Selasa, 21 Oktober 2008
YOU = A SUPERSTAR
Oleh: Afra Mayriani
"I don’t kiss ass, I kick ass and let the world know about what I’m capable of doing."
~ Jennie S. Bev
Apa yang ada dalam benak Anda, ketika membaca sepenggal kalimat di atas? Mungkin bagi banyak dari Anda, tidak memiliki arti apa pun. "Ah, itu kan hanya sepenggal kalimat, yang tentu saja tidak begitu jelas konteksnya...." Mungkin, ada di antara Anda yang berpikir demikian.
Saya pribadi mendapatkan penggalan kalimat di atas secara tidak sengaja. Saat membaca artikel terbaru dari Jennie S. Bev, salah seorang penulis, motivator, dan guru yang sangat saya kagumi karya-karyanya, muncullah kalimat tersebut di antara ratusan kalimat yang ia tuliskan.
Maknanya begitu luar biasa. Ketika saya membacanya, langsung terhenyak dan terdiam sementara sampai kata terakhir. Memang betul banyak orang, terlebih saat ini, yang begitu menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Dan, salah satunya yang paling sering dilakukan baik sadar ataupun tidak sadar adalah dengan "kiss ass" atau “menjilat”.
Lucunya, pada hari ini saya juga mendapatkan telepon dari salah seorang sahabat saya, yang sudah cukup lama tidak bertemu. Ia bekerja di sebuah perusahaan properti terkemuka di Indonesia. Ia menceritakan keluhannya, tentang rekan kerjanya yang termasuk kategori si "penjilat". Dan ironisnya, ternyata atasannya sendiri memang menyukai bila bawahannya dapat "menjilatnya” setiap saat.
Kembali lagi pada konteks mengenai kiss ass tadi. Yang akan saya bahas adalah soal ‘jilat dan senang dijilat’ dalam urusan pekerjaan. Baik itu dalam bisnis ataupun hanya dalam soalan kantor biasa.
Sepertinya, permasalahan jilat dan menjilat atau senang dijilat itu tadi telah membudaya di beberapa perusahaan ataupun kultur bangsa ini (sepanjang pengamatan saya, lho). Kalau masih nempel diingatan Anda pun, dulu pernah ada istilah ABS alias Asal Bapak Senang, yang digunakan sebagai ledekan terhadap orang-orang pemerintahan yang sering menjilat dan senang dijilat tadi. Apakah istilah tersebut masih dipakai sampai saat ini? Saya pribadi kurang begitu tahu. Namun, yang jelas kesenangan menjilat dan dijilat tetap eksis sampai sekarang.
Lalu, mengapa sih kok orang senang sekali menjilat dan dijilat?
Sebenarnya, menjilat atau kiss ass itu dilakukan karena orang yang melakukannya ingin cepat mendekati sang atasan, tentunya dengan segala tujuannya tersendiri. Baik yang sudah berani terang-terangan ataupun yang hanya sekadar diam-diam saja, berlagak polos agar tidak tercium oleh rekan ataupun pihak-pihak yang lainnya. Dan, atasan yang senang dijilat, justru menggambarkan sosok yang tidak berwibawa dan termasuk orang yang tidak memiliki hati yang tulus. Yang dapat melihat secara objektif kemampuan dan prestasi setiap bawahannya. Ada juga atasan yang gila hormat, sehingga sangat senang dan bangga bila ia “dijilati” oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Menurut Anda?
Padahal, sangat luar biasa bila tanpa melakukan aksi menjilat tadi, Anda dapat melakukan setiap pekerjaan apa pun itu secara baik dan penuh tanggung jawab. Toh, bila Anda berhasil menunjukkan siapa diri Anda dengan memberikan kualitas yang prima di setiap hal yang Anda kerjakan, akan lebih membanggakan baik secara mental ataupun spirit yang ada di dalam diri Anda. Bukan begitu?
Menurut saya, tidak semua orang mau berkeringat berlebihan (istilah saya), bila bisa mendapatkan promosi ataupun proyek bergengsi dari atasan hanya dengan menjilat atasan Anda. Dan, lihat saja, rekan lain yang telah mati-matian berusaha keras tanpa menjilat, tetap akan berada di belakang. Usia muda, sudah bisa menjadi bos besar. Atau baru memasuki awal 30 tahunan, sudah bisa punya segalanya, baik itu gaji besar, rumah mewah dan masih banyak lagi. Inilah, beberapa hal yang meracuni setiap pikiran individu hingga sampai menghalalkan segala cara untuk mencapainya.
Memang sih, tidak salah memiliki motivasi dan ambisi besar untuk mencapai kesemua mimpi-mimpi indah tersebut. Tetapi, alangkah lebih baik, bila kesemuanya dicapai dengan kerja keras walaupun bermadikan keringat dan air mata.
Dan, bila tersedia jalan yang positif, mengapa masih banyaakk sekali orang yang tidak mau. Budaya instan. Itulah yang menurut saya, menjadi landasan utama orang untuk melakukan aksi menjilat-dijilat.
Kembali ke penggalan kalimat Jennie di atas tadi, semangat luar biasa terpancar dari kata-kata, “...let the world know know about what I’m capable of doing. Be Brave!” menghadapi dunia secara jantan dengan berperisai semangat luar biasa dan keinginan untuk terus belajar dan maju. Sebab, hanya orang-orang yang sudah enggan atau malas untuk belajar saja, yang sering menghalalkan segala cara termasuk kiss ass tadi.
Tunjukkan diri Anda bukan dari penampilan luar Anda, ataupun betapa cantik dan menawannya Anda. Bahkan bukan dengan manisnya madu yang keluar dari mulut Anda. Tunjukkanlah diri Anda melalui hal-hal yang mampu Anda kerjakan dan menghasilkan hal-hal positif luar biasa baik bagi diri Anda sendiri ataupun bagi orang-orang di sekitar Anda. Termasuk untuk pekerjaan Anda di kantor.
“Karena kesuksesan yang telah dicapai, bila tanpa pengorbanan adalah kebahagiaan semu belaka.”
~ Afra Mayriani
So, mari bersama kick ass and show the world with any amazing capabilities that we can doing. [am]
* Afra Mayriani saat ini ia bekerja di salah satu perusahaan televisi berlangganan di Jakarta. Menjadi seorang penulis hebat adalah salah satu cita-citanya. Beberapa artikelnya pernah dimuat di Pembelajar.com. Alumi Sekolah Penulis Pembelajar (SPP) ini tengah menyelesaikan naskah buku pertamanya yang bertema karier. Ia bisa dihubungi di email: aframayriani@yahoo.com atau melalui weblognya di http://aframayriani.wordpress.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar