Oleh: Endra Handiyana
Sudah ribuan kilometer jalan yang saya lalui, ribuan liter udara yang saya hirup, ribuan galon air yang saya minum, ribuan ton makanan yang sudah saya makan, ribuan orang yang sudah sempat saya kenal serta ribuan masalah yang sempat saya hadapi. Terlepas dari apa yang sudah pernah saya alami dan apa yang telah saya dapatkan, dalam perjalanan yang begitu jauh hanya ketenanganlah yang sebenarnya saya cari. Mungkin juga Anda, mencari sebuah ketenangan dalam setiap detik yang Anda lalui, bukannya sebuah kesedihan atau sebuah kegelisahan yang walaupun hanya sekilas sempat mengganggu ketenangan Anda. Ketenangan yang akan membawa kepada sebuah kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan.
Dalam parameter masing-masing individu, setiap orang dari kita pasti akan mempunyai arti ketenangan yang berbeda-beda. Begitu juga adanya kondisi tertentu yang akan lebih meyakinkan arti ketenangan tersebut. Tenang, bahagia, nyaman dan damai. Mungkin sederetan keadaan tersebut juga akan menyertai kemanapun kita melangkahkan kaki jika ketenangan tersebut sudah dapat kita genggam dengan baik. Sebaliknya sedih, gelisah, resah serta kesengsaraan adalah sederetan keadaan yang tentunya sangat tidak kita harapkan untuk hadir daam kehidupan kita.
Tentu saja dalam sebuah ketenangan kita akan mendapatkan yang namanya kenyamanan. Tenang dan nyaman dalam berfikir, merencanakan, bertindak, serta mengevaluasi apa yang sudah kita laksanakan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Andaikan saja setiap detik yang kita lalui selalu berada dalam ladang area ketenangan, semestinya kita akan menjadi seorang yang sangat beruntung, bisa menikmati kehidupan dalam segala hal yang berkecukupan. Karena sudah pasti Anda tahu bahwa satu detik adalah sangat berharga dan tak akan pernah terulang kembali.
Akan tetapi, perlu dipertanyakan lagi apakah perasaan yang tenang tersebut akan selalu memberikan suatu kedamaian? Akankah semua itu akan membuat kita manjadi lebih maju? Apakah ketenangan akan memberikan keberuntungan yang lebih banyak buat kita. Ataukah ketenangan hanya akan mengahadirkan keterpurukan? Pertanyaan yang memang sangat kontroversial yang seharusnya kita bisa menemukan jawabannya. Meskipun jawabannya berbeda, namun tidak menjadikan masalah karena bisa jadi apapun jawabannya tetap saja memiliki arti yang benar dalam memaknainya. Kebenaran dari jawaban tersebut adalah relatif berdasarkan arti pemaknaan masing-masing individu.
Sulit memang untuk menemukan secara pasti arti dari sebuah ketenangan. Hal ini terjadi karena manusia adalah seorang pribadi yang unik. Beragam keunikan yang dimiliki oleh setiap manusia yang mempunyai berjuta rasa namun tetap dalam satu wujud tubuh yang ada. Dengan keunikan yang dimilikinya, mengakibatkna persepsi akan ketenangan menjadi berbeda-beda. Jika ada seribu manusia orang yang ditanyai mengenai arti ketenangan ini, bisa jadi ada seribu satu arti ketengan yang kita dapatkan.
Seperti diungkapkan oleh teman saya, Sigid, "Saya akan merasakan tenang kalau dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas tas tas....", sergap Sigid saat saya tanya mengenai arti sebuah ketenangan. Dia menganggap bahwa sebuah pekerjaan seberat apapun adalah sebuah tantangan yang harus diselesaikan sampai tuntas sebenar-benarnya. Tak ada kata ampun ataupun menyerah dalam menyelesaikan tantangan tersebut. "Ibaratnya seperti saat Anda setelah seharian melaksanakan puasa kemudian tiba waktu untuk melakukan buka puasa, ada sebuah tantangan untuk menghabiskan makanan yang sudah tersedia dui atas meja", tambah Sigid dengan berapi-api. Sebuah akhir yang indah dari sebuah tantangan. Bukankah sebuah kepuasan tersendiri jika tantangan tersebut dapat terselesaikan.
"Ketenangan adalah sebuah anugrah terindah yang tak bisa dinilai oleh apapun", sanggah Bambang yang sedang berada di dekat Sigid. Menurut dia, tanpa adanya ketenangan segala sesuatu tak pernah terasa nyaman untuk dijalankan, termasuk hal yang kecil sekalipun. Ibaratnya seperti memasukkan benang ke dalam lubang jarum, tanpa adanya ketenangan malah akan semakin menyulitkan. Memang benar sih tenang adalah sesuatu yang indah. Namun ada kalanya sesuatu yang tenang itu menghanyutkan. Lihat saja air sungai mengalir pada bidang yang sangat luas. Dari atas akan tampak sangat tenang, namun dibawah permukaan air akan sangat deras aliran airnya dan bisa saja menghanyutkan jika Anda coba-coba untuk melewatinya.
Di lain pihak, adanya ketenangan justru akan membuat sesuatu menjadi tidak menarik. Silahkan amati jika Anda berkunjung untuk rekreasi ke pantai. Jika air pantai terlihat tenang tanpa adanya ombak, maka pantai tersebut tidak menjadi indah lagi. Sebuah pantai akan dinilai indah jika memilik ombak dan pemAndangan yang sangat memukau, pasir yang berkilau serta gemuruh ombak yang menerpa karang. Benar-benar suara alam yang sangat menakjubkan.
Lantas buat apa kita harus berteriak dalam kondisi tenang? Bukankah hal tersebut hanya kan membuat suasana menjadi gaduh? Atau bahkan bisa jadi dimarahi oleh orang-orang yang merasa terganggu dengan teriakan kita. Tenang saja, Anda jangan curiga dulu kepada saya. Saya bukannya menyuruh Anda untuk berbuat onar, namun malah sebaliknya. Membuat sebuah ketenangan menjadi suatu gejolak yang bisa menjadikan segalanya lebih tenang lagi. Anda bingung? Kalau bingung silahkan terus ikuti apa yang saya maksudkan.
Saat Anda berada dalam suatu kondisi yang sangat tenang dan nyaman, maka berontaklah. Berteriaklah sekeras-kerasnya untuk keluar dari kondisi tersebut. Semakin tenang kondisi Anda, maka Anda akan semakin terlena. Terlena dari pergerakan rekan-rekan Anda yang bisa jadi lebih cepat. Terlena akan perkembangan di luar sana yang sangat tidak Anda sadari. Terlena akan perbaikan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan Anda sehingga dengan mudah dapat menyalip Anda dalam sekejap. Dengan berteriak lantang didalam ketenangan, maka rasa ketidakpuasan akan selalui menghantui Anda dan mendorong Anda untuk selalu berubah. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk terus berjalan dan berjalan mendapatkan apa yang lebih baik. Ingat kata pepatah, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini. Jadi tidak ada puncak kenyamanan yang sesungguhnya. Semakin Anda merasakan ketenangan, maka semakin Anda akan terbawa kepada keterpurukan karena proses berpikir kita akan menjadi stagnan dan tidak berkembang.
Rasa ketidakpuasan untuk berada dalam kondisi nyaman selalu akan disertai teriakan yang lantang oleh diri Anda. Keberanian untuk berteriak tersebut yang sangat kita perlukan. Jangan pernah merasa ragu untuk melangkah. Selalu berubah dan berubah selalu dalam setiap hal yang kita miliki. Karena sesungguhnya yang tidak mau berubah adalah perubahan itu sendiri. Dia akan selalu ada dan terus berubah. Kalau kita tidak mau mengikuti irama perubahan tersebut, maka kitalah yang akan terlindas oleh perubahan itu.
Pertanyaannya, apakah Anda akan berontak untuk berteriak dalam ketenangan ataukah malah akan terhanyut dalam ketenangan sesaat? Tepat sekali. Anda akan berubah kalau jawaban Anda "berteriak". Teriakan yang kuat akan mengarahkan semangat yang tersimpan dalam frekuensi suara tersebut tergerak mengikuti keinginan Anda. Teriakan yang akan memberikan motivasi tersendiri, mengalirkan energi yang lebih dalam peredaran darah dalam otot Anda. Teriakan yang lantang akan mengubah perjalanan hidup Anda ke dalam area kesuksesan Anda.
"Saya teriak, maka saya ada", sahut Rudi teman saya yang sempat mendengarkan ungkapan perasaan saya. Dengan berteriak sekencang-kencangnya maka semua energi yang kita punya akan keluar menemukan jalannya sendiri-sendiri. Energi tersebut akan membentuk partikel quantum dan membawa Anda pada lompatan terjauh Anda.
Dengan adanya teriakan, maka akan ada tindakan untuk mewujudkan perubahan tersebut. Bertindak melawan arus ketenangan yang ada dalam diri kita masing-masing. Tidak ada seorang yang sukses dengan hanya berbekal berdiam diri dalam ketenangan. Seorang yang sukses adalah akan selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah dia hasilkan. Akibatnya pergerakan pikiran, rencana dan tindakan akan selalu mengikuti perubahan sang waktu. Mereka tidak pernah mau untuk tinggal diam. Selalu bertindak dan melakukan perbaikan dalam segala hal. Berubah untuk selalu menjadi yang lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi. Berusaha untuk menjadi lebih baik dari yang terbaik.
Bagaimana dengan Anda? Sudah siapkah Anda untuk melakukan teriakan dalam ketenangan?
Endra Handiyana, Alumni Pembelajar Writer School ”Cara Gampang Menulis Artikel dan Buku Best-Seller batch V”, Site Technical Development PT PAMAPERSADA NUSANTARA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar