KerinciGoogle.com, - Nama Areleh Harel, seorang rabi atau pemuka agama Yahudi ortodoks dari Tepi Barat tiba-tiba meroket. Sejak 'kiprahnya' enam tahun lalu yang menikahkan pria gay dengan wanita lesbian, nama Areleh Harel 'diburu'.
Siapa sebenarnya Areleh Harel? Menurut San Francisco Sentinel.com, pria yang masih terhitung muda ini, berusia sekitar 37 tahun itu merupakan seorang pengajar di sebuah yeshiva, institusi pendidikan Yahudi di Shilo, Tepi Barat.
Rabi berjenggot panjang ini ternyata kini memiliki nama di kalangan homoseksual. Terbukti, ia sering dijadikan rujukan untuk masalah jodoh oleh kaum itu.
Harel mengakui bahwa semua pasangan yang dicomblanginya mendapat dukungan penuh dari psikolog, konselor pernikahan, dan pekerja sosial. Pasangan gay-lesbian itu juga berkonsultasi dengan rabi-rabi lainnya, terutama yang menangani masalah halakhic atau hukum Yahudi.
Harel menjelaskan, kaum homoseksual yang sekuler melihat pernikahan gay sebagai sebuah solusi. Di sisi lain, kaum homoseksual yang religius seringkali tidak ingin melanggar pelarangan hubungan seks sesama jenis sehingga berusaha mencari solusi lain.
"Kebanyakan pasangan setuju untuk tidak menjalani hubungan sejenis.
Namun bila kadang timbul keinginan semacam itu, mereka tidak akan melihatnya sebagai pengkhianatan," jelas Harel. "Dasarnya, semua yang terjadi adalah antara mereka dan Sang Pencipta."Siapa sebenarnya Areleh Harel? Menurut San Francisco Sentinel.com, pria yang masih terhitung muda ini, berusia sekitar 37 tahun itu merupakan seorang pengajar di sebuah yeshiva, institusi pendidikan Yahudi di Shilo, Tepi Barat.
Rabi berjenggot panjang ini ternyata kini memiliki nama di kalangan homoseksual. Terbukti, ia sering dijadikan rujukan untuk masalah jodoh oleh kaum itu.
Harel mengakui bahwa semua pasangan yang dicomblanginya mendapat dukungan penuh dari psikolog, konselor pernikahan, dan pekerja sosial. Pasangan gay-lesbian itu juga berkonsultasi dengan rabi-rabi lainnya, terutama yang menangani masalah halakhic atau hukum Yahudi.
Harel menjelaskan, kaum homoseksual yang sekuler melihat pernikahan gay sebagai sebuah solusi. Di sisi lain, kaum homoseksual yang religius seringkali tidak ingin melanggar pelarangan hubungan seks sesama jenis sehingga berusaha mencari solusi lain.
"Kebanyakan pasangan setuju untuk tidak menjalani hubungan sejenis.
Harel membiarkan pasangan hasil comblangannya memutuskan sendiri bagaimana mereka ingin pernikahan itu berjalan. Ia sendiri tidak ikut-ikut memutuskan.
Sontak saja tindakan Harel menuai kritik, terutam dari pemimpin kaum gay. Pemimpin kaum gay menyebut aksi Harel itu sebagai tindakan curang dan represif. Sebaliknya, sejumlah rabi terkemuka mendukung Harel, memuji kerjanya sebagai mitzvah atau perbuatan mulia.
Saat ini Harel telah berhasil menikahkan 11 pasangan gay-lesbian yang ingin hidup 'normal'. Pasangan kedua belas baru saja mengumumkan pertunangan mereka, dan masih ada 30 gay dan 20 lesbian lagi yang menunggu giliran dijodohkan. (sj)
Sumber :VIVAnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar