Selasa, 21 Oktober 2008
AKSI MAHASISWA TANPA SIMPATI PUBLIK, OMONG KOSONG!
Oleh: Ari Juliano Gema
Bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan dalam demonstrasi menentang kenaikan harga BBM merebak di mana-mana. Saya tidak tertarik menjadi ’hakim’ yang mempersoalkan siapa yang salah atau yang benar dalam bentrokan tersebut. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa apa pun alasannya aksi mahasiswa harus dilakukan tanpa kekerasan!
Mahasiswa memang patut bergerak untuk menyuarakan kepeduliannya atas kondisi bangsa saat ini. Sejarah menunjukkan bahwa gerakan mahasiswa/pemuda memiliki andil besar dalam perubahan situasi dan kondisi bangsa ini. Apabila mahasiswa berdiam diri saja dengan keadaan saat ini, maka hal itu justru akan menimbulkan tanda tanya besar.
Namun, aksi mahasiswa bukannya tanpa strategi. Mahasiswa sebagai kaum terpelajar harus mampu memerhitungkan dampak dari aksi yang dilakukannya. Dampak yang paling penting dari aksi mahasiswa adalah timbulnya simpati dan dukungan dari masyarakat. Suatu aksi mahasiswa tidak akan pernah berhasil mencapai tujuannya tanpa simpati dan dukungan dari masyarakat.
Yang dimaksud masyarakat itu bisa siapa saja. Bisa ibu rumah tangga, karyawan swasta, atau pejabat negara. Bahkan bisa saja aparat keamanan yang bertugas menjaga aksi mahasiswa. Tahu kan kenapa dalam aksi-aksi demonstrasi di berbagai negara sering kali aparat keamanan akhirnya bergabung dengan para demonstran? Jawabnya sudah jelas: simpati!
Mahasiswa tidak akan dapat meraih simpati publik apabila aksi mahasiswa dilakukan secara barbar, tanpa strategi yang jelas. Aksi mahasiswa yang memancing bentrokan dengan aparat keamanan jelas tidak akan menghasilkan apa-apa. Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Masyarakat mendambakan aksi mahasiswa yang cerdas dan beradab. Semua orang sudah jenuh dengan kekerasan. Ada isu-isu lain yang harus segera disikapi mahasiswa ketimbang ngotot mempertanyakan kenaikan harga BBM.
Isu-isu lain yang penting itu adalah mengenai program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Pemilu 2009. Sudah bukan rahasia lagi apabila dalam pelaksanaan program BLT mengalami banyak penyimpangan. Mahasiswa seharusnya bisa menyikapi dengan membangun jaringan mahasiswa untuk memantau pelaksanaan program BLT ini. Pantau dan laporkan setiap penyimpangan yang terjadi, maka siapa pun akan berpikir panjang untuk menyalahgunakan program BLT.
Masalah Pemilu 2009 juga harus menjadi perhatian dari mahasiswa. Kerja KPU yang lambat dan pengawasan tahapan pemilu yang belum efektif menjadi isu krusial saat ini. Ketidakberesan persiapan dan pengawasan pemilu akan memperbesar kemungkinan terpilihnya wakil-wakil rakyat yang akan menambah terpuruknya kondisi bangsa. Mahasiswa seharusnya bisa berperan nyata dalam situasi ini. Sebagai contoh, pada Pemilu 1999, mahasiswa dari berbagai kampus pernah melakukan aksi nyata dengan membentuk Jaringan Perguruan Tinggi Pemantau Pemilu/UNFREL (University Network for Free and Fair Election). Pada saat itu, UNFREL mampu memberikan pendidikan pemilu untuk masyarakat serta memantau tahapan pemilu.
Maju terus mahasiswa Indonesia!
Kami tunggu aksi unjuk kecerdasanmu, bukan aksi unjuk kekerasanmu![ajg]
* Ari Juliano Gema adalah seorang pengacara lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang gemar mendengarkan musik rock dan mengeksplorasi bass gitar di waktu senggangnya. Minatnya pada masalah hukum dan sosial kemasyarakatan dituangkannya dalam beberapa artikel yang telah dimuat dalam media cetak dan online, serta sebuah buku berjudul ”Membangun Profesi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual” (Hukumonline, 2006). Ia dapat dihubungi di email: email: ari.gema@ahp.co.id. Kumpulan tulisannya dapat dilihat di blog pribadinya yang beralamat di http://arijuliano.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar