Konon, suatu hari di sebuah gunung nan tinggi di daratan Cina Utara, hiduplah seorang pertapa yang sangat bijak. Banyak orang desa yang menghadapi masalah pergi mencari jawaban kepadanya. Kebijakan beliau begitu termasyhur hingga ke berbagai desa yang sangat jauh. Suatu hari, ada seorang pemuda yang sangat pintar, tapi sombong, ingin menguji seberapa bijak orangtua tersebut.
Lalu dia mendatangi orang tua tersebut dan berkata, “Wahai orang bijak, katanya Anda bisa memberikan jawaban yang tepat atas semua pertanyaan orang desa. Hari ini saya memunyai sebuah pertanyaan untukmu.” Lalu dia mengulurkan tangannya. Terlihatlah ada seekor anak burung di dalam genggamannya. Lalu dia berkata, “Bapak tua, menurut Anda, burung yang ada di dalam tangan saya ini hidup atau mati?”
Si pertapa melihat pemuda tersebut tersenyum menyeringai, seolah-olah dia sudah pasti menang. Kemudian dia berkata, “Anak muda... burung ini hidup atau mati hanya bisa dijawab oleh dirimu sendiri. Jika kamu mendengar suara malaikat jahat, maka burung itu akan mati di tanganmu. Jika kamu mendengar suara malaikat baik, burung itu akan kamu lepaskan dan dia akan hidup. Nah, sekarang pertanyaan saya adalah suara siapakah yang engkau dengar dalam hatimu? ”
Para pembaca yang budiman, di dalam hati kita selalu ada 2 malaikat yang bersemayam. Satu adalah malaikat baik dan satunya lagi malaikat jahat. Di dalam hati kita, kedua malaikat ini sering berantam. Pertempuran ini sering membuat kita sulit membuat keputusan. Tapi kalau sudah membiasakan diri untuk mendengar yang baik, maka penentuan siapa yang menang atas pertempuran ini adalah mudah.
tags: pertapa, bijak, pertapa bijak
Jumat, 10 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
pertapa pertapa saja nggak usah pake bijak
BalasHapus