Rabu, 15 Oktober 2008
CHECK-UP FINANSIAL
Finansial check-up akan sangat membantu mengidentifikasi kemungkinan gangguan keuangan pada keluarga secara dini. Dengan begitu Anda dapat mengambil tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.
Untuk itu dibutuhkan alat atau tools untuk melakukan check-up ini seperti halnya dokter dalam memeriksa kesehatan kita. Secara umum pemeriksaan kondisi keuangan dilakukan dengan menghitung rasio-rasio atau perbandingan-perbandingan tertentu dan menyimpulkan hasilnya. Ada tiga titik kritis yang wajib diperiksa:
1. Situasi seputar masa kini, diukur dengan likuiditas (ketersediaan uang tunai untuk membayar keperluan rutin dan keperluan mendesak).
2. Dampak keputusan hutang masa lalu, diukur dengan solvabilitas (kemampuan untuk membayar kewajiban hutang pada saat jatuh tempo).
3. Kondisi masa depan, diukur dengan rasio produktivitas aset dari hasil menabung atau berinvetasi.
Likuiditas Check-Up
Secara umum, semua keluarga akan memerlukan tingkat likuiditas tertentu untuk menjaga kemampuan membayar pengeluaran rutin mereka. Pemeriksaan tingkat likuiditas keuangan dapat dilakukan menggunakan rasio likuiditas, yang dapat dihitung dengan membandingkan antara aset likuid yang berupa uang tunai, tabungan dan deposito dengan kebutuhan rata-rata satu bulan. Sebagai contoh, misalkan jumlah uang tunai, tabungan dan deposito adalah Rp 5.000.000 dan jumlah pengeluaran bulanan Rp 3.000.000. Dari data ini, rasio likuiditas = 5.000.000 : 3.000.000 = 1,67. Rasio ini menunjukkan kemampuan aset likuid untuk menutup kebutuhan bulanan selama 1,67 bulan atau 1 bulan 20 hari.
Secara umum angka rasio yang disarankan antara 3 s/d 6 bulan (dana darurat). Rasio yang terlalu kecil bisa menyulitkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, apalagi bila terjadi risiko yang dampaknya jangka pendek, seperti rumah rusak perlu perbaikan dan lain-lain.
Sebaliknya, rasio likuiditas yang terlalu besar, melebihi kebutuhan menyebabkan ketidakefisienan dalam mengelola aset. Aset berupa uang tunai tidak akan memberikan hasil yang maksimal malah menurun termakan inflasi. Rasio likuiditas terlalu besar akan menutup kemungkinan untuk memperoleh keuntungan investasi dari aset yang dimiliki. Dengan demikian, harus selalu diusahakan untuk menjaga likuiditas pada tingkat tertentu sesuai dengan keadaan keuangan dan pola kehidupan.
Hutang Check-Up
Selanjutnya check-up yang berkaitan dengan masalah hutang. Dalam bahasa keuangan masalah ini dikenal dengan istilah solvabilitas, yaitu kemampuan untuk membayar cicilan hutang pada saat jatuh tempo. Bagaimana cara mengukurnya? Cara mengukurnya adalah dengan menghitung rasio pembayaran hutang terhadap pendapatan.
Rasio pembayaran cicilan hutang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membayar kewajiban cicilan hutang dalam satu periode waktu, atau mengukur tingkat pengeluaran bagi pembayaran hutang. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan total cicilan hutang yang harus dibayar dalam periode waktu tertentu dengan total penghasilan dalam periode waktu yang sama.
Contoh, bila total kewajiban cicilan hutang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun adalah Rp 18.500.000 sedangkan total pemasukan satu tahun Rp 73.000.000, sehingga rasio = 18.500.000 / 73.000.000 = 0,25.
Ini berarti 25 % penghasilan Anda telah teralokasikan untuk membayar hutang, atau dengan kata lain anda masih memiliki 75 % penghasilan untuk dikelola secara bebas. Rasio maksimum yang dianjurkan adalah sekitar 30%, lebih dari itu akan sangat menganggu pengeluaran anda. Sebaiknya pengambilan keputusan untuk berhutang selalu didasarkan pada arus kas riil, artinya pemasukan hanya diperhitungkan sebagai pendapatan apabila sudah benar-benar diterima. Sebagai contoh, bila dalam tahun ini Anda merencanakan menjual aset berupa tanah, pemasukan hanya bisa dicatat saat Anda telah menerima uang penjualan tersebut.
Produktivitas Aset Check-Up
Pengeluaran dari penghasilan setiap orang dapat dikelompokkan menjadi tiga pos utama, yaitu:
1. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
2. Untuk membayar hutang.
3. Untuk menabung dan berinvestasi.
Dua pos pengeluaran pertama telah kita bahas. Selanjutnya, mari kita lihat mengenai pos menabung dan berinvestasi. Membayar hutang berkaitan dengan keputusan keuangan masa lalu. Kebutuhan sehari-hari adalah masalah keuangan masa kini. Menabung dan berinvestasi adalah urusan untuk kepentingan masa depan.
Tanpa adanya tabungan dan investasi, sebenarnya apa yang kita kerjakan hanya akan berjalan sampai masa kini saja, atau ekstrimnya, kita tidak memiliki masa depan (madesu = masa depan suram). Selama penghasilan masih mampu menutupi pengeluaran, dampak langsungnya belum dirasakan. Kebanyakan orang adalah seperti ini. Manakala terdapat gangguan terhadap penghasilan, kehidupan keuangan akan segera terganggu, yaitu mengalami defisit.
Tanpa tabungan dan investasi, defisit ini tidak akan segera dapat ditutup, bahkan kemungkinan akan membesar dan membahayakan stabilitas keuangan. Tanpa surplus penghasilan, akan sangat sulit untuk melakukan perencanaan keuangan guna menjamin kondisi keuangan yang baik di masa depan, terlebih untuk jangka panjang.
Untuk mengukur kekuatan menabung dan investasi digunakan rasio kekuatan menabung. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah uang yang ditabung untuk tujuan investasi dengan pendapatan.
Sebagai contoh apabila jumlah tabungan dalam satu tahun Rp 8.000.000, sedangkan jumlah penghasilan tahunan Rp 73.000.000, maka rasio kekuatan menabung = 8.000.000 / 73.000.000 = 0,11 atau 11%. Mulailah menabung secara regular minimal 10% dari penghasilan bersih bulanan.
Ada satu alat atau rasio lagi yang bisa membantu kita untuk melihat kekuatan investasi dalam menopang keuangan keluarga melalui rasio aset investasi dengan kekayaan bersih. Rasio kekuatan investasi menggambarkan tingkat ketergantungan kekayaan terhadap hasil investasi. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan pendapatan dari aset investasi dengan kekayaan bersih (aset – kewajiban).
Contoh, apabila total aset Rp. 430.000.000 dan total hutang adalah Rp 150.000.000 dan pendapatan aset investasi (bisa berupa bunga, dividen, sewa property dan lain-lain) Rp 3.000.000, maka rasio kekuatan investasi = 3.000.000 / ( 430.000.000 – 150.000.000) = 0,01. Artinya hanya 1% kekayaan anda diperoleh melalui investasi, sehingga ketergantungan pada pendapatan di luar investasi, biasanya berupa gaji, sangat dominan. Semakin besar rasio ini akan semakin bagus. Bila telah mendekati angka 1 atau melampauinya, praktis anda tidak perlu bekerja lagi, karena penghasilan dari investasi telah mencukupi seluruh kebutuhan anda. Inilah tujuan masa pensiun yang diidam-idamkan oleh setiap orang, hidup berkecukupan dari hasil investasi yang kita miliki.
Semoga bermanfaat.[mi]
* M. Ichsan adalah praktisi perencana keuangan.
MENABUNG: MEMBAYAR UNTUK DIRI
Selama Anda tidak memiliki angsa bertelur emas atau mesin pembuat uang (money machine) maka Anda sendiri yang harus menjadi money machine. Berapa pun penghasilan Anda tidak menjamin bahwa Anda akan hidup nyaman di masa depan. Karena, bukan uang yang Anda hasilkan yang akan menyelamatkan Anda akan tetapi uang yang Anda sisihkan atau simpan yang berperan.
Empat Alasan Mengapa Orang Tidak Menabung
Banyak alasan mengapa individu ataupun keluarga harus menabung, akan tetapi untuk kebanyakan masyarakat, terdapat empat alasan mengapa mereka tidak melakukannya.
1. Karena karier yang sedang menanjak, maka Anda berpikir bahwa Anda akan memperoleh uang banyak nantinya sehingga tidak perlu memulai untuk menabung.
2. Anda merasa bahwa Anda hidup sekarang, dan menabung sangat sulit dan membatasi keinginan Anda.
3. Anda berpikir bahwa menabung tidaklah terlalu penting dan Anda berpikir tidak dapat mengubah prilaku keuangan Anda.
4. Anda berpikir bahwa manabung tidak akan menghasilkan apa pun dengan rendahnya tingkat suku bunga dan tingginya inflasi.
Menabung Membuat Anda Kaya, Bukan Penghasilan Anda
Tidak seorang pun menjadi kaya hanya karena penghasilannya besar. Kekayaan menjadi nyata bila Anda menyimpan atau menyisihkan dana setiap bulannya dan diinvestasikan. Banyak orang berpikir, menurut hemat kami kurang logis, “Bila saja saya menghasilkan lebih banyak maka semua keadaaan akan lebih baik.” Realitasnya, dengan meningkatnya pendapatan pasti akan selalu dibarengi dengan kenaikan standar hidup atau gaya hidup. Sehingga Anda akan tetap membutuhkan hampir semua penghasilan bulanan yang Anda peroleh dengan kerja keras. Kenyataannya, bila individu atau keluarga gagal merencanakan menabung (saving plan) maka mereka hanya akan menambah hutangnya.
Bila Anda mendapatkan promosi maka dengan standar hidup baru Anda harus membeli mobil yang lebih mempresentasikan jabatan Anda. mobil baru dengan kredit. hutang. Kemudian, Anda berpikir dengan posisi sekarang ini maka saya harus membeli urmha yang lebih bagus. Maka Anda memutuskan untuk kembali berhutang. Anda bisa menghasilkan pendapatan yang besar akan tetapi dengan itu diikuti dengan pola belanja atau kebiasaan yang kurang baik, menambah atau menimbun hutang. Karena masyarakat kita sekarang ini apalagi masyarakat perkotaan sangatlah materialistis. Mereka melihat apa yang Anda pakai atau pergunakan. Bukannya apa yang Anda lakukan untuk diri Anda serta keluarga dan tentunya untuk masyarakat yang lebih luas lagi (lingkungan sekitar).
Sangat tidak benar bila Anda berpikir bahwa kekayaan akan datang dengan sendirinya karena penghasilan Anda besar serta tetap mempertahankan perilaku keuangannya. Anda harus berubah menjadi lebih baik dan lebih bertanggung jawab. Dalam kaitannya dengan keuangan, banyak orang beranggapan bahwa ia bisa melakukan kesalahan dengan menggunakan semua penghasilannya untuk keperluan bulanan dan nantinya akan membetulkannya bila penghasilannya meningkat.
Jadi, Anda sangat percaya bahwa dengan penghasilan Anda yang tinggi akan merubah keadaan keuangan Anda di masa datang. Percaya dengan kami, bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi bila prilaku Anda terhadap uang tidak pernah berubah. Jangan belanjakan seluruh penghasilan bulanan Anda. Sisihkan dan investasikan untuk masa depan.
Jadi, dapat disimpulkan bila Anda ingin menjadi kaya (dalam artian material) di masa datang dua hal, dan hanya dua hal yang harus Anda ubah dan tingkatkan. Pertama adalah ubah prilaku Anda terhadap uang atau perubahan pada diri Anda sendiri. Kedua adalah tingkatkan persentasi tabungan dibandingkan dengan total penghasilan.
Menabung Bisa Sangat Menyenangkan dan Mudah Dilakukan
Sekaranglah Anda harus memulai untuk menabung. Banyak orang gagal dalam melakukan dan tetap menabung karena mereka memaksakan dirinya dengan jalan mengurangi kebutuhan setiap bulannya. Mereka memangkas sedikit pengeluaran di sini dan di sana. Walau sudah melakukan hal itu tetap saja mereka hanya dapat menyisihkan sedikit setiap bulannya.
Mungkin ada baiknya bila Anda mengubah skenario. Bila dipelajari Anda membayar orang lain terlebih dahulu bukannya diri Anda sendiri. Anda membayar tukang roti bila Anda membeli roti, Anda membayar tukang potong rambut langganan Anda apabila selesai menata rambut Anda. tapi pertanyaan, kapan Anda membayar untuk diri Anda sendiri?
Jadi, sudah sebaiknyalah Anda membayar untuk diri Anda sendiri sebelum Anda membayar untuk orang lain. Menurut hemat kami, ada jalan di mana Anda dapat membayar untuk diri Anda sendiri, dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan bulanan setiap bulannya di depan. Jangan setelah Anda menggunakannya selama sebulan atau apa yang tersisa tapi Anda harus menyisihkannya di muka.
Dengan 10 persen yang Anda bayarkan untuk diri Anda, maka Anda akan memelihara angsa petelur emas yang akan menjadikan anda kaya. Dan dengan sisa yang 90 persen Anda gunakan untuk membayar orang lain. Anda tidak akan merasakan perubahan yang berarti dengan tingkat kehidupan Anda dengan memotong 10 persen dari penghasilan di muka.
Dengan waktu berjalan Anda tidak akan merasakan bahwa Anda sudah memotong 10 persen dari penghasilan Anda. Mungkin Anda merasa sulit untuk mempercayainya. Tapi, bila Anda melakukannya dengan benar maka Anda akan mendapatkan manfaat dari aksi yang Anda lakukan.[mi]
* M. Ichsan adalah seorang perencana keuangan dari Primaplaner
PASANGAN HIDUP DAN UANG: MITOS AND FAKTA
Banyaknya masyarakat yang mempelajari manajemen keuangan keluarga dari sumber-sumber yang kurang kredibilitasnya. Maka, kami merasa perlu untuk berbagi pengalaman dan ilmu berkenaan dengan fakta dan mitos dalam hal pasangan hidup dan uang.
Mitos 1: Bila kita saling mencinta, kita tidak akan bertengkar karena uang.
Fakta 1: Uang hanya sedikit atau tidak ada kaitannya dengan cinta ... dan banyak berkaitan dengan berapa banyak Anda bertengkar.
Cinta tidak ada sangkut pautnya dengan pandangan seseoarang terhadap uang. Tidak perduli bila Anda mencintai pasangan Anda sepenuh hati dan melebihi siapa pun. Bila Anda gagal dalam meyepakati berbagai nilai-nilai yang berkaitan dengan kebiasaan keuangan pasangan Anda, maka Anda akan dihadapi dengan berbagai masalah di kemudian hari berkaitan dengan keuangan keluarga.
Cinta bisa menjadi dasar yang kokoh dari hubungan suami istri tapi bukan merupakan hal yang absolut. Akan tetapi untuk mempertahankan pernikahan diperlukan lebih dari hanya cinta, dibutuhkan banyak pengertian. Menurut hemat kami Ada beberapa fakta yang sebaiknya Anda ketahui berkenaan dengan cara pandang Anda dan pasangan Anda terhadap uang:
1. Bagaimana Anda menggunakan atau membelanjakan uang Anda tidak ada hubungannya dengan berapa dalam cinta antara Anda berdua.
2. Possibility bahwa Anda dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda berkaitan dengan uang lebih besar.
3. Anda melihat dan memiliki nilai-nilai yang berbeda berkaitan dengan uang.
4. Anda berdua relatif memiliki kebiasaan membelanjakan uang yang berbeda.
Itulah beberapa perbedaan mendasar berkaitan dengan cara pandang atau nilai-nilai yang yang Anda miliki berkaitan dengan uang. Bila Anda berdua sekarang ini dihadapi dengan pertengkaran akan hal keuangan keluarga, itu merupakan hal yang normal. Dalam hal ini maka yang Anda butuhkan bukannya tingginya tingkat pendidikan Anda atau kecerdasan Anda dalam hal keuangan akan tetapi yang Anda butuhkan hanyalah aksi positif dari Anda berdua. Dan membicarakan nilai-nilai yang Anda miliki berkaitan dengan keuangan keluarga menjadi sangat penting dan merupakan awal dari suatu proses perjalanan panjang keluarga.
Mitos 2: Untuk memperoleh uang dibutuhkan dana (uang).
Fakta 2: Dibutuhkan hanya sedikit uang untuk memperoleh uang ... yang dibutuhkan hanyalah kesabaran dan disiplin.
Berpikir investasi, masyarakat kita pada umumnya selalu saja merasa kekurangan. Maksudnya, mereka selalau saja mencari alasan untuk tidak menyisihkan uang bulanan yang didapatnya dengan berbagai alasan dari keterbatasan pemasukan sampai besarnya pengeluaran bulanan. Ini sudah menjadi hal yang umum, di mana masyarakat kita sangat rendah tingkat menabungnya. Pada umumnya masyarakat berpikir bahwa, untuk menghasilkan uang dibutuhkan uang yang besar.
Dengan pola dollar cost averaging, individu melakukan investasi secara berkala dan berkesinambungan dengan dana yang terbatas. Membangun atau mengembangkan kekayaan hanyalah permainan angka dan aturan mainnya tidak banyak berubah selama ini. Dengan modal investasi hanya Rp100.000 per bulan, bila diinvestasikan pada investasi yang menghasilkan tingkat pengembalian cukup tinggi dan dalam waktu yang cukup panjang dapat menghasilkan angka atau jumlah yang besar. Di sini pelajarannya adalah disiplin dan kesabaran.
Sebagai illustrasi kami mencoba untuk memberikan gambaran mengenai investasi secara berkala dan berkesinambungan dengan modal investasi terbatas. Kata kuncinya di sini adalah “berkala dan berkesinambungan”.
Berapa sih dana yang dibutuhkan serta jangka waktu investasi yang memadai untuk menghasilkan dana Rp1 miliar? Asumsi tingkat pengembalian adalah 15 persen, maka dibutuhkan dana sekitar Rp32.000 per bulan selama 40 tahun untuk dapat menghasilkan dana Rp1 miliar. Wah terlalu panjang. Bagaimana bila hanya dalam waktu 30 tahun, maka investasi bulanan yang harus Anda sisihkana berkisar Rp143.000. Bagaimana bila waktu yang Anda inginkan lebih pendek lagi misalnya 20 tahun? Dengan asumsi tingkat bunga sama 15 persen maka Anda membutuhkan dana sekitar Rp660.000 per bulan. Bagaimana pula bila Anda menginvestasikannya di instrumen investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi lagi? Misalnya 20 persen, maka investasi yang Anda butuhkan juga menurun perbulannya dengan jangka waktu yang sama.
Kemudian Anda berpikir, bagaimana kita dapat menyisihkan sekitar Rp700.000 per bulan, sedangkan penghasilan kita terbatas atau minim? Sekarang coba kita telusuri. Kebutuhan investasi sekitar Rp700.000 per bulan, berapa besar yang harus disisihkan tiap harinya? Sekitar Rp28.000 dengan asumsi sebulan 25 hari kerja. Jadi kita mencoba menghitungnya berdasarkan jam waktu kerja yang Anda gunakan karena setiap harinya Anda relatif makan siang di kantor bersama rekan-rekan Anda dan pengeluarannya tidak kurang dari Rp20.000 per hari. Bagaimana Anda mencoba untuk membawa makanan dari rumah sehingga dana alokasi untuk makan siang di kantor dapat dialokasikan untuk investasi jangka panjang. Bila Anda memperhatikan kafe-kafe sekarang ini, masyarakat kita sudah sangat terbiasa. Mungkin Anda melakukannya dua kali seminggu dan setiap kali Anda masuk tidak kurang biaya yang harus dikeluarkan berkisar Rp50.000. Jadi dengan 2 x Rp50.000 seminggu maka sebulan Anda mengeluarkan dana sekitar Rp400.000. Bila Anda gabungkan di mana Anda membawa bekal untuk makan siang di kantor secara berkala (tidak setiap hari) dan mencoba untuk mengurangi ke kafe, misalnya menjadi satu kali dalam satu minggu, maka kami berkeyakinan dengan penghasilan Anda sekarang Anda tidak harus mengikatkan pinggang untuk dapat menyisihkan dana Rp700.000 per bulan.
Mitos 3: Penghasilan kita yang terbatas, mengakibatkan kita tidak dapat berinvestasi
Fakta 3: Setiap orang berpenghasilan cukup untuk dapat berinvestasi.
Banyak individu merasa selalu saja kekurangan. Dan selalu berharap bila saja saya dapat menghasilkan lebih besar lagi setiap bulannya, saya dapat mengatur keuangan dan menginvestasikannya untuk masa depan. Tapi begitu penghasilan Anda dinaikan berdasarkan performa kerja Anda yang baik, maka Anda akan mengeluhkan hal sama, di mana merasa tetap kekurangan karena besarnya pengeluaran. Ini merupakan masalah klise setiap keluarga (orangtua). Bila Anda coba tanyakan kepada pasangan suami istri mengapa mereka tidak menyisihkan dana setiap bulannya dan diinvestasikan untuk masa depan, mereka akan selalu menjawab karena penghasilan kami terbatas (tidak cukup penghasilan kami sekarang). Kebenarannya adalah, masalah yang timbul dalam keuangan pasangan suami istri bukannya berapa besar penghasilan mereka, akan tetapi permasalahannya adalah kebiasaan pengeluaran mereka.
Bila Anda mencoba untuk menghitung penghasilan Anda berdua dari bekerja, misalkan Andi berpenghasilan Rp5.000.000 per bulan. Dan Susi, istrinya berpenghasilan Rp2.000.000 per bulan. Maka setiap bulannya Anda sekeluarga menghasilkan dana sebesar Rp7.000.000. Bila dihitung selama 20 tahun masa kerja Anda berdua maka total pengahasilan Anda berdua tidak kurang dari Rp1,6 miliar. Jadi sekarang yang harus Anda masukkan dalam pikiran Anda bahwa penghasilan yang Anda hasilkan dari jerih payah setiap bulan bukannya merupakan penghasilan untuk dibelanjakan akan tetapi merupakan penghasilan untuk dialokasikan guna kebutuhan sekarang dan masa datang.
Mitos 4: Bila kita membicarakan masalah keuangan, semuannya akan berjalan baik seperti adanya.
Fakta 4: Bila Anda berdua tidak memulai untuk membicarakan masalah keuangan keluarga, maka kemungkinan Anda hidup kekurangan di hari tua menjadi mungkin.
Komunikasi keluarga antara suami dan istri terkadang sangat kurang, di mana suami hanya sibuk bekerja mencari uang dan istri dengan kesibukannya sendiri mengurus rumah tangga. Apalagi bila membicarakan masalah keuangan keluarga jarang sekali kami temui di mana pasangan suami istri memiliki pandangan mengenai keuangan yang saling mengisi satu dengan yang lain. Membicarakan uang, tidak merupakan hal biasa bagi keluarga Indonesia pada umumnya. Perasaan takut dan tabu sering kali timbul bila kita ingin membicarakan keuangan keluarga. Padahal keuangan keluarga tidak ada bedanya dengan sebuah perusahaan. Di mana ada pemasukan dan pengeluaran. Sehingga alokasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan masa datang menjadi prioritas utama. Sehingga menurut hemat kami semua keluarga atau pasangan suami istri sebaiknya berkomunikasi satu dengan yang lainnya untuk membicarakan berbagai alternatif prioritas yang akan dicapai di masa datang.
Jadi, kita harus memulai dari mana sekarang? Itu pertanyaan mudah, seperti halnya berbagai aspek kehidupan, tempat untuk memulai menata keuangan keluarga anda adalah dari rumah. Lebih spesifik lagi, Anda dan pasangan anda harus belajar untuk membicarakan segala hal berkaitan dengan keuangan keluarga. Mengapa kami mengatakan demikian? Karena sebagian besar masyarakat kita sangat “tabu” untuk membicarakan masalah keuangan. Sedikit dari kita yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang secara bebas menceritakan permasalahan keuangannya. Sehingga, secara umum masyarakat kita tumbuh dengan sedikit atau tanpa pengetahuan tentang keuangan termasuk di dalamnya bagaimana membicarakan permasalahan keuangan dalam keluarga.
Fakta bahwa masyarakat kita masih sangat “tabu” membicarakan keuangan dalam keluarga adalah sebuah tragedi. Bila Anda bekerja bersama dalam keuangan keluarga, Anda akan mendapatkan hasil yang berlipat. Demikian juga sebaliknya. Secara umum, dua kepala lebih baik dari hanya satu kepala. Apa pun tujuan spesifik keuangan Anda dan keluarga di masa datang, adanya seorang partner, bekerja bersama Anda, memberikan dukungan dan ide-ide, membuat proses pencapain semua tujuan keuangan menjadi sangat menyenangkan.
Banyak masyarakat begitu menikah, merasa bahwa mereka mengetahui berbagai pandangan atau perasaan pasangan satu sama lain. Membicarakan pandangan pasangan Anda mengenai uang menjadi sangat diperlukan. Semua ini sangat tergantung dengan di mana mereka dibesarkan. Bila Anda dibesarkan di keluarga dengan sistim keterbuakaan berkenaan dengan uang, maka dengan sangat mudah ia juga dapat membicarakan berbagai hal berkaitan dengan uang. Tapi bila Anda dibesarkan dalam lingkungan yang tidak atau jarang sekali membicarakan keuangan atau uang dalam pembicaraan keluarga, maka dengan begitu, ia akan sangat tertutup dan “tabu” membicarakan masalah yang satu ini. Jadi menurut hemat kami, sudah sebaiknya Anda belajar kembali untuk memahami atau mencoba memngerti perasaan atau pandangan pasangan Anda masing-masing berkenaan dengan uang. Dengan mengenal perasaan dan pandangan pasangan Anda maka akan memudahkan Anda untuk merencanakan keuangan masa depan. Dan selama proses perencanaan itu dilaksanakan Anda juga merasakan kegembiraan, tanpa ada rasa terpaksa.
Semoga berbagai mitos dan realita yang kami jabarkan diatas dapat membantu Anda melihat dan mempertimbangkan, apakah perspektif Anda berkenaan dengan keuangan sudah tepat. Dengan mengetahui dan mempelajari segala hal berkenaan dengan keuangan keluarga akan banyak membantu Anda melihat dan merencanakan keuangan keluarga untuk masa yang datang. Semoga cukup bermanfaat.[mi]
* M. Ichsan adalah adalah perencana keuangan dari PrimaPlanner.
KIAT PIAWAI MEMANFAATKAN GADAI
Suatu hari, keluarga Simon tertimpa kemalangan. Rumah tempat keluarga berteduh tertimpa pohon yang rubuh. Untungnya tidak ada korban jiwa. Akan tetapi perbaikan rumah membutuhkan biaya besar, yaitu sekitar Rp10 juta. Simon kebingungan karena perlu mencari uang tunai untuk membayar keperluan tersebut. Dana dalam depositonya sebenarnya mencukupi, yaitu ada sekitar Rp12 juta, namun jatuh temponya masih dua minggu lagi. Kalau dipaksa ambil sekarang, Simon akan terkena penalti denda dan pengurangan bunga dan yang jumlah totalnya bisa mencapai 5% dari deposito. Mau pinjam ke sanak keluarga atau teman? Simon merasa kurang nyaman.
Apakah ada alternatif pinjaman jangka pendek dengan persyaratan administrasi yang mudah tanpa harus banyak memakan waktu? Meminjam di Bank? Terlalu banyak persyaratan dan memakan waktu yang lama untuk proses administrasinya. Bagaimana dengan jasa pegadaian? Aha... mungkin itulah solusi yang dapat dilakukan oleh Simon. Dalam kasus Simon ini, gadai bisa berperan sebagai payung di kala hujan.
Perum Pegadaian merupakan sarana pendanaan alternatif yang sudah ada sejak lama dan sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota kecil. Masalahnya, banyak orang merasa malu untuk datang ke kantor pegadaian terdekat. Selama ini, pegadaian sangat identik dengan kesusahan atau kesengsaraan. Orang yang datang ke sana umumnya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan. Ada khabar baik: Perum Pegadaian telah mulai bersolek dan membangun citra baru melalui berbagai media, termasuk media televisi, dengan moto barunya yang menarik, yakni “Menyelesaikan masalah tanpa masalah”.
Perum Pegadaian memiliki kebijakan pemberian pinjaman dalam rentang nilai dari Rp5.000 sampai Rp20 juta per surat gadai. Perhitungan bunga dilakukan setiap 15 hari. Sebagai contoh, penggadai yang menerima uang sebesar Rp40.000 hanya perlu membayar pokok plus bunga pinjaman 1,25% bila bisa menebus barangnya sebelum masa 15 hari.
Pinjaman Gadai dan Bunganya
Gol. A, jumlah pinjaman Rp5.000-Rp40.000, jangka waktu 4 bulan, sewa modal per 15 hari 1.25%.
Gol. B, jumlah pinjaman Rp40.500-Rp150.000, jangka waktu 4 bulan, sewa modal per 15 hari 1.25%.
Gol. C, jumlah pinjaman Rp151.000-Rp500.000, jangka waktu 4 bulan, sewa modal per 15 hari 1.50%.
Gol. D, jumlah pinjaman Rp510.000-Rp2.500.000, jangka waktu 4 bulan, sewa modal per 15 hari 1.75%.
* Angka tersebut diperoleh pada bulan Mei 2003. Suku bunga dapat berubah sesuai dengan perkembangan suku bunga yang berlaku.
Perum Pegadaian selalu memberikan alternatif penyelesaian termudah bagi peminjam (penggadai) dalam membayar kredit. Selalu ada kesempatan bagi nasabah untuk memperpanjang masa pinjaman, mencicil pokok, atau membayar bunga pinjaman saja. Kemudahan ini membuatnya lebih fleksibel dibandingkan pinjaman bank pada umumnya. Pinjaman bank relatif lebih sulit untuk diperpanjang atau untuk dinegosiasikan peninjauan ulang pembayarannya.
Jika nasabah tidak melakukan upaya pelunasan kredit sama sekali dan tidak pula memperpanjang umur kredit, Perum Pegadaian akan melelang barang gadaian. Nasabah masih diberi hak mendapatkan uang lelang jika hasil lelang yang diterima melebihi nilai utang pokok ditambah sewa modal dan biaya lelang. Sebaliknya, jika hasil lelang lebih kecil dibandingkan kewajiban nasabah, kekurangan itu menjadi risiko yang ditanggung Perum Pegadaian.
Proses peminjaman melalui penggadaian
Bila Anda meminjam dari bank, ada beberapa biaya yang harus Anda keluarkan, misalnya biaya administrasi atau pengikatan jaminan. Biaya itu tidak ada pada Perum Pegadaian.
Prosedurnya pun sangat sederhana. Penggadai cukup datang ke Kantor Pegadaian terdekat, dan langsung menuju loket penaksir serta menyerahkan barang yang akan digadaikan. Barang-barang yang akan digadaikan terlebih dahulu harus ditaksir oleh petugas penaksir. Tujuannya adalah menghitung besarnya jumlah pinjaman yang dapat diberikan. Berdasarkan jumlah pinjaman itu, akan ditentukan golongan pinjaman dan tingkat bunga yang harus ditanggung (lihat Tabel 11). Bila pinjaman berada dalam golongan A, maka nilai pinjaman yang dapat diperoleh adalah 84% dari nilai taksiran barang yang digadaikan. Sementara untuk golongan B, C, dan D, nilai pinjaman yang dapat diperoleh adalah sebesar 89% dari nilai taksiran.
Penggadai harus memperlihatkan identitas diri berupa kartu tanda pengenal (seperti KTP, SIM, dan lain-lain) atau surat kuasa apabila barang yang akan digadaikan bukan milik penggadai. Selanjutnya, oleh penaksir, kualitas barang jaminan itu diteliti dan ditaksir nilainya. Kemudian penaksir akan menentukan jumlah pinjaman yang dapat diberikan. Setelah perhitungan itu selesai, penggadai dapat menerima pembayaran uang pinjaman melalui loket kasir tanpa dipungut biaya apa pun, kecuali potongan premi asuransi.
Prosedur pelunasannya pun mudah. Pelunasan tidak harus menunggu jatuh tempo. Artinya, bila jangka waktu pinjaman adalah empat bulan, penggadai dapat saja melunasi sebelum periode pinjaman berakhir. Konsekuensinya jelas, yaitu semakin cepat utang gadai dilunasi, semakin sedikit pula beban bunga yang dibebankan. Untuk melunasi pinjaman, penggadai cukup datang kembali ke Kantor Pegadaian, menghubungi loket kasir, dan membayar pokok pinjaman plus bunga dengan dilampiri bukti surat gadai. Selanjutnya, penggadai akan mendapatkan kembali barang yang telah digadaikan.
Kembali ke kasus Simon, gadai merupakan alternatif yang bermanfaat. Tanpa gadai, Simon akan terpaksa mencairkan depositonya sebelum waktunya sehingga terkena biaya total 5%. Dengan gadai, Simon cukup membayar bunga sebesar kurang dari 2%. Sebelum 15 hari, Simon bisa melunasi pinjaman gadainya dengan menggunakan dana deposito yang telah jatuh tempo pada saat itu.[mi]
* M. Ichsan adalah perencana keuangan dari PrimaPlanner
KPM—KREDIT PUNYA MOBIL
Semakin lama jalan-jalan di Jakarta semakin terasa sempit walau pelebaran jalan selalu dilakukan. Bertambahnya jumlah kendaraan pribadi yang lalu lalang di jalan-jalan Jakarta mengakibatkan kemacetan di berbagai ruas jalan utama maupun alternatif. Masyarakat lebih memilih untuk memiliki kendaraan pribadi walau dengan cara mencicil dari pada harus memakai kendaraan umum yang tersedia. Salah satu penyebab utamanya adalah pelayanan transportasi umum di Jakarta khususnya, yang masih sangat buruk. Akibatnya, apabila masyarakat merasa sudah sanggup untuk membeli kendaraan pribadi, mereka akan membelinya walau bukan mobil keluaran baru dan dengan cara kredit sekalipun.
Paling tidak dua cara yang dapat dipilih untuk memiliki mobil, yaitu dengan cara membeli tunai atau dengan cara kredit kepemilikan mobil. Bila Anda memutuskan untuk membeli mobil dengan tunai maka yang menjadi bahan pertimbangan adalah selain dana yang harus dikeluarkan di depan besar, juga akan munculnya biaya lain yang harus juga diperhitungkan seperti: kebutuhan biaya operasional serta perawatan selama memiliki kendaraan tersebut, serta asuransi yang mungkin ingin dimiliki.
Di sisi lain apabila Anda memutuskan untuk membeli dengan cara kredit maka menurut hemat kami ada beberapa hal yang harus diketahui sebelum keputusan itu Anda ambil. Berikut ulasannya:
1. Kenali lembaga yang menyediakan kredit kepemilikan mobil.
Secara umum ada dua jenis perusahaan atau lembaga yang menyediakan sarana kredit untuk masyarakat khususnya untuk kepemilikan mobil. Lembaga yang pertama adalah institusi perbankan. Sedang yang kedua adalah lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan biasanya terkait dengan perusahaan yang bergerak di industri otomotif baik sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) atau dealer.
2. Pilih mobil yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Memilih jenis mobil yang Anda dan keluarga butuhkan bukan hanya inginkan merupakan hal selanjutnya yang harus dipikirkan dan disetujui bersama. Setiap individu dalam keluarga memiliki preferensi mengenai jenis mobil yang berbeda-beda. Sebaiknya hal ini didiskusikan dengan anggota keluarga lainnya. Sehingga keputusan membeli jenis tertentu mobil nantinya, telah menjadi keputusan bersama dan menyenangkan untuk semua anggota keluarga.
3. Survei harga.
Setelah Anda memutuskan jenis mobil yang diinginkan, maka langkah berikutnya adalah mencari tahu berapa harga terbaik yang ditawarkan yang mungkin didapatkan dengan menanyakan ke beberapa dealer yang mengeluarkan jenis mobil yang Anda inginkan. Hal ini memakan waktu cukup banyak karena Anda harus menanyakan langsung ke beberapa dealer harga dari mobil tersebut.
4. Siapkan dana uang muka.
Satu hal yang harus Anda persiapkan bila Anda memutuskan untuk membeli mobil dengan kredit adalah uang muka atau down payment. Yang secara umum berkisar antara 20-30% dari harga mobil.
Setelah dana untuk uang muka sudah tersedia maka hal selanjutnya adalah menentukan kekuatan Anda secara keuangan untuk membayar cicilan bulanannya. Beban cicilan hutang ini harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak akan mengganggu kestabilan arus keuangan Anda. Besarnya kesanggupan Anda untuk mencicil tiap bulan dapat dihitung berdasarkan debt service ratio Anda. Saran kami, dari pendapatan bersih perbulan maksimum 30%-nya dapat Anda sisihkan untuk digunakan sebagai cicilan kredit mobil tersebut.
Besarnya cicilan akan sangat bergantung dengan jangka waktu kredit yang Anda inginkan. Secara umum jangka waktu kredit kepemilikan mobil adalah dari 1 sampai 3 tahun. Ada juga lembaga keuangan yang menawarkan sampai 5 tahun. Sesuaikan kemampuan Anda mencicil tiap bulan dengan jangka waktu kredit, jangan sampai akibat kredit yang dipaksakan, arus keaungan keluarga bulanan menjadi tersendat-sendat.
5. Memilih suku bunga.
Ada beberapa hal yang harus dipelajari mengenai suku bunga kredit yang ada di pasaran baik di sektor perbankan maupun lembaga pembiayaan. Secara teknis ada 2 jenis suku bunga kredit (1). Suku bunga tetap (flat rate) dan (2). Suku bunga mengambang (floating rate).
Suku bunga tetap (flat rate) dapat diartikan dimana bunga yang digunakan akan selalu tetap selama jangka waktu kredit. Lembaga pembiayaan biasanya menggunakan suku bunga jenis ini. Sedangkan suku bunga mengambang (floating rate) berarti selama jangka waktu kredit bisa terjadi perubahan suku bunga. Suku bunga tersebut mengikuti perubahan suku bunga yang dikeluarkan oleh BI. Sektor perbankan biasanya menawarkan jenis suku bunga ini karena terkait langsung atau tidak langsung dengan BI. Bila ditinjau dengan cara lain maka jenis suku bunga di atas dapat dibedakan dalam 2 jenis. Hal ini dapat dilihat dengan mengamati jumlah pembayaran cicilan per bulannya. Cicilan yang besarnya sama sampai selesai masa jangka waktu kredit disebut suku bunga flat. Sedangkan cicilan per bulan yang menurun selama jangka waktu kredit disebut suku bunga efektif. Biasanya suku bunga efektif lebih tinggi. Untuk mencermati hal ini maka Anda harus menghitungnya.
Mencari perusahaan atau institusi yang memberikan jumlah kredit sesuai dengan yang Anda inginkan, dan jenis bunganya akan memerlukan cukup banyak waktu. Untuk hal ini Anda harus mencari informasi ke beberapa lembaga yang memberikan kredit kepemilikan mobil, baik dari sektor perbankan maupun lembaga pembiayaan. Tetapi dengan melakukan hal ini Anda akan merasakan keuntungan di masa datang.
Mengapa Anda harus melakukan hal ini? Alasan pertama adalah karena bila Anda memutuskan untuk membeli mobil dengan kredit maka Anda terikat hutang untuk jangka panjang. Yang kedua adalah karena tidak ada institusi yang mau melakukan refinacing hutang kepemilikan mobil, bila terjadi penurunan suku bunga.
Proses persetujuan kredit dengan menggunakan lembaga pembiayaan biasanya bisa lebih cepat dibandingkan sektor perbankan, apalagi bila lembaga pembiayaan memiliki hubungan dengan ATPM atau dealer mobil tertentu.
Demikian ulasannya, semoga bermanfaat.[mi]
* M. Ichsan adalah perencana keuangan dari PrimaPlanner
MENABUNG SECARA SISTEMATIS
Apa tujuan keuangan keluarga Anda? Menyiapkan dana untuk pendidikan anak-anak? Menyiapkan dana untuk masa pensiun nanti? Semua ini membutuhkan dana. Tapi berapa besar dana yang cukup untuk semua tujuan yang dimiliki? Berapa pun besarnya jumlah yang dirasa cukup, Anda harus memulainya dari satu titik. Anda sebagai sebuah keluarga harus dapat menciptakan kekayaan bagi keluarga Anda sendiri. Baik Anda sudah memiliki dana sebagai investasi awal atau Anda memulainya dari nol, menjadi kaya atau mencapai kesejahteraan keuangan berarti Anda harus memulai untuk menabung—menyisihkan dana secara regular untuk diinvestasikan guna mencapai tujuan.
Misalkan Anda ingin menyiapkan dana untuk pendidikan anak Anda di luar negeri 17 tahun mendatang. Kebutuhan total dana adalah sebar kira-kira Rp1,9 miliar. Hanya mendengar nilai tersebut maka Anda akan merasa takut bukan tidak mungkin Anda malah tidak melakukannya sama sekali.
Tapi bagaimana bila Anda tau harus menyisishkan secara regular sekitar Rp2,8 juta selama 17 tahun. Dengan melihat penghasilan bulanan yang didapat maka presentasi seperti ini lebih memberikan motivasi kepada Anda untuk melaksanakan tujuan menabung tersebut secara regular sampai tercapai tujuan dana pendidikan tersebut.
Jadi disini tujuan keuangan jangka panjang yang dimiliki adalah merupakan pecahan dari berbagai tujuan menabung yang harus dilakukan setiap bulan—jangka pendek—sampai tercapai tujuan tersebut.
Sepatah kata mengenai pendapatan dan kekayaan
Tidak seorang pun menjadi kaya hanya karena penghasilannya besar. Kekayaan menjadi nyata bila Anda menyimpan atau menyisihkan dana setiap bulannya dan menginvestasikannya. Banyak orang berpikir, yang menurut hemat kami kurang logis; “Bila saja saya menghasilakn lebih banyak maka semua keadaaan akan lebih baik.” Realitasnya, dengan meningkatnya pendapatan pasti akan selalui dibarengi dengan kenaikan standar hidup atau gaya hidup. Sehingga Anda akan tetap membutuhkan hampir semua penghasilan bulanan yang Anda peroleh dengan kerja keras. Kenyataannya, bila individu atau keluarga gagal merencanakan menabung—saving goals—maka mereka hanya akan menambah hutangnya.
Bila Anda mendapatkan promosi maka dengan standar hidup baru Anda harus membeli mobil yang lebih mempresentasikan jabatan Anda. mobil baru dengan kredit. hutang. Kemudian, Anda berpikir dengan posisi sekarang ini maka saya harus membeli rumah yang lebih bagus. Dengan pola pikir dan kebiasaan seperti ini, sulit untuk mencapai apa yang diinginkan, yaitu kekayaan atau kesejahteraan masa datang.
Sangat tidak benar bila Anda berpikir bahwa kekayaan akan datang dengan sendirinya karena penghasilan Anda besar serta tetap mempertahankan perilaku keuangan Anda. Anda harus berubah menjadi lebih baik dan lebih bertanggung jawab.
Percaya dengan kami, untuk mencapai kekayaan atau kesejateraan, jangan belanjakan seluruh penghasilan bulanan Anda, sisihkan dan investasikan untuk masa depan. Jadi dapat disimpulkan bila Anda ingin menjadi kaya (dalam artian material) di masa datang dua hal, dan hanya dua hal yang harus Anda ubah dan tingkatkan pertama adalah ubah perilaku Anda terhadap uang atau perubahan pada diri Anda sendiri. Kedua adalah tingkatkan persentasi tabungan dibandingkan dengan total penghasilan.
Langkah strategis untuk menabung
Trik untuk menabung adalah mengetahui bagaimana caranya dan membuatnya menjadi kebiasaan. Terdapat banyak cara tapi satu hal penting yang harus diperhatikan adalah jadikan menabung sebagai prioritas Anda.
Menabung secara sistematis. Sekaranglah Anda harus memulai untuk menabung. Banyak orang gagal dalam melakukan dan tetap menabung karena mereka memaksakan dirinya dengan jalan mengurangi kebutuhan setiap bulannya. Mereka memangkas sedikit pengeluaran di sini dan di sana. Walau sudah melakukan hal itu tetap saja mereka hanya dapat menyisihkan sedikit setiap bulannya.
Mungkin ada baiknya bila Anda merubah skenario menabung. Bila dipelajari Anda membayar orang lain terlebih dahulu bukannya diri Anda sendiri. Anda membayar tukang roti bila Anda membeli roti, Anda membayar tukang potong rambut langganan Anda apabila selesai menata rambut Anda. Tapi pertanyaan, kapan Anda membayar untuk diri Anda sendiri?
Jadi sudah sebaiknyalah Anda membayar untuk diri Anda sendiri sebelum Anda membayar untuk orang lain. Menurut hemat kami, ada jalan di mana Anda dapat membayar untuk diri Anda sendiri, dengan menyisihkan 10 % dari penghasilan bulanan setiap bulannya di depan. Jangan setelah Anda menggunakannya selama sebulan atau apa yang tersisa tapi Anda harus menyisihkannya di muka.
Dengan minimal 10 % yang Anda bayarkan untuk diri Anda, maka Anda akan memelihara angsa petelur emas yang akan menjadikan Anda kaya. Dan dengan sisa yang 90 % Anda gunakan untuk membayar orang lain. Anda tidak akan merasakan perubahan yang berarti dengan tingkat kehidupan Anda.
Contoh:
PENDAPATAN
Suami Rp7.000.000
Isteri Rp5.000.000
Pendapatan lain 0
PENGELUARAN
Tabungan bulanan Rp1.200.000*
Makan bulanan Rp1.500.000
Pakaian Rp750.000
Transportasi Rp350.000
Telepon & utility Rp900.000
* Disisihkan setiap menerima pendapatan bulanan.
Dengan 10 % yang Anda sisihkan, Anda akan memelihara seekor angsa bertelur emas. Tapi dengan satu syarat mutlak yang harus dipegang, jangan pernah mengambil dari dana yang Anda sisihkan sebesar 10% setiap bulannya untuk masa depan. Dengan 10% yang Anda sisihkan setiap bulannya akan membuat Anda berkecukupan di masa depan, di saat masa pensiun datang.
Nah, demikianlah langkah sistematis yang bisa dilakukan untuk menabung regular dan menjadikan menabung sebagai kebiasaan. Selamat mencoba![mi]
* M. Ichsan adalah perencana keuangan dari Primaplanner.
BERUTANG DENGAN BIJAK
Kesejahteraan hidup keluarga tidak terlepas dari semua keputusan yang diambil berkenaan dengan keuangan. Kehidupan keluarga mandiri membutuhkan anggaran keuangan yang bijaksana dan berkesinambungan. Terkadang untuk memenuhi kebutuhan Anda berutang. Baik itu berupa utang kartu kredit (jangka pendek) maupun utang individu atau consumer debt (jangka panjang). Hati-hati dengan jenis utang seperti ini. Jangan mudah terperangkap pola gaya hidup atau lifestyle yang berlebihan. Keinginan untuk hidup enak sesat dapat mempengaruhi keputusan Anda dan seringkali mengabaikan akibat jangka panjang.
Kami bukannya mengatakan tidak boleh berutang. Utang akan selalu mengikuti perubahan kehidupan yang kita jalani. Akan tetapi utang yang diambil haruslah sejalan dengan tujuan masa depan yang telah anda tentukan. Misalnya saja KPR atau utang kepemilikan rumah. Memiliki mobil juga bisa menggunakan utang bila semua itu juga merupakan tujuan keuangan keluarga berdasarkan kegunaanya. Rumah yang Anda tempati serta mobil yang Anda gunakan merupakan aset non-produktif di mana akan menambah pengeluaran keluarga secara menyeluruh.
Agar tidak terlilit utang berkepanjangan, ikuti langkah-langkah strategi berikut. Langkah strategis ini dimulai dengan sebuah pertanyaan.
Berapa besar utang yang dapat Anda ambil? Langkah awal yang harus Anda ambil guna melakukan perencanaan manajemen utang adalah dengan menentukan berapa besar debt ratio Anda. Maksudnya adalah menghitung berapa persen dari budget bulanan Anda berdasarkan pendapatan yang akan digunakan sebagai pembayaran cicilan utang setiap bulan.
Keputusan yang bijak mengenai utang adalah dengan menetapkan debt ratio Anda tidak melampaui 30%. Yang artinya adalah bila pendapatan bersih Anda sebesar 5 juta rupiah per bulan maka jangan gunakan lebih dari 1,5 juta rupiah untuk keperluan pembayaran cicilan utang per bulannya seperti utang kartu kredit, utang kepemilikan mobil, atau consumer debt lainnya.
Dengan menetapkan besarnya debt ratio maka dapat diasumsikan bahwa Anda telah menganggarkan untuk anggaran dasar keluarga berupa anggaran belanja bulanan, anggaran dana darurat, anggaran danan pendidikan anak dan anggaran dana pensiun. Keempat anggaran tersebut merupakan prioritas anggaran yang harus terpenuhi.
Pengeluaran awal yang harus Anda penuhi adalah kebutuhan-kebutuhan primer seperti biaya rumah, makanan dan listrik dan lain-lain. Dengan kata lain, Anda harus memiliki budget untuk pengeluaran bulanan keluarga. Kedua, Anda harus menyisihkan dana guna memenuhi kebutuhan biaya pendidikan anak, kontribusi terhadap investasi masa pensiun dan menyiapkan dana darurat guna kebutuhan tak terduga. Dan sisa yang diperoleh bisa Anda gunakan untuk kebutuhan pembayaran cicilan utang bulanan. Dengan menetapkan besarnya cicilan utang tiap bulannya di akhir perhitungan perencanaan pengeluaran akan mendorong Anda untuk menabung lebih banyak untuk tujuan prioritas masa depan.
Apa yang Anda gunakan dengan utang tersebut? Dari pertanyaan ini sebenarnya yang ditanyakan adalah sudah sesuaikah keputusan yang Anda ambil berkaitan dengan utang dengan berbagai tujuan masa depan yang Anda dan keluarga inginkan? Dalam mengambil keputusan untuk berutang harus dilihat kebutuhan serta kegunaan dari barang atau aset yang akan Anda beli (dengan utang) bukan hanya berdasarkan keinginan. Banyak orang memutuskan untuk membeli mobil baru dengan komitmen pembayaran tiap bulan selama 3 tahun tanpa mempertimbangkan kebutuhan serta kegunaannya dan tidak memperhitungkan akibat keuangan di masa depan atau kurangnya perencanaan. Keputusan yang diambil tanpa mempertimbangkan akibatnya terhadap kelangsungan arus kas dalam jangka panjang dapat merusak tatanan keuangan yang sudah Anda bangun bersama keluarga.
Untuk dapat mengatur besarnya cicilan utang tiap bulannya serta pertimbangan kegunaan dari aset yang akan dibeli, Anda harus membedakan jenis utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Dari sudut pandang perencanaan pengeluaran (spending plan), utang jangka pendek adalah utang yang harus dilunasi di bawah 3 bulan. Anda melakukan utang jangka pendek karena dua sebab utama: (1) Kemudahan. Anda dapat menggunakan untuk membayar makanan, pakaian dan kebutuhan harian lainnya dan harus melunasinya di akhir bulan. (2) Kebutuhan darurat. Anda dapat menggunakannya untuk kebutuhan tak terduga seperti kerusakan mobil, pengotan dokter dan lain-lain. Ada dua jenis kartu plastik yang dapat Anda gunakan untuk keperluan jangka pendek ini, kartu kredit yang bisa disesuaikan pembayaran bulanannya dan charge card yang harus dibayar lunas tiap akhir bulan.
Utang jangka panjang bisa mencapai 15 tahun untuk melunasinya. Anda memakainya untuk kebutuhan yang lebih besar atau prioritas jangka panjang seperti kepemilikan mobil (KPM) atau rumah (KPR) atau utang lainnya. Untuk kebutuhan utang jangka panjang Anda dapat memakai utang perbankan. Akan tetapi harus diingat, pembayaran cicilan bulanan tetap tidak boleh melampaui debt ratio yang sudah ditetapkan di depan. Bila anda tetap pada jalur perencanaan yang sudah diambil serta lakukan tinjau ulang berkala maka kami sangat yakin Anda dapat mencapai semua tujuan masa depan yang diinginkan keluarga.
Demikian langkah singkat berkaitan dengan berutang agar terhindar dari lilitan utang berkepanjangan.[mi]
* M. Ichsan adalah perencana keuangan dari PrimaPlanner.
PERILAKU INSTAN
Budaya instan bila tidak ditelaah lebih dalam dapat memberikan hasil yang buruk atau ingin mengambil jalan pintas saja. Seperti contoh, Tri yang ingin mendapatkan keuntungan besar, malah kerugian yang didapat, karena ingin cepat mendapatkan keuntungan.
Masyarakat Indonesia tampaknya mudah terperangkap oleh iming-iming mesin uang yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka secara instan. Pada awalnya mereka tergiur menikmati keuntungan yang diberikan oleh investasinya pada usaha ini. Para investor berani membenamkan uangnya karena telah tergoda melihat pancingan kenikmatan keuntungan spektakuler yang diperoleh beberapa orang pada awalnya. Para investor tergiur dan disilaukan mata hatinya oleh piala dan pesta kemenangan berupa imbal hasil yang cukup besar. Imbal hasil pancingan ini memberikan kepercayaan semu bahwa investasi mereka pada usaha ini berhasil dengan baik. Rupanya perilaku dan harapan ini juga diikuti oleh ratusan investor lainnya.
Saat ini, budaya instan tampaknya sudah merasuki jiwa banyak orang Indonesia yang selalu ingin melihat hasil kerjanya seketika itu juga. Namun sayang seribu sayang, kenyataannya tidak begitu. Dalam bidang keuangan misalnya, uang kita yang dimasukkan dalam tabungan dan deposito baru memberikan hasil sekian persen satu bulan kemudian. Ada prinsip yang dinamakan aturan 72. Prinsip ini mengatakan bahwa uang kita akan berlipat dua 7,2 tahun kemudian, dengan asumsi suku bunga 10% pertahun dan tabungan tidak pernah diambil selama periode tersebut.
The Law of Process
Dalam dunia kerja, kita bekerja keras banting tulang selama satu bulan baru jerih payah kita diberi imbalan akhir bulan atau awal bulan berikutnya. Dalam hal pembangunan, untuk membangun sebuah pabrik diperlukan waktu paling sedikit beberapa tahun, jika dibangun dari nol. Hasilnya baru dapat dinikmati beberapa tahun berikutnya. Untuk mendapatkan kesehatan, kita juga perlu kerja keras. Dengan berolah raga teratur, makan makanan yang sehat, baru setelah 6 – 12 bulan terasa kebugaran kita meningkat. Untuk menjadi seorang atlet kaliber dunia, Ian Thorpe perenang asal Australia latihannya harus dimulai sejak usia 7 tahun. Hukum proses adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak bisa dilanggar. Sehingga dibutuhkan sebuah perencanaan yang jitu untuk dapat mencapai apa yang Anda inginkan dari setiap keputusan yang diambil.
Smart Money Decisions atau keputusan penggunaan uang secara cerdas, seperti yang ditulis oleh Max H Bazerman, mungkin merupakan solusi yang sangat jitu untuk menghindari perilaku instan serampangan di atas. Ada banyak kesalahan sistematis yang cenderung dilakukan manusia. Di antaranya adalah berinvestasi tanpa persiapan sehingga membuat kita sering terperosok dalam kerugian yang tak perlu. Selanjutnya ada lagi kesalahan berupa monetary impulse. Banyak orang tertarik untuk melakukan investasi karena silau melihat keuntungan besar yang sudah diperoleh orang lain. Padahal, belum tentu investasi yang cocok untuk satu orang atau baik pada suatu waktu tertentu akan cocok bagi orang lain atau tetap baik pada waktu yang lain.
Contoh kesalahan berikutnya adalah eskalasi. Artinya, kecenderungan untuk semakin terbenam dalam kesalahan seperti penjudi yang semakin banyak mempertaruhkan uangnya setelah kehilangan uang banyak. Selanjutnya, tidak mempertimbangkan alternatif lain karena jatuh cinta pada satu alternatif investasi saja juga merupakan kesalahan emosional yang perlu dihindarkan.
Kualitas Hasil
Yang harus menjadi pertimbangan pula adalah kualitas hasil yang sangat berbeda dari prinsip instan dan prinsip proses. Dalam hal keuangan hasil instan bisa menghasilkan dampak negatif dikemudian hari. Karena konsekuensi-konsekuensi keuangan itu baru terasa pada jangka waktu tertentu atau panjang.
Sehingga apabila Anda menginginkan untuk menikmati kehidupan dari hari ke hari, dan pada akhirnya menikmati keberhasilan yang langgeng, maka sebaiknya tata kehidupan keuangan Anda. Setelah proses itu matang, maka yang serba instan itu akan datang pula pada waktunya. Anda bisa saja setiap saat memesan tiket perjalanan keliling dunia, atau booking hotel di manapun juga, ataupun membeli jenis kendaraan yang seperti apa pun, saat Anda telah menyelesaikan semua persiapannya.
Kiat BIJAK menghindari kesalahan keuangan
Jadi kiat-kiat apa yang sebaiknya diantisipasi oleh investor atau keluarga jika ingin mengelola duitnya dalam suatu usaha untuk tujuan spesifik di masa datang.. Pertama-tama kita harus sadar akan kecenderungan kesalahan dalam berhubungan dengan uang seperti disebutkan di atas. Berikutnya, gunakan prinsip BIJAK. B adalah Belajar ketimbang buang waktu. Kenali diri Anda dan alternatif investasi yang ada. I adalah Investasi yang tepat sasaran. Berinvestasilah sesuai karakteristik diri dan kebutuhan Anda. J adalah Jejaring, kembangkan networking untuk memperoleh informasi, peluang, dan alternatif baru. A adalah lakukan Analisis yang cermat terhadap berbagai alternatif investasi. Jangan lagi Anda mudah tergiur dengan keuntungan semu. Gunakan pikiran jernih Anda dan jangan berinvestasi karena terdorong emosi. Dan K, ayo kita Kerja cerdas dan Kerja keras. Tidak ada makan siang gratis di dunia ini.
To err is human. Tapi jangan terus terbenam dalam kesalahan kita. Bangkitlah, belajarlah dari kesalahan kita, dan mulailah berusaha dengan kepala dingin. Bagi mereka yang sudah terperosok kali ini dalam bualan-bualan investasi dengan iming-iming imbal hasil selangit, jangan urung untuk berinvestasi pada alternatif lain. Kerugian pada investasi yang lalu merupakan biaya sekolah yang harus dibayar untuk menjadi seorang investor atau pengusaha sejati. Hidup kita tidak hanya untuk kemarin atau hari ini. Masih ada hari esok. Masih ada peluang meraih keuntungan secara wajar untuk hidup berkecukupan.
John Maxwell, pakar kepemimpinan, berujar: ”If you consistently do what you have to do when you have to do it, there will come a time when you can do what you want to do when you want to do it.” Artinya: Kalau mau hidup enak, usaha dulu dong![mi]
* M. Ichsan adalah perencana keuangan dari Primaplanner
PRINSIP PRAKTIS DALAM MENYIAPKAN DANA PENSIUN
Kebutuhan menjalani masa pensiun kami yakini sangat besar. Karena sumber pendapatan yang kita harapkan datangnya dari asset-aset yang bekerja untuk kita. Namun, mungkin karena tidak tahu atau takut, banyak masyarakat yang tidak mempersiapkannya.
Dalam kesempatan ini kami ingin berbagi tiga temuan kami berkaitan dengan investasi yang bisa memberikan keuntungan buat kita dalam mempersiapkan kebutuhan dana pensiun sehingga dapat berjalan dengan nyaman dan tenteram.
Mengumpulkan dana besar tidak harus dimulai dengan dana yang besar pula
Kebanyakan masyarakat ingin memulai sesuatu dengan jumlah yang besar. Mereka merasa bahwa dengan dana sedikit yang disisihkan setiap bulan akan memakan banyak waktu dan sulit untuk dapat mengumpulkan dana yang Anda inginkan.
Sekarang kita ambil contoh di mana Anda ingin mengumpulkan dana untuk masa pensiun Anda. Saat ini Anda hanya bisa menyisihkan Rp6 juta setiap tahunnya atau sekitar Rp115 ribu setiap minggu. Asumsi bunga konservatif yang dipakai dalam jangka panjang adalah 12 persen.
Bila Anda memulainya sekarang dengan alokasi dana setiap minggu sebesar Rp115 ribu, dalam jangka waktu 30 tahun, jumlah dana yang Anda kumpulkan mendekati Rp1,8 miliar atau Rp1.766.430.000.
Bila Anda saat ini masih cukup muda, diusia 21 tahun saat ini dan mulai menyisihkan dana sebesar Rp115 ribu setiap minggu selama 50 tahun maka dana Anda akan berkembang mendekati Rp20 miliar atau lebih tepatnya Rp19.915.878.000. Bukan main, kan?
Jelas sekali bahwa tidak harus dengan dana besar untuk mengumpulkan dana dalam jumlah besar. Akan tetapi yang lebih dibutuhkan adalah disiplin diri untuk melakukan penyisihan dana secara reguler selama waktu yang dibutuhkan.
Bila Anda bertanya, bagaimana dengan dampak inflasi terhadap dana yang sudah Anda kumpulkan selama 50 tahun? Yang perlu juga diperhatikan bahwa gaji Anda akan selalu meningkat—dengan begitu Anda dapat meningkatkan kontribusi Anda untuk tujuan dana pensiun, lebih besar dari hanya Rp115 ribu setiap minggunya.
Waktu adalah sahabat Anda
Sebagai contoh kami mengambil cerita keluarga Andi, di mana Anita sudah memulai untuk menyisihkan secara regular setiap bulannya untuk tujuan masa pensiun mereka disaat mereka baru memasuki jenjang pernikahan. Usia Andi saat itu 28 tahun danAnita 24 tahun. Anita berencana untuk menyiapkannya sampai usianya memasuki 60 tahun atau Anita memiliki waktu sekitar 36 tahun. Dengan menyisihkan secara reguler setiap bulannya sebesar Rp1 juta dengan asumsi bunga yang diambil 12 persen per tahun, maka rencana Anita dalam 36 tahun akan memiliki aset sejumlah hampir mencapai Rp7,3 miliar atau tepatnya sebesar Rp7.259.250.000
Sedangkan Andi, merasa bahwa ia masih terlalu muda untuk mulai menyisihkan utuk tujuan pensiun. Sehingga ia menundanya sampai usianya memasuki 40 tahun. Pada usia tersebut ia merasa sudah sepantasnya ia mulia mengumpulkan dana untuk tujuan pensiunnya. Andi memulai menyisihkan dana sebesar Rp2 juta setiap bulannya (dua kalilipat dari rencana Anita) sampai usianya memasuki 64 tahun. Andi masih memiliki waktu 24 tahun untuk mengembangkan asetnya. Pada saat usianya memasuki 64 tahun maka Andi akan memperoleh dana sekitar Rp3,3 miliar atau lebih kecil dari aset yang dimiliki Anita. Selisih hampir Rp4 miliar.
Besarnya selisih aset yang dimiliki Anita dan Andi dikarenakan oleh waktu yang dimiliki untuk berkembangnya nilai uang yang ada. Jadi kesimpulannya adalah semakin muda Anda saat memulai untuk menyisihkan dana untuk tujuan pensiun, semakin sedikit dana yang harus Anda alokasikan untuk jumlah target dana yang sama. Semakin panjang waktu yang dimiliki semakin besar potensi keuntungan dari konsep bunga-berbunga.
Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali
Jangan Anda terhenti hanya karena takut untuk mengambil langkah pertama dalam menyiapkan dana keperluan saat pensiun Anda. Terdapat beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengembangkan dana alokasi Anda bila Anda telat dalam memulai untuk melakukan penyisihan dana untuk masa-masa pensiun Anda. Lebih baik Anda memiliki dana sedikit daripada tidak sama sekali. Bila Anda termasuk yang telat dalam memulai untuk menyiapkan dana untuk pensiun Anda, maka ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengejar ketinggalan, yaitu menambah besarnya alokasi dana setiap bulannya, ambil risiko yang lebih besar untuk mendapatkan bunga yang lebih besar atau menunda untuk mencairkan dana pensiun Anda selama yang dapat Anda lakukan.
Untuk dapat menjalani masa pensiun dengan nyaman dan tentram, mulailah menabung dan berinvestasi sekarang!!! Dan lakukan secara regular biarkan waktu yang bekerja untuk Anda.[mi]
* M. Ichsan adalah perencana keuangan dari PrimaPlanner
Langganan:
Postingan (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)