Oleh: Agus Setiawan
The future has arrived
the future has arrived today
the future's alive
the future is alive today….
Masa depan telah tiba
Masa depan telah tiba hari ini
Masa depan telah hidup
Masa depan sudah hidup hari ini….
Begitu bunyi lirik salah satu lagu soundtrack dari film Meet The Robinsons. Masa depan sudah tiba saat ini, sekarang.
Banyak orang yang merasa khawatir dengan masa depan. Mereka selalu berpikir: “Bagaimana masa depan saya nanti?”, “Apa yang akan terjadi nanti?”, dan berbagai kekhawatiran lainnya yang menyangkut masa depan. Seperti judul tulisan ini, sebenarnya masa depan sudah tiba sekarang ini. Masa depan telah hidup. Masa depan telah hidup hari ini.
Sekarang ini adalah masa depan dari masa lalu. Di masa lalu, sekarang (masa depan dari masa lalu) ini masih menjadi sesuatu yang kebanyakan orang khawatirkan. Tetapi sekarang ini (masa depan dari masa lalu) telah tiba. Bagaimana kehidupan Anda sekarang? Apakah yang Anda khawatirkan di masa lalu itu terjadi sekarang? Apakah sekarang Anda hidup dalam kekhawatiran seperti yang Anda khawatirkan dulu?
Lalu, apa hubungannya antara kekhawatiran akan masa depan dengan sukses?
Untuk sukses, kita perlu melakukan sesuatu saat ini, sesuatu yang bisa membawa kita ke masa depan yang kita masing-masing inginkan. Tidak ada yang perlu kita khawatirkan perihal masa depan. Jadi, kuncinya adalah bagaimana kita dapat mengerahkan sebagian besar energi kita untuk berada di masa sekarang dan di sini.
Waktu bisa kita bagi menjadi tiga bagian besar. Masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Jika Anda hidup di masa lalu, maka yang biasanya Anda bawa adalah kemarahan, kekecewaan, dan perasaan tidak adil. Jika energi Anda banyak Anda letakkan di masa depan, maka yang akan terjadi pada Anda adalah kekhawatiran. Jika Anda fokuskan energi pada saat sekarang dan di sini, maka Anda akan hidup berbahagia.
Kalau Anda perhatikan orang-orang di sekitar Anda, apakah mereka banyak hidup di masa sekarang atau masa lalu, atau masa depan?
Misalnya, seseorang memberikan energinya sebanyak 80 persendi masa lalu dan 10 persen di masa depan, sementara di masa sekarang hanya 10 persen. Maka, orang ini akan selalu mengungkit-ungkit apa yang terjadi di masa lalu. Jika kejadian di masa lalu itu negatif, maka semua kesalahan yang pernah terjadi itu akan dikeluarkan semua. Dan bukan hanya sekali, namun berkali-kali. Tapi bila yang terjadi adalah kejadian positif, maka dia akan selalu menceritakan kejadian masa lalu yang selalu memberikannya kebanggaan dan kesuksesan. Apakah ini selalu buruk? Tidak juga. Yang penting adalah berapa persen energi yang kita fokuskan di sana.
Jika seseorang memberikan energinya sebesar 80 persen ke masa depan, maka dia selalu memikirkan masa depannya. Jika negatif, maka yang akan muncul adalah rasa khawatir, rasa takut apa yang akan terjadi di masa depan, soal apakah dia siap menghadapinya, atau apakah dia memiliki uang yang cukup untuk masa depannya. Semua rasa khawatir dan takut bisa muncul. Kalau perasaan itu sedikit positif, maka ada kemungkinan orang ini akan melamun, mengkhayal tentang masa depannya yang indah, dan bagaimana dia menikmati masa depannya. Apakah ini tidak boleh? Tidak juga. Sekali lagi, tergantung berapa persen yang Anda tuangkan pada masing-masing masa ini.
Kita perlu memberikan sedikit energi ke masa lalu jika diperlukan. Untuk apa? Untuk belajar dari pengalaman. Apakah itu pengalaman positif atau negatif, semua bisa kita jadikan sebagai guru. Demikian juga di masa depan, kita perlu memberikan energi ke sana sebagai sebuah patokan ke mana kita akan tiba suatu saat nanti. Berapa persentase yang ideal? Menurut saya pribadi, minimal 80 persen harus kita tuangkan di masa sekarang dan di sini, kemudian masing-masing 10 persen untuk masa depan dan masa lalu.
Kunci dari sukses adalah berbahagia. Karena, kesuksesan yang kita cari ujung-ujungnya adalah kebahagiaan. Jadi, bagaimana membawa kesuksesan yang ingin kita raih di masa depan dengan lebih mudah? Hidup di saat ini dan di sini, dan putuskanlah untuk selalu berbahagia.
Kemudian apa yang harus kita lakukan? Apakah dengan hidup di masa kini saja kita bisa bahagia? Jelas tidak. Hanya dengan hidup di sini dan sekarang saja tidak akan membawa kita ke masa depan yang kita inginkan. Jadi bagaimana? Ya, seperti yang saya tulis di atas, kita perlu melakukan sesuatu. Sekarang simak lirik lanjutan dari lagu di atas.
It’s time to create
time to grow
if you're feeling right
the world yeah she's changing
don't it make you feel alive?
The future has arrived
Sekarang waktunya untuk menciptakan
Waktu untuk berkembang
Jika Anda merasakannya sekarang
Dunia ini, ya, dunia sedang berubah
tidakkah itu membuat Anda lebih hidup?
Masa depan sudah tiba
Dengan memutuskan untuk memberikan sebagian besar energi Anda di sini dan sekarang, Anda telah membuat kehidupan Anda berasa lebih hidup. Dan, dunia menjadi berubah, berubah menjadi sebuah tempat yang kita idamkan selama ini.
Terus? Terus Anda perlu menciptakan masa depan Anda sekarang. Inilah saatnya untuk menciptakan, saatnya untuk bertumbuh, bertumbuh menyambut masa depan yang kita inginkan.
Fokuskan sebagian energi Anda untuk belajar dari pengalaman masa lalu, sebagian energi untuk membuat impian, sebagian besar untuk masa sekarang dan di sini supaya menjadi dan melakukan yang terbaik, sehingga masa depan Anda menjadi kenyataan.[as]
* Agus Setiawan adalah manajer pemasaran Sinotif Education Center, seorang hipnoterapis, dan alumni workshop SPP Cara Gampang Menulis Buku Bestseller Angkatan ke-4. Ia dapat dihubungi di email: agus@sinotif.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar