Foto terakhir mereka saat sebelum kejadian
Seorang pelaut yang tengah keliling dunia dikhawatirkan telah dimakan para kanibal dalam persinggahannya di sebuah pulau di South Sea, Polinesia Perancis, Pasifik. Sisa-sisa bakaran yang ditemukan di bara api unggun di satu titik di pulau itu diyakini merupakan bagian dari tubuh pelaut tersebut yang sejatinya seorangbusiness adviser berusia 40 tahun bernama Stefan Ramin.
Sejumlah media internasional Minggu (16/10/2011) melaporkan, seperti yang dilansir Kompas.Com, Ramin tampaknya telah pergi ke sebuah perburuan kambing tradisonal di hutan setelah melego jangkar di Nuku Hiva di Polinesia Perancis. Pacarnya, Heike Dorsch, 37 tahun, mengatakan, dia melihat Ramin berangkat dengan seorang pemandu lokal, bernama Henri Haiti. Namun, kata Dorsch, hanya pemandu itu yang kembali. Pemandu tersebut memberitahu Dorsch, "Telah terjadi kecelakaan. Dia (Ramin) membutuhkan bantuan."
Namun, sebelum Dorsch bergegas ke hutan, perempuan itu menyatakan, Haiti merantainya ke pohon dan memperkosanya. Dorsch berhasil melarikan diri beberapa jam kemudian dan memberitahukan petugas keamanan. Mereka lalu memulai pencarian selama tujuh hari guna menemukan Ramin.
Pekan lalu, tim pencari yang beranggota 22 orang polisi menemukan serakan abu di sebuah lembah. Di antara bara api terdapat tulang-tulang, termasuk sebuah tulang rahang, gigi dan logam yang meleleh, yang diyakini sebagai tambalan gigi. Para penyidik yakin, sesosok "tubuh manusia telah dipotong-potong dan dibakar' di situ.
Haiti masih hilang dan para tentara dari teritori luar negeri Perancis telah bergabung dengan polisi untuk mengejar pemandu tersebut.
Apa yang diyakini sebagai sisa-sisa tubuh itu telah diterbangkan ke sebuah rumah sakit di Papeete, ibukota Polinesia Perancis. Dari sana sisa-sisa itu akan diteruskan ke Paris untuk dilakukan analisis DNA demi membuktikan apakah sisa-sisa tersebut benar-benar bagian dari tubuh Ramin atau bukan.
Sejak tahun 2008, Ramin yang berasal dari Haselau, Schleswig-Holstein, Jerman utara itu berlayar keliling dunia dengan menggunakan catamaran (perahu berlabung ganda) bersama Dorsch. Di Facebook, Ramin menulis minatnya 'bepergian, berlayar, kiting, kitesurfing, windsurfing, selancar, menyelam ... pokoknya segala sesuatu yang orang dapat lakukan di permukaan dan di bawah air".
Pasangan itu menggunakan sebuah blog online untuk melaporkan perkembangan kegiatan mereka kepada teman-teman dan kerabat. Bulan lalu mereka melego jangkar di Nuku Hiva, pulau terbesar dari kepulauan Marquesas yang selama berabad-abad telah tercantum dalam banyak laporan tentang kanibalisme.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar