Jumat, 07 November 2008

Sponge: Clean or Dirty?

Oleh: Ignatius Muk Kuang


Mendengar kata 'Sponge' (Spons) apa yang terlintas pertama kali di benak Anda?

Umumnya banyak yang langsung mengkorelasikan dengan ‘spongebob’ sebuah serial kartun yang digemari di kalangan anak-anak, tetapi ada pula yang mengatakan sebagai sebuah alat/media untuk membersihkan sesuatu.

Terlepas dari itu semua yang menarik dari alat ini adalah, jika kita meletakkan sebuah spons di sebuah wajan berisi air dan sebagian besar dari air dalam wajan tersebut akan diserap oleh spons. Sesuatu yang pernah atau mungkin sangat sering anda perhatikan. Bila Anda memasukkan air yang bersih di dalam wajan, maka yang diserap juga air yang bersih, tetapi sebaliknya jika air kotor yang ada di dalam wajan maka yang diserap oleh spons tersebut juga air kotor.

Manusia pada prinsipnya kurang lebih sama dengan filosofi sebuah spons. Setiap individu adalah spons. Manusia memiliki kemampuan untuk menyerap dan menerima informasi, berita dan menyimpannya dalam memori pikiran. Yang membedakan adalah informasi negatif atau positif yang ingin diserap. Sama halnya spons tadi mau menyerap air yang bersih atau air yang kotor. Semuanya yang menentukan adalah Anda sendiri.

Lalu apa sih informasi positif dan informasi negatif itu?

Negatif ketika informasi itu membuat Anda khawatir, ragu, bimbang, takut untuk mengambil langkah ke depan. Sebut saja contoh yang paling mudah ketika kita sering membaca berita kriminalitas akhirnya menjadi sangat takut akan menjadi korban, senang sekali mendengar berita kegagalan orang lain dan menyebarkannya kembali tanpa menggali apa penyebab kegagalan orang lain, mau dan dengan rela diberitahu kalau Anda tidak bisa sukses.

Apa yang akan terjadi kalau informasi ini terus menerus Anda serap dan sebarkan lalu Anda serap lagi informasi negatif yang lain? Anda bisa bayangkan kalau spons terus menerus menyerap air kotor dan diperas lalu menyerap air kotor lagi. Betapa kotornya spons itu !

Bagaimana dengan otak serta pikiran kita kalau secara kontiniu mendengar hal yang tidak akan membuat kita menjadi lebih baik.

Jadi salahkah kalau mendengar informasi negatif? Tidak ada yang salah! Salah ketika kita tidak mau melihat apa yang menyebabkan ini bisa menjadi negatif. Salah ketika kita terus menerus mendengar hal yang negatif sepanjang hidup tanpa mau membuka telinga untuk hal yang positif.

Positif ketika informasi itu bisa memberi semangat hidup, menginspirasi anda untuk mengambil sebuah action, menambah wawasan berpikir Anda. Contoh paling mudah adalah kalau menghadiri sebuah seminar, membaca buku pengembangan kepribadian, mendengar kisah sukses orang ternama, semua hal itu bisa memberikan nilai tambah dalam diri Anda.

Saya teringat sebuah tagline di salah satu iklan yang mengatakan demikian "Buku yang Anda baca akan menentukan masa depan Anda". Jika menyerap air kotor ketika diperas airnya pun kotor. Jika anda membaca, mendengar dan menjalankan hal yang positif, hasilnya pun positif.

Jadi mau dimasukkan ke wajan air bersih atau kotor spons Anda?

Salam Sukses!
LIFE INSPIRATION
“Think and Act like a Winner”


* Ignatius Muk Kuang adalah seorang trainer, speaker (Motivation, Self-Development, Salesmanship, Presentation, Public Speaking) dan aktif menulis artikel tentang pengembangan diri. Ia dapat dihubungi di email: mukkuang@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman