Kamis, 30 Oktober 2008

GELAS YANG TEPAT

Oleh: Eddy Gunawan

Sebuah puisi berjudul:

Ini Amat Teramat Sangat Sakit

Sungguh riskan pikiran manusia
Walau hanya salib kecil di pundaknya
Berjuta orang, bahkan bermilyard orang
Tahu akan rasa sakit hati...Seberapa dalam...?
Sepi sampai memecahkan gelas
Sedih sampai tak bergerak
Bagai jiwa meninggalkan raga
Belahan nafas ditelan awan
Sering burung kehilangan sebelah sayap
Tapi bagaimana jika kedua belah sayap...?
Sebab dua telah menjadi satu
Hilang satu berarti hilang dua
Belajar matematikakah ini?
Bukan...! Ini tentang hidup, jiwa dan perasaan
Hanya orang bodoh yang mengatakan, ”Tidak sakit”
Hanya orang tolol yang mengatakan, ”Cukup sakit”
Tapi aku orang gila mengatakan, ”Ini amat teramat sangat sakit”
Kemunafikan menutupi sampai mati
Bila berkata ini akan sembuh
Si raja penghibur Sang Penasihat menggelengkan kepala
Si raja penyembuh Sang Pengganti menyerah kalah
Bahkan si raja obat Sang Waktupun mengangkat tangan
Lucukah ini...? Leluconkah ini...? Lawakkankah ini...?
Tidak...! Bukan...! Bukan...!
Ini dilema maut duka kepiluan
Hindarilah ini...
Sebelum terlanjur menjadi orang, yang ikut mengatakan judul puisi ini

Puisi ini saya buat, ketika menghadapi kegagalan dalam salah satu segi kehidupan. Pada saat itu, langit terasa runtuh di atas kepala saya. Anda pernah patah hati? Anda pernah bangkrut? Atau Anda pernah mengalami suatu kegagalan/kesakitan yang maha dahsyat bagi diri Anda? Apa yang Anda rasakan?

Pada kodratnya sebagai manusia, kita selalu mempunyai masalah-masalah yang rumit bagi diri kita dan biasanya kita selalu menganggap masalah kita yang paling sulit di banding orang lain...Why...?

Benar, masalah kita adalah masalah yang paling sulit, sebab kita sendiri yang merasakannya secara langsung. Walau orang lain mengatakan masalah mereka yang jauh lebih sulit, tetapi kebanyakan kita beranggapan masalah mereka lebih ringan. Semua ini juga dikarenakan, kodrat manusia yang tidak dapat menyelami atau merasakan secara nyata apa yang dialami/dirasakan oleh orang lain.

Lalu, apakah kita harus menggadaikan diri pada masalah/kegagalan/kesakitan itu sendiri?

Jika kita datang ke sebuah rumah makan mewah, kita akan melihat gelas yang berbeda-beda akan digunakan untuk tiap tipe minuman yang berbeda pula. Bayangkan! Minuman-minuman itu adalah masalah/kegagalan/kesakitan kita dan gelas-gelas itu adalah talenta/kemampuan yang kita miliki untuk menampung masalah-masalah kita.

Seseorang yang gemar menulis, mungkin akan menganggap kegemaran dan kemampuannya ini adalah gelas yang tepat untuk menampung masalah-masalah yang hadir dalam hidupnya.

Seseorang yang gemar menggambar, mungkin akan menganggap kegemaran dan kemampuannya ini adalah gelas yang tepat untuk menampung masalah-masalah yang hadir dalam hidupnya.

Seseorang yang gemar bekerja, mungkin akan menganggap kegemaran dan kemampuannya ini adalah gelas yang tepat untuk menampung masalah-masalah yang hadir dalam hidupnya. Lalu apa kegemaran dan kemampuan Anda?

Sungguh penting bagi kita, mengenal kegemaran dan kemampuan yang ada dalam diri kita. Jika kita tidak mengenal kedua hal tersebut, maka biasanya kita akan dinina-bobokan oleh setiap masalah/kegagalan/kesakitan yang kita hadapi.

Jika kita memiliki dan menyadari gelas-gelas kita, otomatis dengan sendirinya kita akan tahu langkah apa yang paling tepat untuk kita lakukan dan gelas mana yang bisa kita pakai untuk menampung masalah/kegagalan/kesakitan yang sedang kita hadapi.

Walau mungkin gelas kita tidak dapat memberikan penyelesaian yang full dan menampung seluruh masalah yang ada, tetapi setidaknya kita dapat terus melangkah tanpa terlena oleh masalah itu sendiri.

Jadi, kini apa Anda sudah tahu gelas-gelas Anda? Jika tidak tahu, tentu Anda juga tidak akan dapat memilih gelas mana yang tepat untuk Anda gunakan. Pamahi dan sadarilah, sebelum nantinya Anda terlanjur disibukkan mengepel air yang bertumpahan pada lantai kehidupan Anda.

Tidak ada satu masalah pun yang akan terselesaikan jika hanya kita lamunkan atau pikirkan semata. Seorang yang pincang, jika tetap berjalan tentu akan sampai juga pada garis finish. Tetapi seorang yang normal tidak akan mencapai garis finish, jika ia tertidur di tengah jalan. Walau mungkin ia akan tetap mencapai garis finish saat terbangun dan baru berjalan, tetapi itu pasti sudah terlambat.[eg]

* Eddy Gunawan, seorang pemilik counter makanan dan menjabat sebagai seorang agent asuransi & investasi, suatu perusahaan asuransi jiwa paling terkemuka. .Kesenangannya terhadap penelitian akan jalannya siklus kehidupan, membawa dirinya pada kegiatan-kegiatan yang berbau motivasi. Kini Eddy sedang berusaha menuangkan segala aspirasi, pengalaman dan kemampuannya lewat buku yang sedang dirintisnya dengan judul ”Your Magic”. .Eddy dapat di hubungi melalui e-mail: yoshiki_wawa@yahoo.com atau telepon : 0813.9484.2222

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman