Bahkan dari hasil investigasi tribunnewsbatam, pelajar yang menjadi simpanan ini mempunyai ciri khas masing masing.
Antara pelajar yang satu dengan lainnya dan sama-sama menjadi simpanan para oknum, bisa dilihat perbedaannya dari barang yang dipergunakan pelajar itu sendiri.
Seperti seorang pelajar yang menjadi simpanan oknum pejabat di pemerintah Kota Batam, sebut saja namanya DA.
DA memiliki barang yang dibelikan pejabat tersebut selalu berwarna putih. Mulai dari jam tangan berwarna putih, HP Balckberry dengan tipe Onix warna putih. Bahkan seluruh furniture yang ada dikamar DA berwarna putih.
Berbeda dengan WI yang masih duduk dibangku SMP, WI memiliki ciri yang berbeda dengan DA. Jika DA memiliki ciri khas putih, sedangkan WI memiliki ciri khas warna pink.
Mulai dari HP, baju hingga sepatu selalu menggunakan warna pink. Begitu juga dengan pelajar-pelajar yang lainnya.
Perdanganggan manusia (trafficking) yang melibatkan anak di bawah umur, terutama di kalanggan pelajar Batam ternyata sudah memiliki jaringan yang sangat rapi.
Hal inilah yang membuat pihak Kepolisian atau instansi terkait sulit mengungkapnya, pasalnya antara pelajar yang akan disuguhkan kepada laki-laki hidung belang sudah mempunyai kerjasama yang rapi dengan mami atau agensi model.
Pelajar yang disebut barang Batam (BB) antara mami atau angensi model yang akan mencarikan laki-laki berkantong tebal tidak ada sistim paksaan.
Sehingga dalam prakteknya tidak ada yang merasa dirugikan. Bahkan ada juga sebagai pelajar yang melakukan kerja sama dengan pemilik salon.
Ironisnya lagi, antara mami, agensi model dan pemilik salon sudah saling menjalin kerjasama. Sehingga dalam prakteknya, jika ada laki-laki berkantong tebal atau warga negara asing yang menginginkan jasa seks pelajar, para mami, agensi model dan pemilik salon tadi tidak lah sulit lagi mencarikan pelajar yang sudah siap pakai tersebut.
Hasil investigasi tribunnewsbatam, dalam prakteknya ada salah satu mami, agensi model, atau pemilik salon yang mendapatkan pesanan pelajar.
Namun stoknya lagi tidak ada, para mami, agensi model dan pemilik salon tadi bisa saling kerjasama menyediakannya. Dalam hal kerjasama ini sudah ada fee masing-masing.
Sebenarnya setiap mami, agensi dan pemilik salon sudah memiliki kerjasama masing-masing dengan pelajar tanpa ada paksaan. Mulai dari pelajar yang masih duduk di bangku SMP, SMK, hingga mahasiswa. Melalui kerjasama ini lah order jasa seks di kalanggan pelajar tidak ada habisnya.
Dalam melakukan transaksi, laki-laki hidung belang mulai dari oknum pejabat, oknum aparat, pengusaha nakal hingga warga negara asing tinggal terima bersih di hotel yang sudah ditentukan.
Namun dalam sistem booking pelajar ini, para pelajar ini tidak bisa dibawa keluar hotel. Hal ini dilakukan untuk keamanan dan privasy pelajar itu sendiri. Bahkan tidak bisa diboking langsung selama dua hari.
"Langsung booking dua hari tidak bisa, karena pelajar ini ijin belajar bersama kepada orang tuanya. Sehari bisa, tapi itu pun tidak bisa dibawa-bawsa keluar hotel. Kamar aja," ujar salah seorang pemilik salon di kawasan Pelita kepada tribunnewsbatam singkat.
Antara pelajar yang satu dengan lainnya dan sama-sama menjadi simpanan para oknum, bisa dilihat perbedaannya dari barang yang dipergunakan pelajar itu sendiri.
Seperti seorang pelajar yang menjadi simpanan oknum pejabat di pemerintah Kota Batam, sebut saja namanya DA.
DA memiliki barang yang dibelikan pejabat tersebut selalu berwarna putih. Mulai dari jam tangan berwarna putih, HP Balckberry dengan tipe Onix warna putih. Bahkan seluruh furniture yang ada dikamar DA berwarna putih.
Berbeda dengan WI yang masih duduk dibangku SMP, WI memiliki ciri yang berbeda dengan DA. Jika DA memiliki ciri khas putih, sedangkan WI memiliki ciri khas warna pink.
Mulai dari HP, baju hingga sepatu selalu menggunakan warna pink. Begitu juga dengan pelajar-pelajar yang lainnya.
Perdanganggan manusia (trafficking) yang melibatkan anak di bawah umur, terutama di kalanggan pelajar Batam ternyata sudah memiliki jaringan yang sangat rapi.
Hal inilah yang membuat pihak Kepolisian atau instansi terkait sulit mengungkapnya, pasalnya antara pelajar yang akan disuguhkan kepada laki-laki hidung belang sudah mempunyai kerjasama yang rapi dengan mami atau agensi model.
Pelajar yang disebut barang Batam (BB) antara mami atau angensi model yang akan mencarikan laki-laki berkantong tebal tidak ada sistim paksaan.
Sehingga dalam prakteknya tidak ada yang merasa dirugikan. Bahkan ada juga sebagai pelajar yang melakukan kerja sama dengan pemilik salon.
Ironisnya lagi, antara mami, agensi model dan pemilik salon sudah saling menjalin kerjasama. Sehingga dalam prakteknya, jika ada laki-laki berkantong tebal atau warga negara asing yang menginginkan jasa seks pelajar, para mami, agensi model dan pemilik salon tadi tidak lah sulit lagi mencarikan pelajar yang sudah siap pakai tersebut.
Hasil investigasi tribunnewsbatam, dalam prakteknya ada salah satu mami, agensi model, atau pemilik salon yang mendapatkan pesanan pelajar.
Namun stoknya lagi tidak ada, para mami, agensi model dan pemilik salon tadi bisa saling kerjasama menyediakannya. Dalam hal kerjasama ini sudah ada fee masing-masing.
Sebenarnya setiap mami, agensi dan pemilik salon sudah memiliki kerjasama masing-masing dengan pelajar tanpa ada paksaan. Mulai dari pelajar yang masih duduk di bangku SMP, SMK, hingga mahasiswa. Melalui kerjasama ini lah order jasa seks di kalanggan pelajar tidak ada habisnya.
Dalam melakukan transaksi, laki-laki hidung belang mulai dari oknum pejabat, oknum aparat, pengusaha nakal hingga warga negara asing tinggal terima bersih di hotel yang sudah ditentukan.
Namun dalam sistem booking pelajar ini, para pelajar ini tidak bisa dibawa keluar hotel. Hal ini dilakukan untuk keamanan dan privasy pelajar itu sendiri. Bahkan tidak bisa diboking langsung selama dua hari.
"Langsung booking dua hari tidak bisa, karena pelajar ini ijin belajar bersama kepada orang tuanya. Sehari bisa, tapi itu pun tidak bisa dibawa-bawsa keluar hotel. Kamar aja," ujar salah seorang pemilik salon di kawasan Pelita kepada tribunnewsbatam singkat.
follow twitter @taugak_sih dan facebook.com/asiktau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar