Biasanya, memasuki bulan Agustus, ornamen merah putih seolah wajib ditonjolkan. Khususnya di gedung pemerintahan, jalan raya, dan tempat yang memiliki sejarah dengan masa perjuangan kemerdekaan. Pemandangan kontras justru terlihat di tempat bersejarah di Dusun Gunungsari Desa/Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi.
Tugu peringatan untuk mengenang gugurnya Pak Kusno, pejuang kemerdekaan 45, dalam kondisi tak terawat. Tugu berbentuk bambu runcing itu kusam tak bercat. Di lokasi banyak terlihat sampah plastik berserakan. Sepertinya lokasi bersejarah tersebut lama dijadikan pembuangan sampah.
"Padahal disitulah Pak Kusno gugur ditembak Londo (Belanda, red) saat berjuang," kata Sukani (42), yang rumahnya sekitar 100 meter dari Tugu Pak Kusno, saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Rabu (17/8/2011).
Selain tugu, papan nama yang berdiri dibekas pos gerilya Pak Kusno juga tidak terawat. Di atas tanah bekas pos gerilya kini berdiri rumah Sukani. Sukani menjelaskan, papan nama itu berisi tulisan yang menjelaskan perihal sejarah tanah yang dimaksud.
Seingatnya, papan itu dipasang pada 2 Mei 1984. Sejak dipasang, hingga kini papan nama itu tak pernah tersentuh perawatan dari pihak terkait. Akibatnya, seluruh papan berkarat dan tulisannya tak lagi dapat terbaca jelas.
"Disini dulu sekali pernah dibuat upacara tujuhbelasan," kenang Sukani, yang mengaku ikut dalam upacara yang dimaksudnya.
Sebenarnya, pria berpawakan kurus ini pernah akan mengganti papan nama itu. Tetapi ia takut dianggap melangkahi wewenang pemerintah. Disisi lain ia merasa tak nyaman. Karena bisa dianggap dirinyalah yang tidak merawat papan nama tersebut.
"Apalagi saya yang ketempatan papan nama itu. Dibiarkan begitu juga tidak pantas dilihat," katanya, sembari berharap papan nama tersebut segera ada penggantinya.
Pak Kusno adalah pejuang kemerdekaan dimasa imperialis Belanda. Beliau bersama sejumlah rekannya melakukan perang gerilya. Pos gerilyanya berada dikaki bukit Gunungsari. Tak jauh dari situ, ada bekas bangunan yang disebut warga setempat reruntuhan markas Belanda.
Pak Kusno gugur setelah berupaya menyelamatkan diri saat posnya digempur Belanda. Beliau ditembak dilokasi dimana tugu peringatannya kini berdiri, ditepi jalan raya Bangorejo, Gunungsari.
(bdh/bdh)
sumber :http://surabaya.detik.com/read/2011/08/17/184541/1705526/475/tugu-tempat-gugurnya-pejuang-45-di-banyuwangi-dipenuhi-sampah?y990101mainnews Tugu peringatan untuk mengenang gugurnya Pak Kusno, pejuang kemerdekaan 45, dalam kondisi tak terawat. Tugu berbentuk bambu runcing itu kusam tak bercat. Di lokasi banyak terlihat sampah plastik berserakan. Sepertinya lokasi bersejarah tersebut lama dijadikan pembuangan sampah.
"Padahal disitulah Pak Kusno gugur ditembak Londo (Belanda, red) saat berjuang," kata Sukani (42), yang rumahnya sekitar 100 meter dari Tugu Pak Kusno, saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Rabu (17/8/2011).
Selain tugu, papan nama yang berdiri dibekas pos gerilya Pak Kusno juga tidak terawat. Di atas tanah bekas pos gerilya kini berdiri rumah Sukani. Sukani menjelaskan, papan nama itu berisi tulisan yang menjelaskan perihal sejarah tanah yang dimaksud.
Seingatnya, papan itu dipasang pada 2 Mei 1984. Sejak dipasang, hingga kini papan nama itu tak pernah tersentuh perawatan dari pihak terkait. Akibatnya, seluruh papan berkarat dan tulisannya tak lagi dapat terbaca jelas.
"Disini dulu sekali pernah dibuat upacara tujuhbelasan," kenang Sukani, yang mengaku ikut dalam upacara yang dimaksudnya.
Sebenarnya, pria berpawakan kurus ini pernah akan mengganti papan nama itu. Tetapi ia takut dianggap melangkahi wewenang pemerintah. Disisi lain ia merasa tak nyaman. Karena bisa dianggap dirinyalah yang tidak merawat papan nama tersebut.
"Apalagi saya yang ketempatan papan nama itu. Dibiarkan begitu juga tidak pantas dilihat," katanya, sembari berharap papan nama tersebut segera ada penggantinya.
Pak Kusno adalah pejuang kemerdekaan dimasa imperialis Belanda. Beliau bersama sejumlah rekannya melakukan perang gerilya. Pos gerilyanya berada dikaki bukit Gunungsari. Tak jauh dari situ, ada bekas bangunan yang disebut warga setempat reruntuhan markas Belanda.
Pak Kusno gugur setelah berupaya menyelamatkan diri saat posnya digempur Belanda. Beliau ditembak dilokasi dimana tugu peringatannya kini berdiri, ditepi jalan raya Bangorejo, Gunungsari.
(bdh/bdh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar