Jakarta - Tak perlu lagi repot-repat mendongakkan kepala ke langit. Melihat hilal 1 Syawal bisa lewat streaming internet.
Tanggal 1 Syawal atau Hari Idul Fitri dintentukan oleh posisi hilal atau kedudukan bulan atas bumi. Metode ini juga digunakan untuk menentukan awal puasa Ramadan.
Banyak daerah di Indonesia masih menggunakan cara manual melihat hilal, yakni dengan mata telanjang. Cara ini kadang menemui kendala, jika misalnya bulan tertutup awan atau saat langit mendung.
Tanggal 1 Syawal atau Hari Idul Fitri dintentukan oleh posisi hilal atau kedudukan bulan atas bumi. Metode ini juga digunakan untuk menentukan awal puasa Ramadan.
Banyak daerah di Indonesia masih menggunakan cara manual melihat hilal, yakni dengan mata telanjang. Cara ini kadang menemui kendala, jika misalnya bulan tertutup awan atau saat langit mendung.
Untuk mengatasinya, muslim Indonesia punya metode lain yang lebih mudah, yaitu dengan sarana teknologi.
Melihat hilal bisa dilakukan semua orang dengan cara memantau observasi langit melalui streaming online yang diselenggarakan Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) melalui teropong observatorium Bosscha.
Program yang bekerja sama dengan PT Telkom dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (fMIPA ITB) ini diadakan dengan me-relay rekaman kondisi kangit dari 14 titik pemantauan, yaitu Lhoknga (Aceh), Medan (Sumut), UIN Suska (Riau), Lampung, UPI Bandung, Bkt Bela Belu (DIY), Pelabuhan Ratu, Mataram (NTB), Pontianak (Kalbar), Makassar, dan Biak (Papua).
Menurut situs Depkominfo, pengamatan Hilal 1 Syawal 1432H dapat dilaksanakan mulai hari ini (29/8). Tapi ada catatan, “Apabila internet Anda di belakang proxy, ada kemungkinan tidak bisa melihat tayangan ini."
Streaming bisa dilihat di bosscha.itb.ac.id/hilal, dan hilal.kominfo.go.id
Dengan program ini, pemerintah bermaksud memberi pendidikan dengan mengajak masyarakat luas untuk ikut serta memantau hilal. Dengan demikian keputusan 1 Syawal bukan sebatas keputusan Departemen Agama semata.
Melihat hilal bisa dilakukan semua orang dengan cara memantau observasi langit melalui streaming online yang diselenggarakan Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) melalui teropong observatorium Bosscha.
Program yang bekerja sama dengan PT Telkom dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (fMIPA ITB) ini diadakan dengan me-relay rekaman kondisi kangit dari 14 titik pemantauan, yaitu Lhoknga (Aceh), Medan (Sumut), UIN Suska (Riau), Lampung, UPI Bandung, Bkt Bela Belu (DIY), Pelabuhan Ratu, Mataram (NTB), Pontianak (Kalbar), Makassar, dan Biak (Papua).
Menurut situs Depkominfo, pengamatan Hilal 1 Syawal 1432H dapat dilaksanakan mulai hari ini (29/8). Tapi ada catatan, “Apabila internet Anda di belakang proxy, ada kemungkinan tidak bisa melihat tayangan ini."
Streaming bisa dilihat di bosscha.itb.ac.id/hilal, dan hilal.kominfo.go.id
Dengan program ini, pemerintah bermaksud memberi pendidikan dengan mengajak masyarakat luas untuk ikut serta memantau hilal. Dengan demikian keputusan 1 Syawal bukan sebatas keputusan Departemen Agama semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar