Salah seorang praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Gilbertus Ruhe, 20, asal Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, meninggal dunia. Semula, dia dilaporkan terjangkit demam berdarah, dan dirawat di salah satu rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan.
Kabar duka itu sontak mengejutkan pihak keluarga. Keluarga meminta dilakukan otopsi secepatnya untuk bisa memastikan penyebab meninggalnya Ruhe yang mereka curigai tidak wajar.
Kakak Ruhe, Herculanus Pongkot, mengatakan kabar duka itu diterima pihak keluarga pagi tadi, Sabtu, 26 November 2011. Mereka masih ragu atas penyebab kematian.
"Kami mendapat kabar dari IPDN, bahwa Gilbertus Ruhe telah meninggal dunia pada pukul 07.45 WITA di rumah sakit Makassar. Dia meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah." ujar Pongkot kepada VIVAnews.com, Sabtu.
Dia menjelaskan, keluarga mempertanyakan soal kematian adiknya itu. Ada banyak kerabat maupun anggota keluarga yang mencurigai kemungkinan Ruhe meninggal akibat tindak kekerasan.
"Kami menilai ada kejanggalan. Karena selama ini masyarakat pun sudah tahu sering terjadi tindak kekerasaan di IPDN. Kami tidak bisa menuduh, akan tetapi juga memaklumi adanya kecurigaan itu."
Pongkot mengungkapkan pada 21 November 2011, Ruhe sempat menghubungi keluarga. Dia mengeluh sakit tenggorokan. Keesokan harinya dia dirujuk ke rumah sakit.
"Oleh karena itu kami akan secepatnya melakukan otopsi ketika jenazah tiba di Pontianak, Sabtu sore ini. Kami juga sudah mendapat izin dari Gubernur Kalimantan Barat (Cornelis)," katanya.
Menurut Pongkot, adiknya masuk IPDN pada 2009. Pada Oktober lalu, Ruhe dan beberapa temannya dipindahkan dari Jatinangor ke Makassar. Alasannya, tempat pendidikan di Jatinangor sudah tidak mencukupi lagi. (Laporan: Aceng Mukaram, Kota Pontianak | kd)
follow twitter @taugak_sih dan facebook.com/asiktau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar