Erwiyantoro, sang penulis buku, memaparkan secara lengkap alasan kenapa Nurdin Halid disebut gagal di PSSI. “Saya menilai Nurdin Halid gagal dalam semua hal, terkait dengan kepemimpinannya di PSSI,” ungkap Erwiyantoro,yang juga jurnalis senior olahraga.
Adapun Ketua Umum Persis Solo, FX Hady Rudyatmo menilai dosa terbesar Nurdin Halid adalah membunuh roh PSSI. “Selama ini pengurus cabang (pengcab) kurang dianggap di dalam kepengurusan PSSI,” katanya, Rabu (16/2/2011). Ia mengatakan, Solo sebagai tempat lahirnya PSSI juga kurang mendapat perhatian dari PSSI. Wakil Walikota Solo itupun menuding Nurdin tak paham soal organisasi.
Hadir dalam acara itu Direktur Pusat Kajian Antikorupsi UGM Yogyakarta, Zainal Arifin, pengacara senior Galangpress, Jeremias Lemek, dan juga penulis buku Nurdin Halid, Erwiyantoro. Keempat tokoh tersebut membahas fakta-fakta kejanggalan perbuatan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid.
Menurut statuta FIFA, seorang yang telah divonis pengadilan dan pernah dipenjara, maka tidak boleh memimpin sebuah organisasi di bawah FIFA. Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus PSSI Cabang Solo FX Hady Rudyatmo seharusnya menjadi meredam ambisi Nurdin Halid untuk kembali memimpin PSSI lagi.
“Kan ada di statuta FIFA jelas diatur, kalau seorang narapidana tak boleh memimpin sebuah orgaisasi,” katanya dalam diskusi buku Dosa-dosa Nurdin Halid, di Penerbit Galangpress Yogyakarta, Rabu (16/2/2011).
Pernyataan ini disampaikan menyangkut ambisi Nurdin Halid yang ingin tetap menjadi orang nomor satu di PSSI. Rencananya, pada 19 Februari nanti rencananya akan ada verifikasi terhadap calon Ketua Umum PSSI periode mendatang. “Verifikasi dari FIFA tidak main-main. Harusnya Nurdin sudah lengser, kalau aturan FIFA tentang seorang yang terkena vonis tak boleh lagi memimpin organisasi berjalan,” paparnya.
Meski demikian, Rudy menyayangkan dunia sepakbola tanah air yang sampai saat ini masih disusupi oleh kepentingan politik sejumlah pihak yang sama sekali tidak mengerti sepak bola. “Sepak bola tidak tahu menahu soal poliik, tapi sekarang ini politik sangat paham tentang sepak bola,” terangnya.
Seharusnya, tambah Rudy, PSSI berjuang semata untuk sepak bola tanah air. Bukan untuk kepentingan segelintir pihak, yang malah merugikan persebakbolaan Indonesia. “Dari pertama didirikan oleh founding father kita Bung Karno, PSSI adalah media pemersatu bangsa,” tegasnya dengan nada kecewa.
Penulis buku Dosa-dosa Nurdin Halid yakni Erwiyantoro menyatakan, Nurdin Halid harusnya bersedia turun. Alasannya, selama selama kepemimpinannya, PSSI tidak menunjukan prestasi dan perkembangan yang berarti.
“Dari 2003 sampai sekarang, Nurdin gagal memimpin PSSI dari sisi organisasi, prestasi dan pembinaan. Dari segala hal galal. Makanya harusnya Nurdin legowo (bersedia, red) turun, karena memang sudah saatnya turun,” jelasnya dalam diskusi buku Dosa-dosa Nurdin Halid, di Penerbit Galangpress Yogyakarta, Rabu (16/2/2011
Menurut Toro, sapaan akrabnya, selama delapan tahun menjadi Ketua Umum PSSI, Nurdin memang telah berhasil membangun sebuah kerajaan besar bertopengkan sepakbola. Dengan posisinya sebagai penguasa, bisa dibilang tak seorangpun mampu menyentuhnya, bahkan presiden sekalipun.
“Selama delapan tahun di PSSI, Nurdin telah menciptakan kartel dan kerajaan sepak bola yang tak bisa disentuh oleh siapapun, termasuk presiden,” ujarnya. Sayangnya, berdasarkan aturan FIFA menyebutkan bahwa tak ada pihak manapun dalam sebuah negara yang diperkenankan mencampuri urusan rumah tangga organisasi sepak bola sebuah negara, yang dalam hal ini adalah PSSI.
sumber :http://www.tribunnews.com/2011/02/16/dosa-nurdin-halid-ke-pssi-terangkum-sempurna-di-solo
klikunic.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar