Jumat, 17 Oktober 2008
PENTINGNYA DISKUSI KEUANGAN SEBELUM MENIKAH
Andi dan Anti bertemu waktu sama-sama kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta terkenal di Jakarta. Setelah lulus, mereka mengambil jalan yang berbeda, Andi meneruskan kuliahnya di luar negeri dan Anti langsung bekerja. Dua tahun yang lalu, mereka bertemu kembali di sebuah pesta teman Anti. Andi diajak oleh temannya. Setelah itu mereka mulai berhubungan kembali.
Mereka membicarakan banyak hal, dari hal yang kecil sampai yang bersifat prinsipil. Dari pembicaraan tersebut, mereka meresakan adanya persamaan dalam tujuan hidup, sampai keinginan untuk membina keluarga dengan hanya dua anak. Tidak beberapa lama, mereka mulai menjalin hubungan lebih dekat. Pada bulan Januari mereka bertunangan. Pada bulan September mereka menikah.
Anti termasuk orang yang percaya bahwa uang tunai atau cash lebih baik. Sedangkan Andi merasa bahwa kartu kredit itu penting untuk berbagai transaksi dan kebutuhan darurat. Andi mempercayai bahwa dalam pernikahan, “apa yang saya miliki adalah milik pasangan saya juga”. Sehingga Andi menambahkan kartu kredit atas namanya untuk Anti.
Waktu pun berjalan, dan mereka memikirkan untuk memperbesar rumah yang sekarang mereka tinggali karena mereka berencana untuk memiliki anak. Merenovasi rumah cukup besar biayanya. Banyak kebutuhan perbaikan yang diperlukan mereka beli dengan kartu kredit. dalam waktu pendek, tagihan kartu kredi mereka meningkat cukup tajam. Tentunya, masing-masing dari mereka membayar dari tabungan mereka.
Namun, dalam suatu pertemuan penting dengan klien, Andi selalu membawa kartu kredit sebagai alat pembayaran. Setelah selesai dan ingin membayar dengan kartu kredit ternyata kartu kreditnya ditolak. Dan Andi pun mencoba kartu kredit kedua, ternyata kembali ditolak. Andi bingung, sepertinya dia selalu membayar tagihan walau memang tidak pernah secara full. Andi mencoba untuk menghubungi perusahaan penerbit kartu tersebut, ternyata, kartu kredit Andi sudah over limit.
Andi menyangka bahwa Anti juga selalu membayar tagihan kartu kreditnya. Sedangkan Anti juga menyangkan hal yang sama. Ternyata masing-masing dari mereka tidak membayar kenaikan dari tagihan karena renovasi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya bunga yang harus dibayarkan dan jumlah total tagihan. Ternyata, mereka tidak pernah membicarakan masalah keuangan sebelum mereka memasuki kehidupan berkeluarga. Bila melihat hal ini, “ Andi berpikir, sudah seharusnyalah kami membicarakan masalah keuangan kami sebelum memasuki pernikahan”.
Anda bermaksud untuk menikah? Bila ya, sebaiknya Anda membicarakan masalah keuangan Anda dan calon pasangan Anda. Namun, Anda berkata, “ itu sih tidak romastis” orang mau menikah disuruh membicarakan maslaah keuangan. Memang bila dirasa hal ini tidaklah romastis, namun membicarakan masalah keuangan sebelum Anda memasuki masa pernikahan akan memberikan banyak manfaat bagi Anda berdua untuk mengetahui perihal keuangan masing-masing. Membicarakan hal keuangan jauh lebih baik dari berbagai hadiah yang mungkin Anda terima dari tamu-tamu yang datng ke pernikahan Anda dan calon pasangan Anda. Oleh karena itu, kami menyarankan beberapa langkah yang sebaiknya Anda dan calon pasangan Anda lakukan sebelum Anda mengatakan “I do” atau “Saya terima nikahnya…..”.
Tentukan siapa yang menjadi “Money Person”
Anda dan pasangan Anda seharusnya secara aktif inkut terlibat didalam keuangan, akan tetapi untuk mengindari kebingungan atau kesalahan, pastikan semua tagihan yang Anda berdua miliki dibayar tepat pada waktunya. Dalam hal ini ada baiknya Anda menentukan siapa yang akan membayar semua tagihan melalui tabungan atau simpanan bersama yang Anda dan pasangan Anda sisihkan dari pendapatan masing-masing. Besarnya bisa Anda diskusikan dengan pasangan Anda. Atau bila Anda merasa hal ini menjadi beban salah satu saja, trik lainnya yang bisa Anda lakukan adalah dengan membagi tanggung jawab keuangan masing-masing dalam keluarga. Misalkan, Anda sebagai istri bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan belanja, karena biasanya istri yang lebih tau tentang hal ini. Jadi semua tagihan belanja Anda yang mengurunya. Sedangkan untuk kebutuhan biaya listrik telp, pembantu dan lainnya yang bersifat lebih tetap, suami yang bertanggung jawab. Kedua hal ini bisa saja Anda pilih salah satunya.
Saran yang bisa kami sampaikan dalam hal ini adalah tetap kumpulkan semua bill atau tagihan yang Anda dan pasangan Anda lakukan setiap bulannya. Hal ini bisa memberikan banyak manfaat bagi Anda berdua bila nantinya si kecil (anak) lahir. Sehingga Anda memiliki track record pengeluaran yang bisa Anda anggarkan setiap bulannya.
Hal ini merupakan kebutuhan harian atu bulanan keluarga, sedangkan untuk pembelian yang besar, seperti peralatan rumah tangga, barang-barang elektronik dan lain-lain sebaiknya salah satu dari Anda juga bertanggung jawab untuk maslaah pembayarannya. Namun dalam hal ini Anda berdua harus menyetujui pembelian besar yang akan Anda lakukan. Bicarakan dengan pasangan Anda sebelum keputusan diambil.
Apakah lebih baik untuk memiliki tabungan bersama dan tetap memiliki tabungan masing-masing? Menurut hemat kami, bila Anda menentukan satu orang sebagai penanggung jawab masalah pembayaran tagihan bulanan, maka sebaiknya Anda memiliki tabungan bersama. Tabungan ini merupakan penyisihan dari pendapatan Anda berdua setiap bulannya dan besarnya harus disesuaikan dengan pendapatan masing-masing.
Bila masing-masing Anda memiliki tanggung jawab masing-masing dalam hal pembayaran tagihan atau kebutuhan, maka tetap menurut hemat kami Anda memiliki tabungan bersama. Dalam hal ini, tabungan bersama lebih merupakan tabungan masa depan yang Anda dan pasangan Anda alokasikan. Karena dengan tabungan bersam akan lebih memberikan rasa kebersamaan dalam kehidupan berkeluarga.
Bicarakan masalah hutang Anda
Idealnya, Anda masing-masing tidak memiliki atau sudah membayar lunas tagihan (kartu kredit atau kredit mobil) yang masih tersisa sebelum pernikahan berlangsung. Bila hal ini tidak memungkinkan maka sebaiknya Anda membicarakan hal ini dengan calon pasangan Anda, berapa besar sisa hutang yang masih harus Anda lunasi. Dalam hal kartu kredit, ada baiknya masing-masing Anda memiliki satu kartu kredit dengan nama masing-masing dari penerbit yang berbeda. Agar masing-masing Anda memiliki catatan mengenai kredit Anda dan bermanfaat disaat kebutuhan yang mendadak.
Alokasi untuk dana darurat
Bagi mereka yang akan menikah, sebaiknya Anda memulai menyisihkan dana bersama yang dialokasikan untuk kebutuhan darurat. Para profesional keuangan keluarga selalu menganjurkan untuk menyediakan dana darurat sebesar 3-6 kali biaya hidup bulanan. Dua hal penting yang harus Anda perhatikan dalam hal dana darurat adalah dana tersebut harus dapat dengan mudah dicairkan dan tidak mengurangi nilainya. Oleh karena itu penempatan yang lazim digunakan adalah tabungan, deposito berjangka 1 bulan dan Reksadana pasar uang. Anda bisa mengalokasikan sebagian di produk-produk tersebut bukan hanya di satu tempat saja.
Koordinasi kembali benefit perusahaan atau asuransi masing-masing
Proteksi asuransi yang berlebih bisa menjadi uang yang sia-sia. Bila masing-masing Anda bekerja dan memilki benfit kesehatan maka hal ini merupakan keuntungan bagi Anda. namun bila salah satu atau Anda berdua tidak terproteksi maka ada baiknya Anda mengambil asuransi kesehatan.
Demikian pula dengan proteksi asuransi jiwa, bila masing-masing Anda sudah memilikinya, maka ada baiknya Anda meninjau ulang proteksi yang sudah dimiliki. Jangan sampai proteksi tersebut tumpang tindih. Harus disesuaikan dengan kebutuhan Anda dan pasangan Anda saat ini. Bila masing-masing Anda tidak memiliki asuransi jiwa sudah seharusnya Anda mempertimbangkannya sejak awal untuk memilikinya. Menurut hemat kami, ada empat hal yang harus dipertimbangkan sebagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam menentukan jumlah uang pertanggungan (UP), Pertama, berapa jumlah hutang yang anda miliki(masing-masing Anda)?; kedua, berapa banyak aset/harta yang anda tinggalkan untuk keluarga?; ketiga, berapa lama aset tersebut dapat menghidupi mereka tanpa harus menurunkan standar gaya hidup mereka?; dan keempat, berapa banyak dana yang diperlukan untuk membiayai kehidupan anak-anak anda sampai mereka menjadi dewasa dan mandiri, termasuk biaya pendidikan mereka?
Mungkin untuk faktor yang terakhir, yaitu kebutuhan anak sampai mandiri dapat Anda perhitungkan bila saatnya tiba dimana Anda memiliki anak. Karena kami sangat yakin bahwa asuransi bukanlah sebuah produk namun merupakan perencanaan yang harus secara berkesinambungan di tinjau ulang dan ditambahkan bila dibutuhkan.
Mulailah menabung untuk tujuan masa depan
Memulailah menentukan tujuan yang Anda dan pasangan Anda inginkan. Tujuan keuangan yang Anda dan pasangan miliki, sangat bergantung dengan waktu, dari hanya beberapa tahun sampai lebih dari 30 tahun untuk menyisihkan dan menginvestasikan uang yang Anda hasilkan setiap bulannya. Semakin panjang waktu yang Anda miliki akan semakin sedikit uang yang harus Anda sisihkan dan investasikan untuk tujuan keuangan (nilai) yang sama. Misalkan Anda ingin memiliki uang disaat Anda berumur 50 tahun sebesar Rp. 1 milyar dan Anda hanya memiliki waktu 10, 15, 20, 25, 30, 35 dan 40 tahun untuk mencapainya maka Anda harus menyisihkan sebesar (asumsi bungan 10% pertahun):
Tahun---Tahunan--------Bulanan
10------57,041,268-----4,753,439
15------28,612,524-----2,384,377
20------15,872,386-----1,322,699
25------9,243,702------770,308
30------5,526,589------460,549
35------3,354,277------279,523
40------2,054,013------171,168
Terlihat jelas dalam contoh perhitungan ini, semakin panjang waktu yang Anda miliki akan semakin sedikit uang yang harus Anda sisihkan secara regular setiap bulan atau tahunnya. Bila Anda memiliki waktu 40 tahun lagi untuk mencapai Rp.1 milyar maka Anda hanya membutuhkan dana setipa bulannya untuk diinvestasikan sebesar Rp.171,200. Oleh karenanya, kami sangat menganjurkan Anda, untuk memulianya sekarang, saat Anda memulai kehidupan Anda berdua.
Demikianlah beberapa langkah yang menurut hemat kami seharusnya Anda lakukan sebelum melangsungkan pernikahan. Semoga kehiduoan rumah tangga yang akan Anda dan calon pasangan Anda janalni penuh berkah dan tentram.*
*M. Ichsan dapat dihubungi melalui email: ichsan02@yahoo.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar