Setiap
anak SD yang masuk SMP harus melalui sebuah tantangan yang disebut
sebagai MOS atau Masa Orientasi Siswa, begitupun dengan anak SMP yang
masuk SMA, dan berlanjut dengan Ospek pada saat masuk kuliah, dari segi
bahasa ini adalah hal baik, Orientasi , coba buka situs ini http://www.artikata.com/arti-342993-orientasi.html
artinya adalah “peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb)
yg tepat dan benar” , waw ! ketika saya mendengar kata itu saya
langsung terkesima betapa PENTING nya Orientasi ini.Tetapi ketika saya
melihat kondisi sekarang sepertinya kata Orientasi tersebut disalah
artikan oleh para Remaja.
Mari
sekilas kita balik ke masa SMP dan SMA, pada saat SD dimana saya masih
menganggap Dunia ini menyenangkan penuh dengan permainan, saya merasa
challenge saya adalah belajar dengan kepala tegak dan bersemangat, saya
belum teracuni oleh kerasnya kehidupan, saya masih memiliki mental
Good Guy , dan melakukan setiap tindakan saya dengan baik dan benar
Pertama kali saya menjalani MOS, saya pun bertanya-tanya kepada teman,orang tua dan saudara, “Apa sih MOS itu ?” , mereka memberikan jawaban yang sedikit membuat saya gentar, “Pokoknya di MOS itu kamu bakalan di kerjain senior , memang gitu kalo kamu baru masuk SMP baru, pokoknya kamu turutin aj” , dan kepala saya dipenuhi dengan segudang pertanyaan dan ketakutan,
mungkin ini menjadi hal memorable tersendiri bagi saya, dulu ketika
diberikan informasi bahwa saya harus membawa kaos kaki merah putih, topi
yang terbuat dari bola plastik yang dibelah jadi dua, ikat pinggang
tali rafia dengan rumbai-rumbai mirip orang papua, ini menjadi hal lucu
bagi saya , “hahaha kok begini sih ?” , saya jalankan dengan penuh
semangat , “OK ,Challenge Accepted” dalam hati saya, dan mulailah
saya mengumpulkan barang-barang aneh permintaan senior itu, saya harus
mencari makna dari Kedelai Goreng Segitiga,Buah Teler Pro,Sayuran
Polisi dan istilah aneh lainnya, ketika saya tau saya langsung merasa
bahwa saya hebat bisa tebak dan langsung infokan pada teman-teman, hari
demi hari saya kumpulkan benda dan atribut aneh tersebut, dan tibalah
hari pertama MOS yang dinanti, saya merasa bersemangat,gugup,
canggung,takut salah bawa,serta ingin tahu sekaligus, yep that’s the
fun memories to remember
Tapi
keadaan berubah seketika ketika saya pertama kali masuk,saya berjalan
masuk melintasi pagar sekolah dan langsung dihampiri senior dan
langsung berkata dengan lantang “Hei kamu ! ngapain kamu !” lantas saya jawab dengan lugu “Saya mau ikut MOS kak” , trus kak senior bilang “Lo gak liat gue disini ? gw kakak kelas lo, bilang permisi dong ! Push up kamu 30x”
, mulai saat itu saya kaget dan ketakutan, bayangan saya bahwa nanti
akan seru hilang menjadi ketakutan terhadap senior kasar,dengan
ekspektasi hancur saya pun tetap jalani 3 hari tersebut, aneh saya
merasa ini adalah intimidasi, tidak lama ketika saya masuk saya melihat
dan mendegarkan teman saya yang terlambat, senior berkata “Wuihhh jagoan... dateng telat... kenapa kamu telat ??” dan bocah kecil ingusan yang super duper lugu itu jawab “saya abis nonton Dragon Ball kak” lalu senior depan gerbang marah dan bilang “yaudah ! kamehameha kamu sampe keluar ! !”
, bocah lugu itu turutin aj perintah senior, dia coba ambil gerakan
seperti Son GoKu ingin keluarkan jurus pamungkasnya tersebut “Kamehame...HA ! kamehame...HA”
dengan gerakan tanganya, dan dia melakukan itu selama hampir TIGA JAM
sampai senior penjaga gerbang itu pergi karena harus mengurus hal lain
, melihat hal tersebut saya makin ketakutan.Didalam 3 hari inipun
sangat banak intimidasi serta SENIORITAS didalamnya, saya tidak bisa
ceritakan satu per satu, tapi pasti kalian pernah mengalaminya bukan ?
dan saat ini ketika saya kuliah saya pun tersadar, mengapa sistem
mendidik senior seperti itu ?
Tak puas dengan kesimpulan sendiri, saya coba tanyakan kepada OSIS SMA, para senior kuliah saya, teman-teman saya “ Mengapa kok harus begitu ?” mereka punya jawaban yang hampir sama semua “yaaa buat ngajarin junior biar mentalnya kuat...” atau “itu gara-gara senior dulu juga memperlakukan juniornya begitu, jadi balas dendam dia sama angkatan selanjutnya”
mendengar pernyataan tersebut saya bilang What the F**K is wrong with
this country ! com’on dude ! ngajarin mental dengan marah - marah ?
di perbudak ? harus seperti itukah ? , dan yang paling non-sense
adalah BALAS DENDAM , what the ? mereka mengubur kata “ORIENTASI”
itu dalam-dalam dibawah tanah, kenapa pendidikan yang seharusnya penuh
dengan keakraban manjadi ajang balas dendam, saya sama sekali tidak
puas dengan jawaban mereka, saya mulai mempelajari tentang pikiran
manusia, saya pelajari NLP (Neuro Lingustic Program) saya coba pelajari
tentang alam bawah sadar manusia, dan saya mulai bertanya terhadap
negara ini , bukan saya membenci Indonesia, saya sangat bangga menjadi
bagian dari Tanah Air ini ,tetapi dalam beberapa sisi saya kecewa, saya
melihat kualitas pelajar di indonesia sangat minim, saya melihat
tauran antar pelajar makin meraja lela, narkoba, free sex , apakah
pelajarnya yang salah? , mereka pada awalnya sangat bersemangat
mengeyam pendidikan, sama seperti saya SD dahulu, lalu siapa yang harus
disalahkan ? kesimpulan saya bukan mereka yang salah, tetapi SISTEMNYA
yang salah.“Big things, have small beginnings”
Aneh
mungkin saya hubungkan bobroknya sistem pendidikan di Indonesia yang
sangat minim menghasilkan pemuda berkualitas dengan MOS pada remaja,
MOS hanyalah hal kecil yang tidak harus terlalu dipikirkan, hanya 3
hari dan selesai, lihat quote saya diatas, hal besar punya awal yang
kecil, MOS punya makna yang baik didalamnya, tetapi penerapan MOS
inilah yang disalah gunakan, berkaitan dengan pikiran manusia yang
selalu mengingat emosi, coba kamu ingat-ingat kembali pas jalan-jalan
kedufan, apa yang kamu ingat ? senangnya bukan, betapa serunya
halilintar, dan wahana didalamnya, tapi kamu pasti lupa betapa cape dan
macetnya kamu pergi kesana, batapa panjang antrian masuk dufan atau
masuk satu wahana, kenapa dilupakan oleh otak ? karena otak cenderung
hanya mengingat sesuatu yang meiliki keterkaitan EMOSIAONAL saja, dan
ini akan membentuk kepribadian dan sifat, setidaknya begitulah yang saya
pelajari terhadap sistem manusia berfikir dalam NLP, yang diingat dan
sudah menjadi tradisi adalah MOS adalah ajang senior nge bully junior,
jadi tidak ada sisi positif yang didapat, serta menjadi awal yang buruk
bagi pelajar yang mau memulai sekolah dengan intimidasi, itu akan
menjadi habit seorang senior dan akan berubah jadi sifat yang akan
menentukan arah dari pendidikan seorang pelajar itu sendiri, cenderung
KERAS bukan memikirkan prestasi. Inilah menjadi penyebab utama para
pelajar menjadi taruhan serta SENIORITAS berlebihan pada sekolah-sekolah
Cukup
saya membayangkan indonesia jika tradisi ini terus dilanjutkan,
ahhh... coba bayangkan dari mana istilah dan 2 peraturan ini :
1.Senior selalu benar
2. Kalau senior salah, lihat peraturan nomor 1
saya
baca historis ternyata ini adalah peraturan belanda, dimana pada masa
penjajahan atruran ini diterapkan untuk kerja rodi, dan mengapa
peraturan ini sampei menurun ke anak muda ? STOP senioritas dan
kekerasan pada MOS, hilangkan ketakutan pada pelajar baru, berikan
mereka hal yang lebih baik, tidak harus dengan kekerasan ! coba
seandainya MOS jadi ajang buat happy bareng saling sharing antara senior
dan junior , games-games mendidik dan melatih kempemimpinan, junior
menghormati senior, senior menyayangi junior... mengapa tidak demikian ?
apakah ini sudah jadi tradisi pendidikan, apakah rasa takut dan marah
yang harus didapatkan ketika MOS,bukankan itu menjadikan permusuhan
baru antar senior-junior, mari kita lihat fakta para pelajar di Negeri
ini, meskipun tidak semua, tetapi pelajar masih terlalu lugu untuk
mengerti apa itu senioritas, senioritas bukan berarti setiap junior
harus menjilati setiap inci kaki mereka,menuruti setiap perintah aneh
dan tolol mereka, tatepi tugas dari seorang senior adalah melindungi
dan memberikan kontribusi kepada para junior, karena mereka belum tahu
apa-apa peran senior lah yang banyak memberi tahukan, para junior juga
akan mencontoh para senior, jadi ...
STOP KEKERASAN TERHADAP JUNIOR,
STOP SENIORITAS BERLEBIHAN
Mari
majukan bangsa ini dengan sistem pendidikan yang benar, jangan salah
artikan senioritas, saya tidak beranggapan kalau MOS itu tidak baik,
MOS pada dasarnya adalah hal baik untuk mempererat hubungan antara
Senior-Junior memperkenalkan sekolah beserta guru-gurunya, mari kita
perbaiki tradisi yang rusak ini, jika tidak bisa maka lebih baik ...
HENTIKAN MOS
Jika sudah melenceng dari jalurnya
Saya peduli terhadap bangsa ini ,
saya peduli terhadap pendidikan, saya prihatin dengan para Junior yang
di intimidasi seniornya, saya ingin merubah kebiasaan buruk dan bodoh
serta merusak moral ini, tolong share artikel ini kepada teman-teman
agan, dan buktikan bahwa agan juga PEDULI
sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15459492
anak SD yang masuk SMP harus melalui sebuah tantangan yang disebut
sebagai MOS atau Masa Orientasi Siswa, begitupun dengan anak SMP yang
masuk SMA, dan berlanjut dengan Ospek pada saat masuk kuliah, dari segi
bahasa ini adalah hal baik, Orientasi , coba buka situs ini http://www.artikata.com/arti-342993-orientasi.html
artinya adalah “peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb)
yg tepat dan benar” , waw ! ketika saya mendengar kata itu saya
langsung terkesima betapa PENTING nya Orientasi ini.Tetapi ketika saya
melihat kondisi sekarang sepertinya kata Orientasi tersebut disalah
artikan oleh para Remaja.
Spoiler for MOS:
Mari
sekilas kita balik ke masa SMP dan SMA, pada saat SD dimana saya masih
menganggap Dunia ini menyenangkan penuh dengan permainan, saya merasa
challenge saya adalah belajar dengan kepala tegak dan bersemangat, saya
belum teracuni oleh kerasnya kehidupan, saya masih memiliki mental
Good Guy , dan melakukan setiap tindakan saya dengan baik dan benar
Pertama kali saya menjalani MOS, saya pun bertanya-tanya kepada teman,orang tua dan saudara, “Apa sih MOS itu ?” , mereka memberikan jawaban yang sedikit membuat saya gentar, “Pokoknya di MOS itu kamu bakalan di kerjain senior , memang gitu kalo kamu baru masuk SMP baru, pokoknya kamu turutin aj” , dan kepala saya dipenuhi dengan segudang pertanyaan dan ketakutan,
mungkin ini menjadi hal memorable tersendiri bagi saya, dulu ketika
diberikan informasi bahwa saya harus membawa kaos kaki merah putih, topi
yang terbuat dari bola plastik yang dibelah jadi dua, ikat pinggang
tali rafia dengan rumbai-rumbai mirip orang papua, ini menjadi hal lucu
bagi saya , “hahaha kok begini sih ?” , saya jalankan dengan penuh
semangat , “OK ,Challenge Accepted” dalam hati saya, dan mulailah
saya mengumpulkan barang-barang aneh permintaan senior itu, saya harus
mencari makna dari Kedelai Goreng Segitiga,Buah Teler Pro,Sayuran
Polisi dan istilah aneh lainnya, ketika saya tau saya langsung merasa
bahwa saya hebat bisa tebak dan langsung infokan pada teman-teman, hari
demi hari saya kumpulkan benda dan atribut aneh tersebut, dan tibalah
hari pertama MOS yang dinanti, saya merasa bersemangat,gugup,
canggung,takut salah bawa,serta ingin tahu sekaligus, yep that’s the
fun memories to remember
Spoiler for MOS:
Tapi
keadaan berubah seketika ketika saya pertama kali masuk,saya berjalan
masuk melintasi pagar sekolah dan langsung dihampiri senior dan
langsung berkata dengan lantang “Hei kamu ! ngapain kamu !” lantas saya jawab dengan lugu “Saya mau ikut MOS kak” , trus kak senior bilang “Lo gak liat gue disini ? gw kakak kelas lo, bilang permisi dong ! Push up kamu 30x”
, mulai saat itu saya kaget dan ketakutan, bayangan saya bahwa nanti
akan seru hilang menjadi ketakutan terhadap senior kasar,dengan
ekspektasi hancur saya pun tetap jalani 3 hari tersebut, aneh saya
merasa ini adalah intimidasi, tidak lama ketika saya masuk saya melihat
dan mendegarkan teman saya yang terlambat, senior berkata “Wuihhh jagoan... dateng telat... kenapa kamu telat ??” dan bocah kecil ingusan yang super duper lugu itu jawab “saya abis nonton Dragon Ball kak” lalu senior depan gerbang marah dan bilang “yaudah ! kamehameha kamu sampe keluar ! !”
, bocah lugu itu turutin aj perintah senior, dia coba ambil gerakan
seperti Son GoKu ingin keluarkan jurus pamungkasnya tersebut “Kamehame...HA ! kamehame...HA”
dengan gerakan tanganya, dan dia melakukan itu selama hampir TIGA JAM
sampai senior penjaga gerbang itu pergi karena harus mengurus hal lain
, melihat hal tersebut saya makin ketakutan.Didalam 3 hari inipun
sangat banak intimidasi serta SENIORITAS didalamnya, saya tidak bisa
ceritakan satu per satu, tapi pasti kalian pernah mengalaminya bukan ?
dan saat ini ketika saya kuliah saya pun tersadar, mengapa sistem
mendidik senior seperti itu ?
Spoiler for MOS:
Tak puas dengan kesimpulan sendiri, saya coba tanyakan kepada OSIS SMA, para senior kuliah saya, teman-teman saya “ Mengapa kok harus begitu ?” mereka punya jawaban yang hampir sama semua “yaaa buat ngajarin junior biar mentalnya kuat...” atau “itu gara-gara senior dulu juga memperlakukan juniornya begitu, jadi balas dendam dia sama angkatan selanjutnya”
mendengar pernyataan tersebut saya bilang What the F**K is wrong with
this country ! com’on dude ! ngajarin mental dengan marah - marah ?
di perbudak ? harus seperti itukah ? , dan yang paling non-sense
adalah BALAS DENDAM , what the ? mereka mengubur kata “ORIENTASI”
itu dalam-dalam dibawah tanah, kenapa pendidikan yang seharusnya penuh
dengan keakraban manjadi ajang balas dendam, saya sama sekali tidak
puas dengan jawaban mereka, saya mulai mempelajari tentang pikiran
manusia, saya pelajari NLP (Neuro Lingustic Program) saya coba pelajari
tentang alam bawah sadar manusia, dan saya mulai bertanya terhadap
negara ini , bukan saya membenci Indonesia, saya sangat bangga menjadi
bagian dari Tanah Air ini ,tetapi dalam beberapa sisi saya kecewa, saya
melihat kualitas pelajar di indonesia sangat minim, saya melihat
tauran antar pelajar makin meraja lela, narkoba, free sex , apakah
pelajarnya yang salah? , mereka pada awalnya sangat bersemangat
mengeyam pendidikan, sama seperti saya SD dahulu, lalu siapa yang harus
disalahkan ? kesimpulan saya bukan mereka yang salah, tetapi SISTEMNYA
yang salah.“Big things, have small beginnings”
Aneh
mungkin saya hubungkan bobroknya sistem pendidikan di Indonesia yang
sangat minim menghasilkan pemuda berkualitas dengan MOS pada remaja,
MOS hanyalah hal kecil yang tidak harus terlalu dipikirkan, hanya 3
hari dan selesai, lihat quote saya diatas, hal besar punya awal yang
kecil, MOS punya makna yang baik didalamnya, tetapi penerapan MOS
inilah yang disalah gunakan, berkaitan dengan pikiran manusia yang
selalu mengingat emosi, coba kamu ingat-ingat kembali pas jalan-jalan
kedufan, apa yang kamu ingat ? senangnya bukan, betapa serunya
halilintar, dan wahana didalamnya, tapi kamu pasti lupa betapa cape dan
macetnya kamu pergi kesana, batapa panjang antrian masuk dufan atau
masuk satu wahana, kenapa dilupakan oleh otak ? karena otak cenderung
hanya mengingat sesuatu yang meiliki keterkaitan EMOSIAONAL saja, dan
ini akan membentuk kepribadian dan sifat, setidaknya begitulah yang saya
pelajari terhadap sistem manusia berfikir dalam NLP, yang diingat dan
sudah menjadi tradisi adalah MOS adalah ajang senior nge bully junior,
jadi tidak ada sisi positif yang didapat, serta menjadi awal yang buruk
bagi pelajar yang mau memulai sekolah dengan intimidasi, itu akan
menjadi habit seorang senior dan akan berubah jadi sifat yang akan
menentukan arah dari pendidikan seorang pelajar itu sendiri, cenderung
KERAS bukan memikirkan prestasi. Inilah menjadi penyebab utama para
pelajar menjadi taruhan serta SENIORITAS berlebihan pada sekolah-sekolah
Cukup
saya membayangkan indonesia jika tradisi ini terus dilanjutkan,
ahhh... coba bayangkan dari mana istilah dan 2 peraturan ini :
1.Senior selalu benar
2. Kalau senior salah, lihat peraturan nomor 1
saya
baca historis ternyata ini adalah peraturan belanda, dimana pada masa
penjajahan atruran ini diterapkan untuk kerja rodi, dan mengapa
peraturan ini sampei menurun ke anak muda ? STOP senioritas dan
kekerasan pada MOS, hilangkan ketakutan pada pelajar baru, berikan
mereka hal yang lebih baik, tidak harus dengan kekerasan ! coba
seandainya MOS jadi ajang buat happy bareng saling sharing antara senior
dan junior , games-games mendidik dan melatih kempemimpinan, junior
menghormati senior, senior menyayangi junior... mengapa tidak demikian ?
apakah ini sudah jadi tradisi pendidikan, apakah rasa takut dan marah
yang harus didapatkan ketika MOS,bukankan itu menjadikan permusuhan
baru antar senior-junior, mari kita lihat fakta para pelajar di Negeri
ini, meskipun tidak semua, tetapi pelajar masih terlalu lugu untuk
mengerti apa itu senioritas, senioritas bukan berarti setiap junior
harus menjilati setiap inci kaki mereka,menuruti setiap perintah aneh
dan tolol mereka, tatepi tugas dari seorang senior adalah melindungi
dan memberikan kontribusi kepada para junior, karena mereka belum tahu
apa-apa peran senior lah yang banyak memberi tahukan, para junior juga
akan mencontoh para senior, jadi ...
STOP KEKERASAN TERHADAP JUNIOR,
STOP SENIORITAS BERLEBIHAN
Spoiler for Bully:
Mari
majukan bangsa ini dengan sistem pendidikan yang benar, jangan salah
artikan senioritas, saya tidak beranggapan kalau MOS itu tidak baik,
MOS pada dasarnya adalah hal baik untuk mempererat hubungan antara
Senior-Junior memperkenalkan sekolah beserta guru-gurunya, mari kita
perbaiki tradisi yang rusak ini, jika tidak bisa maka lebih baik ...
HENTIKAN MOS
Jika sudah melenceng dari jalurnya
Saya peduli terhadap bangsa ini ,
saya peduli terhadap pendidikan, saya prihatin dengan para Junior yang
di intimidasi seniornya, saya ingin merubah kebiasaan buruk dan bodoh
serta merusak moral ini, tolong share artikel ini kepada teman-teman
agan, dan buktikan bahwa agan juga PEDULI
sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15459492
Sumber artikel Unik dan Terupdate www.dunia-unik.com
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen WINENLOSE88
BalasHapusAgen Judi Online
Daftar Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Sacchi: AC Milan Mampu Kalahkan Napoli
Hadapi Napoli, AC Milan Coba Lebih Agresif
Prediksi Napoli Vs AC Milan: Momok Bernama Maurizio Sarri
Jerat Pidana Jurnalis Sopir Setya Novanto
Heboh Nama Baru Diduga Sudah Dibaptis, Rina Nose Klarifikasi