Oleh: Suryanto Wijaya
Saya sih tidak tahu apa resep sukses saya tapi saya tahu secara pasti rumus kegagalan. Cobalah untuk menyenangkan semua orang. PASTI Anda Gagal…!!!!
Bill Cosby
Pernahkah Anda melakukan sesuatu akan tetapi apa pun yang Anda lakukan selalu mengalami kegagalan? Apakah Anda pernah melakukan sesuatu dan apa pun hasilnya Anda tidak pernah puas? Karena ada orang lain yang berpikiran bahwa hasil kerja Anda belumlah memuaskan mereka?
Hmn… Bagaimana yah, rumus pasti sukses di segala bidang? Waduh saya tak tahu tuh! Mendingan juga kita mencari tahu rumus pasti gagal supaya kita bisa menghindari kegagalan. Toh, kalau kita tidak gagal berarti kita sukses. Apa sih yang benar-benar pasti menjadi penyebab dari semua kegagalan yang terjadi?
Berikut ini adalah sebuah kisah tentang kegagalan.
Dahulu kala ada seorang kakek bersama dengan cucunya sedang keluar kota menemui sanak keluarganya. Perjalanan yang harus dilalui si kakek dan cucunya itu melewati empat kota. Barulah mereka sampai ke tujuan. Dalam perjalanan jauh itu si kakek dan cucunya berjalan bersamaan dengan seekor keledai. Keledai itu ditunggangi cucunya.
Pada saat mereka melewati kota yang pertama, orang-orang kota yang melihat mereka berkata: “Dasar cucu tidak tahu diri! Masa kakeknya yang sudah tua dibiarkan jalan sendirian? Sementara dia enak-enakan saja duduk di atas keledai...”
Mendengar hal itu, si cucu pun tak enak hati. Ia segera turun serta meminta kakeknya naik keledai. Lalu mereka melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya di kota kedua, ada lagi orang yang berkata: “Wah…dasar kakek tidak tahu diri. Sudah tua begitu masih saja menunggangi seekor keledai dan membiarkan cucunya yang masih kecil berjalan. Sungguh kakek yang pemalas!”
“Cucuku,” kata kakek itu kemudian. “Mungkin lebih baik kakek turun saja. Biar kita jalan bersama.” Mereka pun melanjutkan perjalanan sambil menuntun si keledai yang sekarang tanpa beban tunggangan.
Sesampainya di kota ketiga, orang-orang di kota itu berkata: “Wah...wah…bodoh sekali kakek dan cucunya ini! Kenapa mereka tidak menggunakan keledai itu untuk dinaiki? Ngapain harus berjalan capek-capek begitu? Punya keledai kok malah tidak digunakan!” seru mereka heran campur sinis.
Setelah mendengar apa kata orang-orang di kota itu, lalu si kakek dan cucunya buru-buru menaiki keledai itu bersama-sama.
Pada saat memasuki kota keempat, orang-orang di kota itu berkomentar: “Busyet....dah! Dasar kakek dan cucu yang tidak berperikebinatangan. Masa keledai sekecil itu masih diperas tenaganya hanya untuk kepentingan diri mereka sendiri?”
Mendengar komentar seperti itu, si kakek merasa apa yang mereka katakan masuk akal juga. Lalu dengan susah payah si kakek menggendong keledai di pundaknya, sementara kepala si keledai tampak menyandari di atas kepalanya. Si cucu ikut memegangi dari belakang supaya keledai tidak jatuh dari gendongan. Mereka menggendong si keledai itu sampai ke rumah sanak keluarga mereka.
Sesampainya di rumah yang dituju, sanak keluarga itu bertanya dengan nada penuh keheranan. “Aduh kakek... kok malah kakek yang menggendong keledai itu sih? Kenapa bukan kakek yang naik keledainya?”
Mendengar pertanyaan dan komentar seperti itu, si kakek itu pun kesal. Apa pun yang dikerjakannya selalu saja gagal dan dicela oleh orang lain.
Untuk sebagian orang, tampaknya cara untuk tidak melakukan kegagalan adalah berdiam diri saja dan tidak melakukan apa pun. Akan tetapi mereka sendiri malah akan dicela dan masih bisa dikategorikan sebagai orang gagal. Maksudnya, gagal dalam mengembangkan potensi terbaik dalam diri mereka sendiri.
Pernahkah Anda rapat lalu di dalam rapat itu ada orang-orang yang banyak bicara tapi kemudian malah dicela? Mereka yang sedikit bicara juga dicela. Bahkan mereka yang diam saja masih juga dicela. Bukankah di dunia ini sesungguhnya tidak ada yang bisa bebas dari celaan?
Untuk itulah saya ingin mengajak Anda semuanya untuk mengubah pemikiran atau mindset tentang apa itu gagal. Apakah tidak berbuat apa pun berarti kita tidak pernah gagal? Terus menerus mencoba dan tidak berhasil, apakah itu gagal? Mengingat bahwa tidak peduli apa pun yang kita perbuat, kita selalu akan dicela? Tak peduli sesempurna apa pun kita. Para nabi, Buddha, dan Yesus pun masih dicela. Kemungkinan kita dicap gagal oleh orang lain itu selalu ada. Kalau begitu mengapa kita tidak berbuat sesuatu? Toh kita pasti gagal jika kita menginginkan untuk memuaskan semua orang? Kita pasti dicela karena apa pun hasil kerja kita tidak mungin memuaskan semua orang.
Cobalah untuk menginginkan hanya yang baik saja terjadi pada diri kita, maka kita pasti kecewa akan kenyataan yang terjadi pada diri kita. Ada kalanya orang mendefinisikan tidak ada kata gagal yang ada hanya feed back atau saran-saran yang bisa membuat kita jadi lebih baik lagi.
Pada saat saya membuat artikel ini, sempat terlintas dalam pikiran saya, nanti kalau menulis ini, apa kata orang? Trus baiknya bagaimana, yah? Ah...ganti saja dengan kata yang ini. Terus nanti kalau gunakan kalimat ini yang ada pasti pro dan kontra dengan pendapat saya. Ah....pusing!
Kita semua tahu, “Tidak ada manusia yang sempurna”. Pepatah lama ini akan mungkin benar jika pengertian sempurna secara umum adalah baik di segala bidang menurut semua orang dan tidak mungkin salah. Hanya mendapatkan setengah dari kehidupan dan tidak mendapatkan sepenuhnya. Hanya mendapat yang baik-baik saja, hanya positifnya saja demikian sebaliknya hanya mendapat yang negatifnya saja.
Untuk itu jika ingin gagal maka cobalah menjadi “sempurna” dalam semua tindakan Anda dengan keluarga, teman, pacar, dan rekan bisnis. Cobalah berkeinginan untuk memuaskan semua orang akan hasil kerja Anda dan buktikan sendiri hasilnya.
Jika ada yang bisa, silakan hubungi saya dan akan saya berikan seluruh hidup saya padanya, uang saya kepadanya. Karena setiap apa pun yang dia kerjakan selalu laku dijual di dunia.
* Suryanto Wijaya adalah seorang Pembelajar sekolah kehidupan, IT Manager, dan dapat dihubungi melalui email CuSenWan200x@yahoo.com .
Jumat, 07 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar