Kebijakan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk menurunkan penumpang tak bertiket sepertinya benar-benar serius. Pada H+2 ini atau Jumat (2/9) ini, istri dan anak salah seorang kondektur kereta api Bengawan tujuan Solo terpaksa turun karena tak bisa menunjukkan tiket.
"Kami hanya ingin menunjukkan jika kebijakan yang kami tentukan ini tak pandang bulu," terang Vice President Security PT KAI, Heru Ruswanto, saat ditemui Republika, Jumat (2/9).
Ia juga menuturkan tahun ini sistem boarding yang mereka berlakukan cukup kuat dibandingkan tahun-tahun kemarin. Pengetatan sistem boarding ini juga berlaku bagi penumpang yang tak memiliki tiket.
Hingga hari ini, Heru mengatakan dalam sekali pemberangkatan dirinya beserta tim pemeriksaan tiket berhasil menjaring dan menurunkan kira-kira sepuluh orang penumpang tak bertiket dalam sekali pemberangkatan.
Begitu juga dengan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menyalahgunakan keringanan untuk membeli tiket kereta dari PT KAI. Para perwira ini diberikan keringanan ketika membeli tiket dengan potongan 50 persen. "Tadi ada yang menunjukkan empat buah tiket ABRI. Ternyata perwira hanya satu, sementara tiga orang lainnya keluarganya," ujar Heru.
Ia pun segera memberikan pilihan kepada sang perwira untuk menurunkan keluarganya atau membayar kekurangan harga tiket. "Sengaja kita perketat pemeriksaan di stasiun sini. Karena kalau sudah di jalan, dikhawatirkan kondektur yang memeriksa tiket itu tak bisa bersikap tegas karena takut pada anggota perwira tersebut," tukasnya.
Sementara bagaimana nasib anak dan istri kondektur kereta tadi? Heru menuturkan bahwa akhirnya kedua anggota keluarga sang kondektur memilih turun dan membeli tiket kereta senja yang akan berangkat sore ini. "Sebenarnya bisa saja membeli tiket untuk berangkat bersama kondektur tersebut. Tetapi, karena tiketnya lumayan mahal, mereka memilih untuk berangkatnya menyusul."
"Kami hanya ingin menunjukkan jika kebijakan yang kami tentukan ini tak pandang bulu," terang Vice President Security PT KAI, Heru Ruswanto, saat ditemui Republika, Jumat (2/9).
Ia juga menuturkan tahun ini sistem boarding yang mereka berlakukan cukup kuat dibandingkan tahun-tahun kemarin. Pengetatan sistem boarding ini juga berlaku bagi penumpang yang tak memiliki tiket.
Hingga hari ini, Heru mengatakan dalam sekali pemberangkatan dirinya beserta tim pemeriksaan tiket berhasil menjaring dan menurunkan kira-kira sepuluh orang penumpang tak bertiket dalam sekali pemberangkatan.
Begitu juga dengan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menyalahgunakan keringanan untuk membeli tiket kereta dari PT KAI. Para perwira ini diberikan keringanan ketika membeli tiket dengan potongan 50 persen. "Tadi ada yang menunjukkan empat buah tiket ABRI. Ternyata perwira hanya satu, sementara tiga orang lainnya keluarganya," ujar Heru.
Ia pun segera memberikan pilihan kepada sang perwira untuk menurunkan keluarganya atau membayar kekurangan harga tiket. "Sengaja kita perketat pemeriksaan di stasiun sini. Karena kalau sudah di jalan, dikhawatirkan kondektur yang memeriksa tiket itu tak bisa bersikap tegas karena takut pada anggota perwira tersebut," tukasnya.
Sementara bagaimana nasib anak dan istri kondektur kereta tadi? Heru menuturkan bahwa akhirnya kedua anggota keluarga sang kondektur memilih turun dan membeli tiket kereta senja yang akan berangkat sore ini. "Sebenarnya bisa saja membeli tiket untuk berangkat bersama kondektur tersebut. Tetapi, karena tiketnya lumayan mahal, mereka memilih untuk berangkatnya menyusul."
Di Like Ya Gan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar