Oleh: Ahmad Abusali
Senin itu, seperti biasa Vina memulai aktivitasnya berangkat ke kantor. Dari rumah menuju kantor Vina menggunakan sebuah taksi. Hari itu kegiatan di kantornya sangat padat sehingga dia memilih berangkat lebih awal dari biasanya. Ketika hendak memasuki gerbang tol, Vina mulai melihat begitu banyak antrian kendaraan seolah mereka berlomba ingin cepat sampai tujuan. Saat itu, jam masih menunjukkan jam 06.10 pagi. Taksi yang ditumpangi terus melaju di tengah kerumunan mobil-mobil lain yang hendak menuju arah yang sama.
Ketika beberapa saat perjalanan, persis berada di tengah tol jembatan layang, taksi yang ditumpangi Vina sudah mulai berjalan tersendat, dan tak lama kemudian berhenti total. Vina sempat bertanya kepada sopir, “Kok kenderaan di depan sama sekali tidak bergerak ya, Pak?”
“Tidak tahu ya, Neng. Ini juga tidak seperti biasanya, mudah-mudah nggak ada apa-apa,” sahut sopir.
Beberapa saat kemudian, Vina mulai gelisah, khawatir akan terlambat tiba di kantor dan jam telah menunjukkan pukul 07.45. Posisi taksinya kurang lebih berada di tengah tol jembatan layang. Pak sopir mencari tahu penyebab kemacetan lewat radio panggil. Dari informasi yang didapat, ternyata ada truk kontainer yang berisi muatan penuh terbalik melintang di jalan sehingga menghalangi kenderaan lain yang mau lewat.
Mendengar kabar itu Vina mulai menunjukkan raut muka tegang. Rupanya, pagi itu ada jadwal rapat jam 08.30 bersama dewan direksi perusahaannya dengan CEO dari Holding Company yang ada di luar negeri. Jarak tempuh perjalanan dari rumah menuju kantornya yang biasa hanya 30-40 menit menjadi tidak berlaku.
Waktu terus berlalu, hingga menjelang waktu rapat. Vina yang seharusnya telah berada di kantor tapi masih terjebak didalam taksi yang sama sekali tidak bergerak. Dalam keadaan panik, Vina mencoba meraih handphone dari tasnya. Dan, ternyata handphone-nya pun menunjukkan low bath, lalu pelahan-lahan mati. Dia belum sempat men-charge HP-nya yang semalam digunakan untuk menghubungi adiknya yang baru bertugas di luar kota. Akibatnya, dia sama sekali tidak dapat berkomunikasi ke kantor untuk memberitahukan kondisinya. Dia berusaha menanyakan kepada sopir barangkali ada HP yang bisa dipinjam, tapi sopir tidak bawa HP.
Vina menunjukkan kepanikan yang luar biasa. Pikirannya berkecamuk, stres karena memikirkan rapat yang begitu penting tidak dapat dia diikuti. Vina dipercaya direksi untuk mempresentasikan kinerja perusahaan di hadapan CEO dari Holding Company sehingga kehadirannya pada rapat itu sangat diharapkan. Dia berpikir untuk ganti kenderaan, tapi tidak mungkin karena di tengah jalan layang tidak ada transportasi lain, seperti tukang ojek ataupun busway yang dapat dijadikan kenderaan alternatif. Akhirnya, Vina tidak memiliki pilihan lain kecuali pasrah pada Tuhan.
Pada saat itu, tiba-tiba terlintas dalam pikirannya bahwa dia pernah mendengar salah satu percakapan di sebuah stasiun radio, yang intinya adalah pada saat orang merasa tidak lagi memiliki pilihan, di situlah dibutuhkan kepasrahan kepada Tuhan. Orang betul-betul pasrah dan hanya berharap pada pertolongan dari Tuhan. Biasanya, mentalnya jauh lebih siap menghadapi dan menerima apa pun risiko yang akan terjadi. Terlebih lagi dia yakin dan percaya bahwa Tuhan akan selalu memberi yang terbaik baginya. Vina berusaha menjalankan nasihat ini. Beberapa saat kemudian dia merasa jauh lebih tenang. Dia hanya berdoa dan berprasangka baik pada Tuhan. Karena yakin, Tuhan Mahatahu apa yang terbaik bagi dirinya.
Tidak hanya itu, Vina pun masih merasa bersyukur karena ada bus angkutan umum yang persis berada di sekitar sana juga terjebak macet. Bus itu penuh sesak oleh penumpang dan sebagian banyak yang berdiri. Dari kenderaan yang dia ditumpangi, Vina dapat melihat jelas banyak penumpang yang kepanasan, bermandikan keringat, dan sebagian lagi turun dari dalam bus karena tidak mampu menahan panas. Sepertinya, bus itu juga tidak dilengkapi alat pendingin udara karena bus kelas ekonomi. Penumpang yang berada di luar bus pun tidak luput dari teriknya matahari, ditambah lagi polusi udara dari kenderaan yang ada di sekitarnya. Vina sadar betul akan beratnya penderitaan yang dialami penumpang bus itu, serta mereka pun mengalami hal yang sama terlambat menuju ke tempat beraktivitas.
Bila dibandingkan keadaan penumpang bus, Vina merasa kondisinya jauh lebih baik, lebih nyaman dan tidak capai berdiri. Malahan, dia berada di bawah hembusan udara dingin AC dan duduk di jok mobil yang empuk. Sepertinya, pantaslah bila dia banyak bersyukur.
Setelah beberapa jam berlalu, tiba-tiba taksi yang dia tumpangi pelan-pelan merayap dan akhirnya melewati kontainer yang menghalangi jalan. Di sana tampak petugas dan polisi yang sibuk mengatur lajunya kendaraan yang melintas.
Setibanya di kantor, Vina buruh-buruh menujuh meja rekannya untuk menanyakan rapat yang tidak dapat dia hadiri. Rupanya rapat yang semula akan dilaksanakan pada jam 08.30 diundur menjadi jam 14.00 disebabkan ada sesuatu dan lain hal. Vina pun masih penasaran dan bergegas menuju ruangan bosnya guna mengonfirmasi kebenaran penundaan rapat itu. Bosnya sadar bahwa Vina pasti merasa bersalah karena telah datang terlambat. Vina berusaha menjelaskan alasan dan akhirnya bos dapat memakluminya. Menurut bosnya, dia telah mencoba menghubungi Vina untuk memberitahukan penundaan rapat tapi HP-nya tidak bisa dihubungi karena mati. Vina sungguh merasa lega karena dia masih cukup waktu untuk mempersiapkan rapat akibat ditunda.
Vina kembali ke meja kerjanya dan sempat tertegun beberapa saat untuk merenungi kejadian apa yang dia alaminya pagi itu. Kini, Vina yakin dan sadar bahwa kejadian ini bukanlah secara tiba-tiba tapi peran campur tangan dari Tuhan. Inilah faktanya, bila orang telah menyerahkan diri pada Tuhan, maka uluran tangan Tuhan pun akan datang.
Ada beberapa hal pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas, bahwa bila kepasrahan itu muncul dan memohon hanya pertolongan dari Tuhan, maka Tuhan pun tidak akan tinggal diam, dalam hal ini tidak ada kata yang tidak mungkin. Syaratnya hanya satu, yaitu yakin akan pertolongan-Nya. Ini berlaku bila orang telah memiliki spritulias tinggi. Hal lain adalah rasa syukur. Orang yang bersyukur selalu melihat apa yang telah dia dapatkan dan kelebihan yang telah dia dimiliki.[aa]
* Ahmad Abusali bekerja di sebuah bank asing. Ia adalah alumnus Sekolah Penulis Pembelajar dan dapat dihubungi pada email: ahmadabusali165@yahoo.co.id.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar