Oleh: Sofa Nurdiyanti
Sering kali orang punya ide atau gagasan yang bagus dan ingin mengungkapkannya dengan menulis. Namun, tak jarang semua ide brilian itu menguap begitu saja karena kurangnya rasa percaya diri.
Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Apakah sekadar kurangnya rasa percaya diri? Berikut ini contoh kalimat-klaimat yang menggambarkan hubungan antara menulis dan rasa percaya diri.
“Duh, aku nggak bisa nulis, nih!”
“ Duh, aku nggak tahu mau mulai dari mana...”
“Terus, aku nulis apa, dong?”
“Aku nggak yakin bakalan bisa nulis. Tulisanku kan jelek, ntar diketawain orang lagi!!!…”
Ungkapan-ungkapan di atas tentunya sering kita dengar, bukan? Orang sering kali mengeluh ketika berhadapan dengan suatu tugas yang mewajibkan mereka untuk menulis. Beragam alasan muncul sebagai dalih atas ketidakmampuan mereka dalam menulis. Mulai dari kurangnya ide, minimnya kosakata, cara merangkai suatu ide menjadi satu paragaraf, ketidakmampuan dalam hal editing, dsb.
Pernyataan-pernyataan tadi seakan menjadi benteng yang sulit untuk dilewati oleh setiap orang ketika mulai belajar menulis. “Nothing impossible to do.” Pernahkah kita menyadari arti ungkapan tersebut? Tidak ada hal yang mustahil untuk dikerjakan ketika kita mau berusaha.
Pikiran positif akan mendorong kita untuk berusaha lebih keras daripada yang kita pikirkan. Hasilnya akan membuat kita takjub karena sebenarnya kita bisa meraih hasil lebih daripada yang kita pikirkan. Keterbatasan yang ada bukan karena ketidakmampuan kita dalam menulis, namun pikiran kita yang menghambatnya. Ini diakibatkan oleh kurangnya rasa percaya diri pada individu itu sendiri.
Setiap orang berdalih tidak mampu menulis dan mengalami krisis kepercayaan diri. Fenomena seperti ini seakan menjadi hal yang dianggap wajar oleh sebagian besar orang. Memang hal yang aneh tentunya kalau ada orang—yang bisa membaca dan menulis selama bertahun-tahun sejak Sekolah Dasar—mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menulis.
Menulis selalu disalahartikan sebagai sesuatu yang sakral dan bersifat eksklusif. Eksklusif di sini dapat diartikan sebagai hal yang hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Misalnya, menulis hanya dilakukan oleh pengarang buku, penulis skenario, sastrawan, atau pun orang-orang yang bekerja di bidang seni.
Perlu dipahami bahwa menulis merupakan hal yang dapat dilakukan oleh setiap orang dan tidak memandang latar belakang, status sosial, bahkan bakat. Menulis merupakan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Dan, menulis merupakan hal yang dapat dipelajari oleh semua orang.
Dengan belajar maka akan memudahkan setiap orang untuk terus menggali kemampuannya. Bakat bukanlah dewa yang harus ada dalam setiap individu. Keberhasilan sembilan puluh persen di antaranya ditentukan oleh kemampuan kita dalam berusaha, bukan soal bakat yang mendominasi kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu.
Menulis dapat dilakukan oleh semua orang karena menulis adalah salah satu bentuk kegiatan pengungkapan ide atau gagasan seseorang melalui sebuah media seperti buku, buletin, novel, skenario, makalah, laporan penelitian, majalah, koran, surat-surat, dsb. Pengungkapan ide ini tidak boleh dibatasi oleh rasa kurangnya kepercayaaan diri seseorang. Sebab, rasa percaya diri merupakan mesin penggerak utama sesorang dalam menulis.
Bila diibaratkan ide-ide yang ingin kita sampaikan itu adalah tujuan yang ingin dicapai, dan untuk sampai pada tujuan kita memerlukan sebuah sarana yang membantu kita, dalam hal ini tentu saja tingkat kepercayaan diri seseorang sangat berpengaruh dalam menentukan sampai tidaknya gagasan dan ide-ide kita dalam suatu tulisan.
Percaya diri adalah salah satu bentuk sikap yang sangat kita butuhkan dalam pengembangan diri kita melalui aktivitas menulis. Jika seseorang merasa tidak mampu menulis, maka ide-ide yang ada dalam pikirannya akan macet dan tidak bisa dituangkan dalam suatu bentuk tulisan.
Nah, mungkin Anda penasaran dengan apa yang dimaksud dengan rasa percaya diri seseorang sehingga berpengaruh besar dalam hidup kita. Percaya diri merupakan salah satu motor penggerak dan gerbang kebebasan kita dalam mengungkapkan ide dan imajinasi kita. Ingat, imajinasi kita tak terbatas. Rasa kurang percaya diri kitalah yang membuatnya menjadi terbatas.
Definisi percaya diri (self confidence) adalah sejauh mana Anda punya keyakinan terhadap penilaian atas kemampuan dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence merupakan kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005). Self esteem adalah sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri; sejauh mana Anda punya sesuatu yang dirasakan bernilai atau berharga dari diri Anda; sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat, atau berharga di dalam diri Anda.
Sedangkan self efficacy adalah sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauh mana Anda meyakini kapasitas pada bidang Anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
Seperti apa yang disampaikan oleh Dr. Albert Bandura, bahwa self-efficacy yang bagus punya kontribusi besar terhadap motivasi seseorang. Ini mencakup antara lain: Bagaimana seseorang merumukan tujuan atau target untuk dirinya; Sejauh mana orang memperjuangkan target itu; Sekuat apa orang itu mampu mengatasi masalah yang muncul; Dan, setangguh apa orang itu bisa menghadapi kegagalannya.
Hal ini membuktikan bahwa rasa percaya diri saja ternyata tidak cukup kuat untuk merumuskan tujuan kita. Tetapkanlah target dan semangat yang kuat sehingga apa yang dicita-citakan dapat tercapai. Jangan pernah menyerah ketika menghadapi suatu rintangan. Perjuangkanlah apa yang menjadi tujuan Anda dan cobalah untuk meraihnya. Begitu juga soal rasa percaya diri dalam menulis, ternyata rasa ini akan sangat menunjang usaha kita dalam melatih keterampilan menulis.
Setiap orang tentu pernah mengalami krisis kepercayaan diri karena krisis ini dialami oleh hampir sebagian besar dari kita. Kurangnya rasa percaya diri ini membuat kita terpasung pada kondisi tetap, yang membuat kita tidak bisa bergerak dengan dinamis untuk menyalurkan segenap kemampuan kita.
Krisis ini dapat berdampak negatif jika kita tidak menyadari arti penting percaya diri dalam hidup kita. Perasaan tidak mampu mengerjakan suatu hal secara terus-menerus dapat mengakibatkan matinya kreativitas seseorang. Perlu langkah yang tepat agar kita bisa belenggu kurangnya rasa percaya diri.
Dan ternyata, salah satu cara untuk membantu kita menghilangkan belenggu rasa kurang percaya diri itu tak lain adalah dengan menulis. Ya, menulis. Jangan pernah ragu untuk mengungkapkan gagasan Anda dalam bentuk tulisan. Sebab, menulis apa yang ada dalam benak kita tanpa bermaksud menghapusnya adalah suatu bentuk apresiasi terhadap diri sendiri.
Jangan pernah ragu untuk menulis, apalagi tidak berani menulis hanya karena kita tidak mempunyai basic skill tentang menulis. Alasan klasik ini tidak dapat kita jadikan sebagai tameng terhadap keengganan kita dalam menulis. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, kita mampu mengerjakan sesuatu jika kita berpikir mampu dan kita gagal sebelum berusaha jika kita merendahkan kemampuan diri sendiri dengan mengatakan tidak mampu.
Hargailah diri Anda sendiri dan mulailah menulis. Intinya, saya menganjurkan kepada Anda untuk menulis. Tulislah apa saja yang ingin Anda tulis, tentang segala sesuatu yang pernah terlintas dalam benak Anda. Tumbuhkanlah motivasi pada diri Anda sendiri. Tingkatkan rasa percaya diri Anda untuk menulis saat ini juga. Dan, jangan membuang banyak waktu untuk berpikir “apakah saya bisa atau tidak”.
Persoalan selanjutnya mengenai apakah yang akan saya tulis, bagaimana saya meyampaikan ide, bagaimana mendeskripsikan sesuatu dan agar orang lain mengerti apa yang akan Anda tulis, serta hal teknis lainnya akan Anda kembangkan sendiri sesuai dengan sudut pandang dan kreativitas Anda.
Kembangkanlah kreativitas dan idealisme Anda dalam menulis. Buatlah sesuatu yang unik dan merupakan ciri khas Anda. Hal ini dimaksudkan supaya Anda mempunyai arah yang jelas serta tidak terjebak untuk meniru gaya penulisan orang lain yang belum tentu sesuai dengan pribadi Anda.
Menulis akan membantu Anda dalam meningkatkan kepercayaan diri. Sekali lagi, jangan pernah merendahkan diri sendiri dengan menganggap Anda tidak mampu. Saya yakin setiap orang mempunyai sisi berbeda dari segi ide, konsep, dan gaya penulisan yang menarik untuk dibagikan pada orang lain.
Jadi, jangan pernah takut dan menghapus apa yang sudah Anda tulis. Lihat dan cermati setiap tulisan Anda dan cobalah untuk menganalisisnya secara mandiri, baru kemudian meminta pendapat orang lain. Ini karena kita yang lebih mengetahui arah dan maksud tulisan kita. Orang lain yang memberikan kritik dapat kita jadikan perangsang dalam pengembangan keterampilan penulisan kita.
Analisis terhadap berbagai fenomena dan peristiwa yang tertuang dalam tulisan dapat kita jadikan sebagai sarana proses pembelajaran diri yang efektif. Sementara, kemampuan analisis internal bisa membuat kita belajar dalam melihat kekurangan yang kita miliki dan perlu diperbaiki, serta mengembangkan kelebihan yang sudah bisa kita capai.
Perasaan mampu atau tidak mampu akhirnya toh akan hilang. Dan, rasa percaya diri kita akan semakin tumbuh ketika kita mulai belajar menulis. Jangan pernah ragukan kemapuan diri Anda sendiri, bangunlah kepercayaan diri Anda, serta apresiasilah setiap kemajuan yang telah Anda capai. Hal ini akan menjadi penyemangat untuk terus maju dan mengembangkan kemampuan diri Anda. Selamat mencoba dan berusahalah membuat dunia menjadi berbeda dengan tulisan Anda.[sn]
* Sofa Nurdiyanti adalah mahasiswa Jurusan Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ia suka baca buku cerita, nonton kartun Detective Conan, Bintang, dan tertarik dengan sejarah, arkeologi, bahasa, budaya, dan politik. Tapi, sekarang lagi “nyasar” ke psikologi. Nur aktif menulis di “eksis” sebuah wadah jurnalistik Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Ia sedang semangat berlatih untuk menjadi penulis profesional dan seorang trainer. Saat ini, Nur juga tengah menyusun sebuah buku tentang motivasi kepenulisan. Kunjungi blog-nya di: http://nurdiyanti.wordpress.com atau email: nurrohmah_06@yahoo.com.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar