Jumat, 07 November 2008

INSTRUMEN ORANG KAYA

Oleh: Ardian Syam*


Sebagian besar orang kaya di Indonesia adalah pengusaha. Sebagian adalah pegawai dengan posisi tertinggi di perusahaan tempat mereka masing-masing bekerja. Sebagian besar dari semua orang kaya Indonesia, saya yakin, suka memberikan sumbangan. Baik diketahui publik maupun tidak. Sangat menyenangkan memang bila kita lihat dari sisi tersebut. Setiap orang akan saling membantu sehingga masalah yang sangat besar menjadi mengecil dan dapat ditanggulangi.

Satu hal yang dilupakan oleh para pengusaha tersebut. Pasar tidak hanya bisa dicari, tetapi juga bisa dibuat. Setiap kali Anda, para pengusaha, mengalami hambatan di satu pasar yang selama ini menjadi tempat mereka berusaha, maka mereka akan mencari pasar yang baru. Mungkin juga Anda akan mencari produk baru yang biasa disebut second curve product karena Anda menganggap pasar mulai jenuh dengan produk yang selama ini Anda jual.

Tetapi pasar bisa dibuat. Bila sekelompok orang di wilayah atau di negara Anda berada di bawah tingkat ekonomi tertentu sehingga saat ini belum mampu membeli produk yang Anda jual, pernahkah Anda pikirkan bahwa bila mereka menjadi lebih makmur, maka mereka akan mampu membeli produk Anda?

Ya, Anda pasti ingin produk Anda lebih banyak terjual. Hal yang paling sering Anda lakukan adalah menghemat biaya produksi. Anda menggunakan konsep activity-base cost system sehingga tercapai cost effectiveness bagi produk yang Anda jual, sehingga harga jual produk menjadi lebih kompetitif dibanding pesaing. Tetapi apa yang terjadi kemudian?

Kompetitor Anda kemudian akan merasa bahwa mereka yang sekarang mulai kehilangan pembeli, produk mereka yang terjual menjadi berkurang. Mereka kemudian akan melakukan hal yang kurang lebih sama dengan yang telah Anda lakukan. Kemudian harga produk mereka menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan produk yang Anda jual. Dan perang ini tidak akan pernah selesai sampai salah satu dari Anda kemudian mati dan menambah jumlah orang miskin di negara ini.

Sebuah kejadian yang sama sekali tidak lagi menarik? Anda sedang berusaha dengan gaya petinju. Anda baru bisa menang bila lawan tergeletak lemas dan tidak lagi bisa melanjutkan pertandingan. Pernah terpikir berusaha dengan gaya pembalap? Anda menang karena lebih baik dan tidak perlu menyebabkan lawan berhenti dan tidak lagi bisa melanjutkan permainan. Bila belum pernah melakukan, cobalah sesekali Anda lihat pertandingan balap F1 atau balap sepeda. Semua peserta pertandingan terus melakukan permainan, terus berlomba sampai mereka menyelesaikan lintasan yang harus dilalui walaupun telah ada pemenang. Anda tidak perlu membuat pesaing kehilangan kemampuan berusaha sekedar agar Anda bisa menang.

Daripada mematikan pesaing Anda, bagaimana bila kita semua mulai memikirkan bagaimana meningkatkan daya beli, makmurkan lebih banyak lagi orang, sehingga mereka berada di tingkat ekonomi yang dapat membeli dan mengkonsumsi produk Anda. Anda bukan hanya memenangkan kompetisi, Anda juga akan dihargai oleh kompetitor, juga oleh orang-orang yang Anda makmurkan.

Lalu pada saat Anda ingin membuat mereka menjadi lebih makmur, menjadi konsumen yang memiliki daya beli untuk mendapatkan produk Anda, maka tidak ada jalan lain selain dimakmurkan dengan menggunakan instrumen yang Anda gunakan untuk menjadikan diri Anda lebih makmur.

Merujuk pada 4 kuadran yang diajarkan oleh Robert T Kiyosaki, maka yang menjadi cara yang paling tepat untuk menjadi kaya adalah 2 kuadran yang berada di kanan: menjadi pemilik bisnis atau menanamkan investemen kepada bisnis lain yang sudah ada.

Andai Anda masih belum percaya mari kita lihat 2 kuadran sebelah kiri yaitu: employee dan self employment. Sebagai seorang pegawai perusahaan Anda tidak akan bisa benar-benar kaya sebagaimana yang Anda inginkan. Bahkan sebagai seorang Direktur Utama, Anda harus menunggu waktu satu kali setahun minimal, yaitu pada saat rapat umum pemegang saham, bila Anda ingin meningkatkan gaji Anda. Bahkan bila Anda menduduki posisi lebih rendah tentu saja Anda harus menunggu orang lain termasuk Direktur Utama bila ingin naik gaji. Sehingga employee bukanlah cara untuk menjadi orang kaya. Menjadi pegawai bukan instrumen orang kaya.

Self employment yang dicontohkan oleh Kiyosaki adalah pengacara atau dokter yang praktek sendiri. Sebagai profesional Anda dapat mengendalikan biaya yang akan Anda keluarkan dalam usaha. Tetapi kalau Anda tidak dapat meningkatkan laba usaha, Anda tidak dapat mempercepat perolehan pendapatan. Mengapa demikian? Anda hanya berusaha sendiri. Andai pun ada perawat atau paralegal membantu Anda, tetapi mereka hanya membantu dalam pekerjaan yang datang. Tidak ada seorang pun yang membantu untuk memasarkan usaha Anda.

Tanggung jawab, kewenangan, kerja keras untuk melakukan pemasaran hanya berada di pundak Anda. Anda akan kelelahan melakukan dua hal yang berbeda. Tanggung jawab memasarkan dan tanggung jawab menjaga kualitas layanan yang Anda berikan. Anda yang bekerja di perusahaan tentu tahu bahwa kedua tanggung jawab tersebut tidak dilakukan oleh tim yang sama. Akan lebih berat lagi bila dua tanggung jawab tersebut dilaksanakan oleh satu orang yang sama.

Saya pernah tahu seorang dokter obgin yang kemudian punya klinik bersalin. Tiga tanggung jawab bahkan dia rangkap sendiri. Menjaga kualitas layanan sebagai dokter, melakukan upaya-upaya pemasaran, dan mengelola klinik. Dokter itu sangat kelelahan dan kemudian sering melakukan kesalahan diagnosa ataupun kesalahan dalam melakukan tindakan atas kasus-kasus yang muncul. Apa yang kemudian terjadi? Klinik itu semakin lama semakin sepi karena para pasien mulai tidak percaya dengan kualitas layanan sang dokter.

Berarti sekarang tinggal 2 kuadran yang di sisi kanan yang masih bisa dianggap sebagai instrumen orang kaya. Pemilik bisnis, adalah salah satu instrumen orang kaya. Dengan memiliki bisnis sendiri, sesuai sumber daya yang dimiliki maka kita bisa memiliki tim yang melakukan operasi harian usaha kita dan ada tim lain yang melakukan upaya-upaya pemasaran. Cari kesenangan Anda yang bisa dijadikan produktif. Pendidikan, perdagangan umum, pertanian, penginapan apa saja yang Anda minati. Karena Anda bisa lebih konsentrasi dalam mengelola, mengarahkan langkah-langkah operasional dan memandu upaya-upaya pemasaran karena minat Anda cukup tinggi di bisnis tersebut.

Anda bisa memodali bisnis tersebut sendiri atau bersama-sama dengan orang lain. Silakan baca buku yang ditulis Purdi E Chandra bila ingin tahu cara memulai bisnis dengan modal atau uang orang lain. Dengan menjalankan bisnis maka Anda dan tim yang menentukan berapa penghasilan yang akan Anda terima. Baca lagi pula Cashflow Quadrant karya Kiyosaki sehingga Anda tahu bagaimana mengatur cash flow Anda dengan baik.

Bila Anda telah menjalankan bisnis sendiri dan telah mencapai omset di atas 1 miliar rupiah per tahun, apalagi telah mencapai 1 miliar rupiah per triwulan, maka sudah tiba saat bagi Anda untuk memperhatikan orang-orang yang punya semangat, konsentrasi penuh, dan bersedia menjalankan bisnis sendiri. Dengan demikian Anda akan menumbuhkan satu pebisnis baru sekaligus mengajarkan orang itu bagaimana cara yang terbaik untuk menjalankan bisnis dengan uang orang lain.

Berusahalah untuk tidak terlalu serakah. Buatlah pembagian laba 50:50, toh Anda tidak menjalankan sendiri bisnis tersebut. Anda hanya menginveskan modal untuk menjalankan bisnis tersebut. Semakin banyak bisnis orang lain yang Anda bantu untuk tumbuh maka akan semakin banyak kemakmuran tumbuh di sekitar Anda. Bila bisnis Anda sendiri menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tinggi, maka bisnis mereka akan mengkonsumsi produk atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis Anda. Bisa Anda bayangkan seberapa banyak konsumsi mereka bila bisnis mereka sudah tumbuh semakin besar. Dengan demikian Anda akan memiliki pelanggan yang setia, tentu saja selain karena kualitas produk atau jasa dari bisnis Anda memang baik, toh Anda yang membantu mereka untuk tumbuh. Sehingga sangat sedikit alasan bagi mereka untuk mengkonsumsi produk atau jasa dari perusahaan lain.

Sekarang selain Anda telah memasuki kuadran investemen untuk menjadi lebih makmur, Anda juga sudah membuat orang lain menjadi lebih makmur. Orang-orang yang akan menjadi pasar dari bisnis Anda sendiri. Orang-orang yang akan bersama-sama Anda membantu orang lain lagi untuk mempunyai bisnis sendiri dan menjadi lebih makmur. Kemudian semua orang makmur dalam kelompok ini akan membantu banyak orang miskin, membantu sekolah-sekolah, menciptakan lebih banyak lagi lapangan kerja, memintarkan generasi muda.

Menjadi kaya dengan instrumen orang kaya ternyata bisa membuat hidup banyak orang menjadi lebih indah. Hidup memang indah, bukan?

* Ardian Syam adalah seorang akademisi yang tinggal di Medan dan saat ini sedang menyusun sebuah buku. Ia dapat dihubungi di: ardian.syam@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman