp64.300.000,-
Net surplus atau (defisit) = (Rp.10.700.000)
Berdasarkan perhitungan matematis yang dilakukan oleh Andi, berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan, Andi masih kekurangan dana sekiatar Rp10,7 juta untuk mencapai tujuan keuangan keluarga yaitu mengganti mobil lama dengan yang baru.
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini, Andi dalam hal ini harus merubah paling tidak satu asumsi yang digunakan. Dalam hal inilah terkadang individu membuat asumsi-asumsi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Bisa saja Andi merubah asumsi bunga investasi yang dipakai menjadi 30%. Dengan begitu nilai investasi yang sebelumnya Rp51.8 juta menjadi Rp87.880.000,-. Dengan begitu Andi dapat membuat kekurangan yang sebelumnya sekitar Rp10 jutaan menjadi kelebihan sekitar Rp25,3 jutaan.
Sayangnya, banyak orang yang melakukan perencanaan dengan melakukan hal ini. Mengubah asumsi-asumsi yang tidak masuk akal. Mudah-mudahan Anda melihat kesalahan dalam perencanaan ini. Sangatlah tidak wajar untuk mengharapkan keuntungan sebesar 40% per tahunnya. Akan tetapi banyak yang melakukan hal ini. Sehingga mereka membuat sebuah perencanaan yang sangat kecil untuk pencapaiannya mungkin tidak tercapai sama sekali.
Kebanyakan dari asumsi yang digunakan dalam perhitungan merupakan nilai yang tidak dapat Anda kuasai seperti misalnya, tingkat suku bunga masa depan, inflasi atau pajak. Pada awal perencanaan mereka menggunakan asumsi-asumsi yang masih wajar. Bila perhitungan mereka tidak mencapai target mereka merubah asumsi tersebut dengan sesuatu yang tidak masuk akal. Jangan Anda melakukan kesalahan seperti ini. Dalam merubah asumsi yang Anda gunakan dalam perhitungan perencanaan, rubahlah asumsi yang dapat Anda kontrol. Melihat perhitungan perencanaan diatas, maka terdapat 3 asumsi yang Anda kontrol dan dapat Anda rubah sesuai dengan yang Anda inginkan.
Pertama adalah biaya dari tujuan keuangan yang Anda miliki. Misalkan dalam contoh Andi dan keluarga, mungkin dapat memilih mobil dengan harga yang lebih murah dari Rp130 juta. Asumsi kedua yang mungkin Anda perbaharui adalah besarnya tabungan bulanan yang Anda lakukan. Dengan begitu jumlah total di tahun ketiga dalam hal Andi dapat mengumpulkan dana yang lebih besar. Dan asumsi yang terakhir yang dapat perbaiki adalah waktu pencapaian tujuan keuangan yang Anda inginkan. dalam hal ini memperpanjang waktu penggantian mobil misalkan menggantinya menjadi 5 tahun ke depan bukannya 3 tahun.
* Muhamad Ichsan, ChFC, MsFin, adalah parkitisi dan akademisi di bidang perencanaan keuangan. Ia adalah Managing Partner pada PrimaPlanner dan Direktur Program IFPI, serta mengajar di Ubinus dan STAN. Ichsan dapat dihubungi melalui email: ichsan02@yahoo.com.
PHK: LANGKAH PRAKTIS KELUAR DARI MASALAH FINANSIAL
Saat ini kita tinggal di era ketidakpastian. Tidak ada lagi rasa aman (secara finansial) bagi semua orang. Dengan terputusnya pendapatan regular akibat PHK, sulit bagi keluarga untuk dapat mempertahankan gaya hidup selama ini, bahkan hanya sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit. Setiap risiko kehilangan pekerjaan selalu mengharuskan Anda untuk mengencangkan ikat pinggang atau membatasi anggaran yang dibelanjakan.
Beberapa seri artikel ke depan akan membahas risiko kehilangan pekerjaan akibat PHK atau pensiun dini dan perencanaan yang dibutuhkan untuk dapat terus menjalankan kehidupan keluarga secara aman dan terbebas dari krisis keuangan.
Perhatikan tips dibawah ini
Bila Anda terkena musibah pemutusan hubungan kerja atau PHK, kami menganjurkan agar Anda untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan seputar keuangan Anda dan keluarga. Sangatlah sering terjadi kesalahan pengambilan keputusan seputar keuangan keluarga terjadi beberapa minggu setelah Anda tertimpa musibah. Untuk itu kami mencoba untuk memberikan beberapa masukan atau tips agar Anda terhindar dari keputusan yang salah yang bisa merusak kondisi keuangan Anda dan keluarga.
Lakukan dengan hati-hati keputusan besar yang harus diambil
Dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keuangan Anda, apalagi bila keputusan tersebut cukup besar, seperti menjual rumah, melikuidasi aset yang ada dan merestruturisasi hutang yang dimiliki, maka kami menganjurkan agar Anda memikirkannya dua kali lebih banyak dari biasanya. Bila Anda melakukan saran kami terdahulu untuk menyiapkan dana darurat, maka pertahankan dana tersebut. Karena dalam keadaan krisis seperti ini, cash is the king.
Hati-hatilah dengan penipu disekeliling Anda
Bagi mereka yang baru saja mendapatkan kemalangan, biasanya menjadi sasaran empuk para penipu untuk menawarkan berbagai jalan untuk menjadi kaya secara singkat. Misalnya seperti, pola multilevel marketing dengan pola binari, investasi dengan bunga tinggi tanpa risiko atau berbagai tawaran lain yang secara akal sulit untuk dapat diterima. Untuk itu, cobalah untuk lebih berhati-hati dalam keadaan seperti ini. karena secara psikologis Anda mudah untuk tergiur mengambil keputusan yang mungkin merugikan di kemudian hari. Bila memang ada sebuah kesempatan untuk Anda berinvestasi, cobalah untuk berkonsultasi atau bertanya dengan orang yang lebih tau atau profesional dalam bidang tersebut.
Gunakan dengan bijak dana yang didapat dari PHK
Jadikan dana ini sebagai dana untuk berjaga-jaga, jangan gunakan untuk kebutuhan harian. Tempatkan dana ini di bank dan kemudian ambil keputusan beberapa minggu kemudian berkenaan dengan dana ini setelah Anda merasa cukup mantan dan stabil dalam mengambil keputusan. Dana ini bisa menjadi tambahan dana darurat yang selama ini Anda sisihkan. Sekali lagi dalam situasi seperti saat ini, cash is the king.
Cobalah berkonsultasi dengan profesional
Hal ini ada baiknya Anda konsultasikan dengan para profesional. Tapi kendala yang mungkin mucul adalah beban biaya yang harus ditaggung terkadang cukup besar. Paling tidak cobalah untuk membicarakan dengan teman Anda yang memiliki latar belankang pendidikan yang cocok dengan permasalahan Anda.
Walau Anda tidak merasakan stres akibat PHK, sebaiknya Anda memahami dan mengenali bahwa Anda memasuki fase transisi yang sulit. Dalam fase ini, jangan mudah mengambil keputusan penting, pelajari dan pikirkan dengan masak sebelum keputusan diambil.
Risiko terlalu lama tidak bekerja dan langkah perencanaan
Masa-masa tidak bekerja merupakan waktu yang penuh risiko keuangan. Banyak sudah kejadian dimana PHK mengakibatkan banyak cicilan rumah yang terlantar dan kehidupan keluarga yang tadinya makmur, berubah menjadi berantakan.
Dibutuhkan startegi untuk dapat melalui fase yang penuh dengan tekanan keuangan dengan bijak dan aman. Kebanyakan krisis keuangan terjadi karena manajemen yang kurang bijak.
Menurut hemat kami, langkah pertama yang mungkin bisa Anda lakukan bila terjadi PHK dan masa pengangguran adalah melakukan pendaftaran terhadap semua aset yang Anda milki, beserta nilai dan bila ada nilai hutang yang masih terbani di aset-aset tersebut. Contohnya, bila Anda memiliki rumah (terbebas dari KPR) maka nilai yang Anda cantumkan merupakan nilai pasar. Sedangkan bila Anda masih memiliki hutang terhadap rumah tersebut, maka nilai hutang tersebut harus Anda cantumkan juga.
Untuk itu dibutuhkan alat bantu praktis untuk membantu Anda mendaftarkan semua aset yang Anda miliki dan nilai dari aset tersebut dalam sebuah tabel seperti dibawah ini—sekali lagi, gunakah harga pasar dalam menilai harga dari aset yang Anda miliki bila Anda akan menjualnya sekarang.
Daftar nilai dari aset yang Anda miliki
Dalam keadaan krisis tentunya dibutuhkan langkah taktis agar terhindar dari kesulitan keuangan berkepanjangan. Berdasarkan daftar diatas, priositaskan aset-aset mana saja yang sangat Anda perlukan, mulai dari angka 1 yang memiliki prioritas tertinggi dan terus 2 untuk selanjutnya dan 3 untuk selanjutnya dan seterusnya sampai prioritas kelima. Mulai dari prioritas keenam dan selanjutnya, bila memang dibutuhkan maka Anda bisa melikuidasinya.
Kelima aset ini merupakan aset yang harus Anda jaga keberadaannya selama masa tidak kerja walau apapun yang terjadi. Oleh karena itu, Anda harus mencari tau apa yang harus dilakukan untuk menjagaagar kelima aset prioritas tersebut tetap bisa menjadi milik Anda.
Gunakan tabel di atas untuk menentukan biaya yang harus Anda keluarkan untuk menjaga agar aset tersebut tetap menjadi aset Anda. Misalkan dari prioritas Anda, rumah merupakan aset yang penting. Bila Anda masih memiliki cicilan bulanan untuk kredit rumah Anda maka masukkan nilai tersebut sebagai biaya.
Misalkan Anda memiliki asuransi (berjaga terhadap berbagai risiko) maka nilai ini juga dimasukkan sebagai biaya untuk mempertahankan dan menjaga rumah Anda tetap menjadi milik Anda. satu hal penting, pehitungkan biaya dalam bulanan jangan tahunan.
Bila salah satu prioritas aset Anda adalah deposito Anda, maka biaya yang harus dikeluarkan tidak ada. Maka kosongkan saja bagian biaya untuk aset ini. demikian seterusnya untuk kelima aset yang menjadi prioritas Anda.
Setelah Anda selesai dengan langkah ini maka total jumlah biaya yang terhitung merupakan prioritas pengeluaran Anda—nilai tersebut harus menjadi nilai pendapatan yang harus Anda miliki setiap bulannya. Tapi semua pengeluaran ini bukan total pengeluaran atau anggaran.
Demikianlah langkah awal yang bisa Anda lakukan. Dan tunggu seri perencanaan ini selanjutnyaLangkah awal dalam melewati masa-masa krisis keuangan karena PHK adalah dengan menelusuri ulang aset-aset yang Anda miliki dan nilainya saat ini bila Anda ingin menjualnya dan hutang yang masih terkandung di dalamnya. Kemudian tentukan aset-aset yang terpenting yang harus Anda jaga keberadaannya. Untuk mempertahankannya pasti membutuhkan biaya yang harus dimasukkan ke dalam anggaran yang harus Anda kembangkan di saat masa sulit ini. Semua ini telah dibahas dalam artiek sebelumnya.
Dalam keadaan krisis, perhitungan kekayaan bersih (net worth) berdasarkan daftar aset yang Anda miliki dan hutang yang masih tersisa menjadi sangat penting. Nilai ini umumnya digunakan para profesional keuangan keluarga sebagai sebuah indikator kesehatan keuangan keluarga. Ditambah lagi, nilai ini dijadikan sebagai ukuran pertumbuhan kekayaan yang Anda.
Hitunglah kekayaan bersih Anda!
Untuk menghitung kekayaan bersih yang Anda miliki, maka kembalilah pada pembahasan artikel sebelumnya di dalam daftar semua aset yang Anda miliki. Pastikan bahwa daftar aset yang yang buat lengkap. Jumlahkan semua nilai aset yang Anda miliki dan tuliskan nilai tersebut dalam kolom berikut ini:
Nilai total aset yang dimiliki: Rp._____________________
Sekarang buatlah daftar semua hutang yang Anda miliki. Hutang ini merupakan semua nilai uang dari hutang yang Anda miliki. Tapi jangan Anda masukkan pengeluaran yang akan datang dari berbagai keperluan regular seperti makanan, listrik dan telepon. Tapi masukkan dalam daftar berbagai tagihan yang telah jatuh tempo seperti tagihan telepon, listrik dan rumah.
Dalam hal ini, ingatlah untuk memasukkan semua nilai hutang yang masih tersisa, bukan cicilan regular bulanannya. Sebagai contoh, bila hutang kredit rumah Anda masih tersisa sebesar Rp150 juta, maka masukkan nilai tersebut dalam daftar liabilitas Anda. Untuk membantu Anda dalam membuat daftar liabilitas yang masih dimiliki kami berikan beberapa contoh daftar di bawah ini:
Liabilitas..................................................Nilai dalam Rp......
KPR (kredit kepemilikan rumah)
KPM (kredit kepemilikan mobil)
Pinjaman usaha
Tagihan jatuh tempo (visa)
Tagihan jatuh tempo (master)
Tagihan jatuh tempo (kartu kredit lain)
Tagihan telpon jatuh tempo
Tagihan listrik jatuh tempo
.................................................................Total: Rp...........
Langkah selanjtunya adalah mengurangi nilai total liabilitas dari total aset yang Anda miliki.
Nilai total aset Rp____ dikurangi Nilai total liabilitas Rp____ = Kekayaan bersih Rp______
Bila nilai di atas negatif, berhati-hatilah. Anda sudah berada dalam kesulitan. Ada baiknya Anda melakukan langkah dramatis untuk menstabilkan keadaan kekayaan yang Anda miliki, misalnya dengan melikuidasi aset dan melunasi hutang yang masih tersisa atau ada baiknya Anda menghubungi para perencana keuangan untuk mendapatkan saran serta solusi untuk persoalaan ini.
Bila nilai kekayaan Anda positif maka Anda masih memiliki sesuatu untuk dijaga keberadaannya. Usahakan untuk menjaga nilai tersebut dan bila mungkin tingkatkan.
Liabilitas vs. aset—rasio yang digunakan
Salah satu cara untuk melihat hubungan liabilitas dengan aset yang Anda miliki adalah dengan menghitung rasio hutang. Dengan mengetahui rasio hutang akan dapat dilihat ketergantungan hutang terhadap kepemilikan aset. Jadi, rasio hutang akan menunjukkan banyaknya jumlah hutang yang diperlukan untuk memiliki aset, atau dapat pula dikatakan untuk mengukur kekuatan riil anda dalam menguasai aset. Dengan melihat angka rasio ini akan terlihat tingkat ketegantungan terhadap hutang dari aset-aset yang dimiliki. Cara menghitung rasio hutang adalah dengan membandingkan antara jumlah total hutang dengan total aset pada suatu waktu tertentu.
Dari daftar aset dan libilitas yang telah Anda buat diatas, maka Anda sudah dapat menentukan nilai masing-masingnya. Sebagai contoh, apablia total nilai aset yang Anda miliki adalah Rp430.000.000 dan dari daftar hutang didapat total nilai hutang sebesar Rp150.000.000, maka rasio hutang dapat dihitung = 150.000.000/430.000.000 = 0,35. Ini berarti bahwa 35 % aset yang anda miliki diperoleh dari hutang, atau dengan kata lain jumlah aset yang ada dalam penguasaan Anda hanyalah 65 %, karena sisanya adalah milik kreditur (orang yang memberi hutang).
Sekarang cobalah untuk menghitung rasio hutang Anda:
Liabilitas Rp__________ ÷ Aset Rp__________ = rasio hutang _______
Rasio hutang merupakan salah satu ukuran dalam menentukan kesehatan keuangan secara menyeluruh. Sebagai indikator, nilai rasio hutang:
30% atau kurang: mengindikasikan kesehatan posisi hutang dalam jangka panjang. Anda memiliki lebih dari cukup aset untuk menutupi semua liabiulitas yang Anda miliki. Akan tetapi hal ini tidak menjamin kesehatan cashflow Anda dalam keadaaan krisisn keuangan seperti saat ini. Mungkin dalam beberapa bulan ke depan Anda membutuhkan dana regular yang mengharuskan Anda menjual aset yang Anda miliki.
30 – 50%: nilai ini berarti bahwa Anda berada dalam situasi yang stabil, akan tetapi ada baiknya bila Anda mencoba untuk mempercepat pelunasan hutang-hutang jangka panjang—khususnya hutang untuk aset yang menurun nilainya seperti mobil dengan cara melikuidasi aset tersebut. Karena semakin menurunya tingkat nilai aset ini akan menyebabkan menurunya kekuatan nilai rasio hutang Anda (meningkat nilainya).
50 – 100%: nilai ini mengindikasikan bahwa Anda sudah melampaui kebiasaan atau batasn umum dalam berhutang. Menurut hemat kami sebaiknya Anda mencari jalan alternatif untuk mengatasi persoalan ini dulu sebelum merusak keadaan keuangan yang saat ini sedang dilanda krisis.
Rasio hutang yang kami sarankan adalah kurang lebih 30 % dari total aset, di mana dalam keadaan ini anda masih memegang kendali mayoritas terhadap aset, tetapi anda memiliki kesempatan manfaatkan kesempatan berhutang untuk meningkatkan aset.
Demikianlah pembahasan saya kali ini, semoga dapat membantu Anda dalam melalui masa-masa krisis keuangan dalam keluarga. Tunggu tunggu seri lajutannya.
* M. Ichsan adalah seorang perencana keuangan dari PrimaPlanner
BELANJA BIJAK DENGAN KARTU KREDIT
Salah satu sisi kehidupan finansial yang paling cepat berkembang mengikuti budaya global adalah penggunaan kartu plastik dan salah satu produknya adalah kartu kredit. Instrumen keuangan ini memberikan berbagai kemudahan baik dalam bertransaksi maupun manajemen arus kas. Pada pembahasan terdahulu, kita sudah membahas bagaimana dapat memanfaatkan keberadaan kartu kredit bagi keuangan Anda, dan menentukan pilihan kartu kredit yang sesuai dengan pola keuangan yang Anda miliki.
Kartu kredit memberikan banyak kemudahan bagi para pemiliknya, dari keamanan sampai pembayaran cicilan bulanan yang minimal. Tetapi, hal yang harus selalu diingat dalam penggunaan suatu produk budaya baru adalah keharusan penyesuaian-penyesuaian pada perilaku kita. Janganlah kita hanya terjebak pada ‘gaya hidup’-nya saja, tetapi juga bagaimana mengekploitasinya guna kepentingan kita.
Jangan mudah terbuai dengan iming-iming keuntungan
Kartu belanja yang dikeluarkan oleh Carrefour, juga berfungsi sebagai sarana pembayaran cicilan dengan jangka waktu maksimal hingga 2 tahun. Selain itu, pemiliki kartu belanja Carrefour juga bisa menikmati diskon khusus sebesar 1,5% dari harga barang.
Kartu belanja Makro juga menawarkan berbagai fasilitas yang tak kalah menyenangkan. Dengan memiliki kartu ini, pemegang kartu mendapat fasilitas kasir tersendiri sehingga terbebas dari antrian panjang yang biasa terjadi. Kelebihan lainnya, pemegang kartu juga mendapatkan parkir khusus dan dapat berbelanja melalui telepon.
Tapi awas, iming-iming berbagai kemudahan seperti di atas terkadang berakibat fatal. Lantaran berbagai kemudahan yang diberikan, Anda sebagai pemakai tanpa sadar terbuai dan terjebak ke dalam tumpukan hutang yang tak kunjung terlunasi. Maklum, bunga kartu kredit yang ditawarkan tidaklah murah, saat ini berkisar antara 3-4% per bulannya. Konsumen yang keenakan berbelanja dan tidak disiplin dalam melakukan pembayaran bulanan bisa terlilit hutang yang kian lama kian menumpuk.
Perhitungan bunga yang berlaku adalah prinsip bunga berbunga. Dus, bunga bulanan yang sekitar 3-4% per bulan dapat tumbuh pesat mencapai lebih dari 40%. Tentunya hal ini sangat memberatkan Anda sebagai konsumen pemakai, bila Anda tidak cermat dan bijak dalam memanfaatkan kartu kredit.
Oleh karenanya kami sangat menganjurkan agar Anda meniliti dengan seksama sebelum Anda mengambil keputusan untuk memiliki kartu kredit. Jangan sampai kemudahan kartu kredit yang ditawarkan malah memberikan petaka di kemudian hari. Bila Anda tertarik untuk memilikinya, kami menganjurkan untuk memiliki tidak lebih dari 2 buah kartu kredit dengan kegunaannya masing-masing bagi Anda dan keluarga.
Kenali kartu kredit Anda
Sebelum Anda terjerumus ke dalam hutang yang tak habis-habisnya, sebaiknya Anda mencari tahu sebanyak mungkin informasi mengenai kartu kredit yang akan dipilih. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu Anda cermati:
Pertama, konsumen harus mencari tahu fasilitas apa saja yang bisa dinikmati mulai dari potongan harga di berbagai merchant sampai undian berhadiah yang menggiurkan. Tapi ingat semua ini bukanlah yang terpenting. Kenali kebutuhan Anda dan pilih kartu yang sesuai untuk Anda.
Kedua, besarnya biaya-biaya yang dikenakan oleh penerbit kartu kredit, seperti biaya tahunan. Besarnya biaya tahunan ini beragam antara kartu kredit satu dengan yang lain, hal ini sangat bergantung dengan jenis kartu kredit atau lembaga yang menerbitkannya. Saat ini beberapa penerbit memberikan penawaran biaya tahuan gratis. Biaya lain yang harus juga Anda perhatikan adalah biaya keterlambatan pembayaran cicilan, biaya overlimit, biaya penggantian kartu baru dan lain-lain.
Ketiga, informasi tingkat suku bunga untuk belanja dan pengambilan tunai. Kedua jenis pemakaian ini tidaklah sama dalam besar bunga yang dibebankan. Pengambilan tunai melalui ATM biasa akan dikenakan bunga yang lebih tinggi. Biaya administrasi juga akan langsung dibebankan kepada Anda dan perhitungan bunga biasanya akan langsung pada hari Anda mengambilnya. Jadi dalam pengambilan tunai biasanya tidak ada grace period.
Keempat, perhitungan bunga kartu kredit. Cari informasi bagaimana sistem perhitungan bunga yang dilakukan. Namun, kami ingatkan kembali bahwa pehitungan bunga ini hanya berlaku bila Anda tidak membayar lunas setiap tagihan bulanan yang datang. Bila Anda membayar lunas, maka hal ini tidak usah menjadi hal yang harus Anda pusingkan.
Kelima, informasi yang tidak kalah pentingnya adalah menyangkut tenggat waktu dan masa jatuh tempo tagihan, karena justru di sinilah letak keutungan menggunakan kartu kredit. Makin lama tenggat waktu jatuh temponya (grace period) semakin besar keuntungan pemegang kartu kredit. Infromasi ini dapat Anda peroleh dengan menanyakan langsung ke perusahaan penerbit.
Kendati kartu kredit sudah menjadi ikon bagi masyarakat kelas menengah di kota-kota besar, toh masih banyak yang belum mengerti cara pemakaian kartu kredit dengan bijak. Tak jarang, per bulannya sebagian besar pendapatan gaji justru habis untuk membayar bunga kartu kredit. Makanya kami menyarankan bagi semua pemegang kartu kredit agar:
1. Disiplin dalam menggunakan kartu kredit. Usahakan penggunaan kartu kredit memang sudah dianggarkan dalam keuangan keluarga. Ibarat Anda menggunakan uang tunai tapi dengan kelebihan tenggat waktu.
2. Bila saran pertama dapat Anda jalani, maka ada baiknya bila Anda mengalihkan pengeluaran-pengeluaran rutin, seperti bayar telepon, listrik, dan lain-lain ke dalam kartu kredit.
3. Jangan pernah Anda mengambil uang tunai melalui ATM dengan kartu kredit Anda, bukan hanya bunga besar tapi juga beban biaya dan penerapan perhitungan bunga langsung. Pengecualian—keadaan darurat.
4. Sebaiknya jangan hanya membayar cicilan minimun setiap bulannya. Karena beban bunga bulanan yang bisa mencapai 3,5%. Dengan perhitungan bunga berbunga maka bunga hutang kartu kredit Anda bisa lebih dari 40%. Bukan main besarnya.
5. Batasi kepemilikan hanya 2 kartu kredit.
* M. Ichsan seorang perencana keuangan dari PrimaPlanner
HIDUP NYAMAN DENGAN JARING PENYELAMAT
Sebuah tujuan keuangan keluarga dimulai dengan perencanaan dan dilaksanakan berdasarkan alokasi dari rencana yang telah Anda buat. Dalam perjalanan kehidupan berkeluarga pasti menghadapi kerikil-kerikil rintangan. Terkadang rintangan atau risiko tersebut sedemikian besar sehingga Anda tidak lagi dapat mengatasi problema keuangan yang harus Anda pikul. Akan banyak sekali dampak buruk terhadap kelangsungan kehidupan keluarga. Oleh karenanya kami sangat menganjurkan agar Anda merencanakan proteksi terhadap problema-problema dalam perjalanan kehidupan yang mungkin terjadi.
Realita: hidup tidak selalu gembira
Seperti halnya orang lain, kami adalah orang-orang yang memiliki pemikiran yang positif dan kami selalu berharap bahwa semua keadaan akan terus baik bagi kita semua. Akan tetapi, kenyataannya bahwa tidak semua hal sesuai dengan apa yang Anda harapkan. Realitanya, kehidupan mungkin memburuk. Orang-orang kehilangan pekerjaannya, pernikahan yang telah dibina bersama berantakan, bisnis atau usaha menjadi bangkrut dan mungkin saja tulang punggung keungan keluarga sakit atau malah meninggal dunia. Semua ini sering kali terjadi. Kenyataannya bahwa tidak setiap keluarga siap bila hal ini terjadi.
Tidak ada cara untuk menghindar dari itu semua. Semua hal ini mungkin terjadi dan ada kejadian yang pasti terjadi. Akan tetapi, tidak ada alasan bagi Anda untuk bingung dan rendah hati. Bila Anda mengetahui bahwa ada kejadian-kejadian yang sangat mungkin terjadi maka Anda sebagai keluarga dapat mempersipkannya. Dengan begitu Anda memiliki kekuatan secara keuangan bila hal ini terjadi. Memiliki “rencana B” akan memberikan rasa aman bagi Anda. Sebenarnya bukan hanya rasa aman, tapi keamanan itu sendiri. “Rencana B” ini adalah sebuah perencanaan proteksi. Perencanaan ini seperti halnya bangunan rumah Anda. Bila Anda memiliki rumah yang indah dan megah dan tidak ditopang dengan pondasi yang kokoh, maka mungkin saja rumah tersebut runtuh dan mencelakakan keluarga di dalamnya. Dalam hal ini, perencanaan ini harus dilihat dari perencanaan yang menyeluruh sehingga alokasi dana yang dibutuhkan akan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Tujuan dari perencanaan proteksi sangatlah simpel, yaitu memberikan keamanan dan menjaga kelangsungan kehidupan keluarga Anda, pasangan dan anak-anak Anda bila terjadi suatu risiko yang tidak diharapkan terhadap tulang punggung keuangan keluarga. Risiko ini mungkin saja bisa merupakan risiko yang berat misalkan hilangnya arus masuk keuangan keluarga akibat pemutusan hubungan kerja maupun meninggalnya salah satu anggota keluarga. Atau suatu risiko kecil seperti misalnya rumah Anda bocor dan memerlukan perbaikan atau anak Anda sakit harus berobat kerumah sakit. Duduk permasalahannya adalah kejadian yang tidak diharapkan mungkin terjadi, walau Anda tidak dapat meramalkannya di depan tetapi Anda dapat mengantisipasinya dengan sebuah perencanaan proteksi yang benar dan menyeluruh.
Mungkin proteksi ini seperti halnya perlenggkapan keamanan dalam sebuah mobil. Bila Anda membeli mobil baru, maka biasanya akan diberikan perangkat keamanan standar, seperti sabuk pengaman, air bag dan lain-lain. Dengan adanya ini bukannya Anda mengharapkan akan terjadi risiko kecelakaan. Akan tetapi Anda hanya berprilaku bijak dengan mempersiapkan bila kecelakaan ini terjadi. Oleh karenya kami merasa bahwa perencanaan ini atau “rencana B” ini wajib dimiliki oleh setiap keluarga yang ingin mencapai tujuan keuangan masa depan dengan mempersiapkan “sabuk pengaman” atau ”air bag” bagi kelangsungan kehidupan keluarga.
Dalam hal ini, kami mengidentifikasi beberapa hal yang menurut hemat kami perlu dan dibutuhkan bagi setiap keluarga dalam menjalankan kehidupan berkeluarga. Tujuan dari perencanaan ini adalah agar jangan sampai kejadian tak terduga menjadi hambatan bagi keluarga untuk dapat terus menjalankan rencana jangka panjangnya.
Emergency fund menjadi awal
Dalam sebuah perencanaan keuangan menyeluruh berkenaan dengan keuangan keluarga, memiliki uang tunai dalam jumlah tertentu menjadi sangat diperlukan bila masalah timbul. Kami ingin agar Anda memikirkan sejenak “air bag” yang Anda dan keluarga butuhkan. Dengan “air bag” ini akan meringankan beban Anda bila kejadian yang tak terduga datang seperti pemutusan hubungan kerja atau kecelakaan.
Pertanyaan yang mungkin timbul adalah berapa nilai yang cukup untuk berjaga-jaga bila kejadian ini terjadi? Berapa jumlah nilai yang harus disimpan dalam bentuk tunai agar memberikan rasa aman bagi Anda dan keluarga?
Jawabannya mudah saja. Semua ini sangat bergantung dengan berapa besar pengeluaran Anda dan keluarga selama sebulan. Kata kuncinya adalah “pengeluaran” bukan penghasilan yang Anda peroleh setiap bulan. Dalam hal Anda berdualah, pasangan suami istri yang harus menentukan dan menghitung berapa besar pengeluaran Anda dan keluarga setiap bulannya.
Setelah Anda dapat menentukan besarnya pengelauran Anda dan keluarga setiap bulannya, kemudian berapa besar yang harus disisihkan dalam bentuk tunai untuk proteksi? Menurut hemat kami, paling tidak Anda memiliki minimum tiga (3) bulan dari pengeluaran yang Anda lakukan setiap bulannya. Misalkan Anda sudah menghitung rata-rata pengeluaran Anda dana keluarag setiap bulannya adalah Rp5 juta maka minimum Anda harus menyimpan dalam bentuk tunai sebanyak Rp15 juta.
Tiga (3) bulan adalah nilai minimum yang harus Anda sisihkan. Tapi mungkin saja Anda dan keluarga ingin menyisihkan 24 kali dari pengeluaran bulanan. Jelas sekali dalam hal ini terjadi perbedaan yang sangat besar. Hal ini mungkin saja Anda lakukan. Memutuskan jumlah yang sesuai dengan pola pikir Anda memerlukan pertimbangan yang matang. Pertimbangan ini bisa saja melihat beberapa hal seperti, misalkan Anda mendapat gaji rutin setiap bulannya, tapi bila terjadi pemutusan hubungan kerja berapa lama waktu yang Anda rasa butuhkan untuk mendapatkan pekerjaan kembali? Hal ini harus Anda bicarakan dengan pasangan Anda karena semua ini sangat bergantung dengan pola pikir individu didalam keluarga.
Mungkin Anda bertanya, di mana sebaiknya kita menyimpan dana darurat ini? Menurut hemat kami yang perlu Anda pertimbangkan adalah seberapa mudah atau cepat Anda dapat mencairkannya atau seberapa likuid dana tersebut. Karena kebutuhan ini terkadang sangat mendadak, jadi Anda sebaiknya menyimpannya dalam bentuk tabungan. Bila nilai yang Anda butuhkan cukup besar mungkin Anda dapat membaginya sebagaian dalam bentuk tabungan dan sebagian lagi dalam bentuk reksadana pasar uang. Pertimbangannya adalah karena bila jumlah yang Anda alokasikan jumlahnya cukup besar maka bila ditempatkan hanya di tabungan maka Anda hanya mendapatkan bunga yang minim dan Anda memberikan keuntungan kepada bank. Dengan menempatkan sebagian dana dalam bentuk reksadana pasar uang, maka bunga yang Anda bisa peroleh rata-rata lebih tinggi dan tingkat likuiditasnya juga cukup tinggi.
Jagalah orang-orang yang Anda cintai dengan asuransi jiwa
Sebagian besar masyarakat kita sangat anti bila berbicara mengenai asuransi. Banyak sebab mengapa hal ini bisa terjadi. Paling tidak kami menemukan 3 (tiga) alasan mendasar mengapa orang tidak/belum mau membeli asuransi. Pertama, ia belum melihat asuransi merupakan kebutuhan hidupnya, karena ia belum mempunyai uang yang cukup untuk itu. Kedua, keadaan ekstrim lainnya yaitu orang yang sudah banyak sekali memiliki uang/aset sehingga tidak memerlukan lagi membeli asuransi untuk menutupi risiko yang mungkin timbul. Dalam pandangannya, jumlah harta yang bejibun dan aset-aset produktif yang menghasilkan uang tanpa harus bekerja itu telah menjadi proteksi yang membuat asuransi tidak diperlukan lagi bagi dirinya. Ketiga, orang yang tidak begitu memahami apa manfaat yang mungkin diperoleh jika ia membeli asuransi.
Jika terjadi kematian pada seseorang, sementara orang tersebut adalah pencari nafkah utama di dalam keluarganya, maka akan hilanglah sebagian besar pendapatan, atau mungkin bahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh keluarga. Yang kemudian terjadi dalam waktu dekat akan terbayang sebuah keluarga yang tidak mendapatkan atau berkurang pemasukan bulanannya secara significant.
Akibat yang segera dirasakan adalah tingkat kesejahteraan hidup dan standar gaya hidup mulai terganggu, apalagi jika kemudian datang berbagai tagihan hutang almarhum, tagihan kartu kredit, tagihan biaya pengobatan yang belum dibayar, biaya pemakaman, dan sebagainya. Jangankan mereka yang sama sekali tidak memiliki asuransi jiwa, keluarga yang sudah membeli asuransi jiwa pun masih mungkin terganggu secara finansial jika tiang penopang utama keluarganya meninggal dunia. Hal mungkin terjadi bila Anda tidak memperhitungkan berapa nilai pertanggungan yang sesuai dengan keadaan keuangan Anda? jadi hal penting yang perlu Anda perhatikan adalah cara menghitung berapa uang pertanggungan yang sebaiknya Anda ambil?
Menurut hemat kami ada faktor-faktor yang perlu Anda pertimbangkan dan diperhitungkan ketika seseorang (Anda) merencanakan untuk membeli asuransi? Berikut, empat hal yang dapat dipertimbangkan sebagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam menentukan jumlah uang pertanggungan, Pertama, berapa jumlah hutang yang Anda miliki?; kedua, berapa banyak aset/harta yang Anda tinggalkan untuk keluarga?; ketiga, berapa lama aset tersebut dapat menghidupi mereka tanpa harus menurunkan standar gaya hidup mereka?; dan keempat, berapa banyak dana yang diperlukan untuk membiayai kehidupan anak-anak Anda sampai mereka menjadi dewasa dan mandiri, termasuk biaya pendidikan mereka?
Setelah Anda menghitung besarnya uang pertanggungan berdasarkan faktor-faktor di atas dan Anda kaget dengan nilai yang harus Anda ambil (premi yang harus dibayar). Besarnya jumlah nilai proteksi atau uang pertanggungan yang harus dipersiapkan tidak perlu sampai membuat Anda distress (tertekan dan cemas berlebihan), sepanjang Anda ingat bahwa pada dasarnya asuransi adalah sebuah perencanaan. Artinya, Anda dapat merencanakan untuk membeli asuransi jiwa dengan jumlah premi tertentu secara bertahap. Urutan prioritasnya kami usulkan sebagai berikut: pertama, belilah asuransi jiwa dengan jumlah uang pertanggungan (dan premi) yang bisa menutupi seluruh hutang-hutang Anda, agar sekurang-kurangnya anda tidak mewariskan hutang kepada generasi berikutnya;
Kedua, bila hutang-hutang sudah diamankan, maka belilah asuransi jiwa berikutnya untuk mengamankan kebutuhan hidup keluarga sehari-hari untuk rentang waktu tertentu, terhitung sejak Anda meninggal dunia; Dan ketiga, pada tahap berikutnya, yakni jika anda telah berhasil mengumpulkan sejumlah uang tambahan, belilah asuransi jiwa dengan nilai pertanggungan yang bisa memenuhi biaya-biaya membesarkan anak-anak Anda, termasuk biaya pendidikannya. Jadi, meski tentu tidak mudah mengaturnya, namun dengan perencanaan yang matang, hal di atas tetap dimungkinkan (kecuali Tuhan berkehendak lain, tentu).
Demikianlah beberapa pertimbangan yang Anda butuhkan dalam mengantisipasi risiko yang sering terjadi dalam menjalankan kehidupan keluarga. Semoga bermanfaat.[]
* M. Ichsan adalah seorang perencana keuangan dari PrimaPlanner
Langganan:
Postingan (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)