Malaysia boleh berbangga hati karena RIM lebih memilih negara itu sebagai lokasi pabrikan Blackberry. Padahal, seperti kita semua tahu, konsumen smartphone asal Kanada itu lebih banyak ada di Indonesia ketimbang Negeri Jiran Malaysia.
"Walaupun begitu kita tak perlu kecewa," kata Didie W. Soewondho, Wakil Ketua Umum bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi, Penyiaran, & Ristek Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
“Saya yakin keputusan itu mereka buat berdasarkan banyak pertimbangan matang. Kita memang masih banyak kekurangan, tapi kita tak perlu berkecil hati,” katanya saat diwawancarai inilah..com via telepon, Selasa (16/8).
Didie mengakui Indonesia memang masih banyak kekurangan dari segi penyediaan komponen, tenaga terampil, dan peraturan pemerintah tentang investasi. Tapi Indonesia tidak perlu takut, karena menurutnya, investasi perusahaan produsen ponsel bukanlah bisnis ratusan juta dollar, melainkan hanya puluhan juta dollar saja. Pendirian lokasi pabrik juga bukan hal yang terlalu signifikan bagi investasi.
"Selanjutnya kita bisa menawarkan diri dengan cara bicara pada RIM. Kita temui mereka secara langsung,” tambahnya.
Didie juga optimistis Indonesia mampu mengejar ketertinggalan di bidang teknologi, karena prospek di dalam negeri, sangat bagus.
Tidak hanya RIM, ia juga mengatakan, Kadin akan terus mengajak sejumlah perusahaan besar teknologi seperti Google dan Facebook untuk masuk ke Indonesia.
“Kita harus cermat memahami keinginan mereka. Dan apabila permintaan itu cocok dengan rencana investasi Indonesia, selambat-lambatnya semua itu akan terwujud tahun depan,” paparnya yakin.
Di Like Ya Gan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar