Oleh: Joni Liu
Pernahkan Anda merasa ingin melakukan sesuatu yang—menurut Anda—jika dilakukan akan membawa suatu perubahan dalam hidup Anda? Atau mungkin, jika dilakukan akan memberikan hasil yang berbeda pada hari yang akan Anda jalani?
Misalnya, pada malam sebelum tidur, Anda memutuskan bangun pagi dan pergi jogging dengan tujuan agar tubuh menjadi lebih segar. Tetapi, pada keesokan harinya pada saat alarm berbunyi dan Anda harus bangun, rasanya malas sekali untuk beranjak dari tempat tidur.
Sebelum Anda sempat beranjak, ada suara yang terngiang di telinga dan terus berbisik “Bangun!! Bangun!! Tepati janjimu supaya kamu semakin sehat…” Suara itu terus menerus berbisik. Tetapi, selain suara itu juga terdengar suara lain yang berbisik, “Tidak usah hari ini deh, kan masih ada hari lain. Jika bangun hari ini, pasti nanti di kantor ngantuk banget dan pekerjaan menjadi tidak maksimal. Besok saja, karena besok pekerjaan lebih sedikit…”
Kedua suara itu akan saling beradu, memberikan pertimbangan yang paling masuk akal untuk dilakukan oleh pikiran Anda. Sekilas terlihat untuk mengerjakan sesuatu yang simple saja Anda begitu sulit mengambil keputusan. Pada kondisi tersebut, mayoritas orang akan mengikuti suara yang lebih negatif. Mengapa? Karena dengan mendengarkan suara kedua, orang tidak perlu melakukan usaha lebih. Dia bisa nyaman lebih lama di balik selimut yang hangat dan bangun lebih siang. Apalagi tidak ada hukuman atas keputusan yang dibuat. Mengapa mesti melakukannya pada hari ini? Mengapa harus cape-cape bangun lebih pagi sedangkan teman kerja lainnya bisa bangun siang? Hasilnya toh akan sama saja untuk hari ini.
Akan tetapi, bisa saja orang salah dengan keputusan yang dibuat untuk menyenangkan perasaan hati yang sesaat itu. Apabila dia langsung bangun setelah mendengar bunyi alarm, maka otak tidak diberi toleransi untuk berpikir dan membuat pertimbangan. Perasaan dan mood hanya akan mengikuti tingkah laku. Setelah berpakaian dan minum segelas susu, orang bisa langsung turun ke jalanan. Perasaan dan mood hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh fisik. Dan, rasa malas yang kemungkinan pada awalnya ada, akan sirna karena orang mendapatkan suasana yang berbeda dengan bayangan sebelumnya. Dalam bayangan sebelumnya, akan muncul rasa capek setelah jogging, karena tidak ada teman, karena jalanan yang panjang, dan lain sebagainya.
Tapi buktinya, banyak bunga yang lebih indah pada pagi hari. Banyak daun yang masih memiliki tetesan embun di ujungnya dan udara segar yang tidak bisa didapatkan pada siang hari. Semuanya menjadi sangat berbeda dengan bayangan yang ada dalam pikiran sebelumnya.
Maka, jika awalnya kita sudah memiliki suatu tujuan yang jelas ke mana kita akan mengarahkan hidup kita, atau hari kita, jangan sampai tujuan kita tersebut terganggu hanya disebabkan karena perasaan atau mood yang sedang tidak baik. Banyak orang menjadi angin-anginan dan tidak fokus dengan apa yang menjadi tujuannya hanya karena mereka mengikuti perasaan yang kebanyakan akan mengatakan “tidak”.
Hal tersebut membuat orang itu tidak berkembang dengan potensi maksimal yang dimilikinya. Dia tidak pernah tahu apa yang ada di luar bayangannya hanya karena dia tidak pernah mencoba. Banyak hal tidak terduga yang bisa membuat orang menjadi sukses hanya karena faktor kebetulan dan semua itu dimulai dengan suatu langkah yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Jadi, lakukanlah sesuatu yang sudah Anda rencanakan dan biarkan mood yang menggangu mengikuti di belakang. Pasti hasil yang akan Anda capai berbeda dengan yang Anda bayangkan.[jl]
* Joni Liu menjabat sebagai President of Bina Nusantara English Club tahun 2005. Ia aktif dalam kegiatan Pertamina Youth Program dan saat ini sebagai sales agent salah satu perusahaan asuransi serta mulai menggeluti bidang investasi. Hobi dan kegiatan yang dijalankan adalah communication skill dan self improvement. Ia dapat dihubungi di: 0856-1139-889 (selular) 021-68502796
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar