Kamis, 16 Oktober 2008
KONSEP “COMPOUND INTEREST”
Secara mendasar bunga biasa hanya memberikan keuntungan dari investasi awal yang ditempatkan. Misal, Anda menempatkan dana sebesar Rp1 juta rupiah, dan diperjanjikan akan diberikan keuntungan sebesar 6% per tahunnya. Nah, dengan bunga biasa di akhir tahun pertama Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp60.000. Kemudian di tahun kedua Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp60.000 dan seterusnya. Perhitungan keuntungan hanya diperoleh dari investasi awal saja.
Sedangkan konsep bunga berbunga berbeda. Dari investasi awal yang Rp1 juta Anda akan mendapatkan keuntungan diakhir tahun sebesar Rp60.000. di tahun selanjutnya, perhitungan investasi berdasarkan investasi awal ditambah dengan hasil investasi di tahun sebelumnya (Rp1 juta + Rp60.000), jadi keuntungan yang iddapat di tahun kedua menjadi Rp63.600. Di tahun selanjutnya keuntungan dihitung berdasarkan, (Rp1.060.000 + Rp63.600) x 6% = Rp67.416 dan seterusnya.
Jelas sekali dari contoh di atas, bahwa konsep bunga-berbunga memberikan keuntungan yang lebih besar. Tapi mengapa banyak orang yang gagal untuk memanfaatkan keuntungan dari konsep ini? Karena konsep ini adalah sebuah proses bukan hasil. Seperti halnya perencanaan keuangan yang Anda kembangkan, itu merupakan proses bukan hasil akhir. Banyak orang yang tidak memahami untuk mencapai tujuan akhir tentunya harus melalui proses. Seorang juara marathon kelas dunia, harus berlatih keras agar dapat menjadi yang terbaik. Prosesnya bagi mereka adalah berlatih dengan giat.
”The Rule of 72”
Rule 72 adalah cara mudah untuk mengestimasi bagaimana dana Anda dapat berkembang pada tingkat suku bunga yang berbeda. Ini dapat memberikan masukan kepada Anda untuk merencanakan tabungan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rule 72 ini membantu Anda menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dana Anda berkembang menjadi dua kali lipat. Caranya: dengan membagi 72 dengan bunga yang Anda peroleh dari investasi yang ditempatkan. Hasilnya adalah waktu yang dibutuhkan dana Anda untuk tumbuh menjadi dua kali lipat. Misalkan, bunga yang Anda peroleh dari tabungan adalah sebesar 6%, maka dana Anda akan bertumbuh menjadi dua kali lipat dalam waktu 12 tahun (72/6 = 12).
Sebaliknya, bila Anda membagi 72 dengan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mejadikan dana Anda bernilai dua kali lipat, maka perhitungan itu akan memberikan tingkat suku bunga yang harus Anda dapatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Cobalah dengan kondisi Anda saat ini.
Lebih Lanjut dengan “Rule 72”—Interval
Jangka waktu yang dibutuhkan agar dana Anda berkembang menjadi dua kali lipat disebut sebagai interval. Sebagai illustrasi, misalkan Anda ingin mempersiapkan kebutuhan pensiun Anda di usia 55 tahun. Saat ini Anda berusia 30 tahun. Bila instrument yang Anda pilih memberikan tingkat suku bunga sebebsar 6%, jadi dana yang Anda miliki akan menjadi dua kali lipat dalam 12 tahun. berapa banyak interval yang terjadi selama proses perencanaan tersebut?
Jawabnya, kurangi usia Anda, 30 tahun dari waktu tujuan keuangan yang diinginkan, 55 tahun, hasilnya 25 (55-30). Bagi nilai tersebut (25) dengan 12 = 2,1 interval. Jadi bila saat ini Anda memiliki dana sebebsar Rp100 juta, dana Anda bisa bernilai Rp200 juta di usia Anda 42 tahun dan sebesar Rp400 juta di usia Anda 54 tahun.
Nah sekarang, bila Anda bisa mendapatkan tingkat suku bunga yang lebih baik, sebut saja 10%, maka uang Anda akan berlipat dua setiap 7,2 tahun. Berapa interval yang Anda miliki sekarang? Jadi, 25 dibagi 7,2 = 3,5. Ini berarti bahwa dana awal Rp100 juta yang Anda miliki bisa menjadi Rp1 miliar di saat Anda berusia 55 tahun. Sayangnya, tingkat suku bunga yang lebih tinggi, berarti semakin tinggi pula risikonya. Sedikit yang bisa menerima risiko yang lebih besar, kecuali mereka memahami apa arti risiko investasi dan apa yang terjadi bila mereka tidak mengambilnya.
Dalam hal investasi, ada dua risiko yang harus dihadapi oleh setiap individu. Mereka harus menghadapi risiko kehilangan modal awal karena harus melikuidasi investasi di saat pasar sedang turun atau risiko kehilangan daya beli karena adanya inflasi. Oleh karenanya, menyeimbangkan antara dampak inflasi dan tingkat risiko yang sebaiknya diambil menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
Memahami Kekuatan Interval
Sekarang kita tau berapa lama waktu yang dibutuhkan Rp1 menjadi Rp2, itu bergantung pada tingkat suku bunga yang diperoleh. Nah sekarang, berapa waktu yang dibutuhkan Rp2 menjadi Rp3? Atau Rp4 menjadi Rp5? Mari kita pelajari dari diagram di atas, di mana dibutuhkan satu interval penuh untuk melipat gandakan Rp1 menjadi Rp2.
Di interval kedua, di mana Rp2 menjadi Rp4 rupiah dalam satu interval penuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa Rp2 menadi Rp3 hanya membutuhkan setengah interval (1/2). Sekarang bagaimana dengan Rp4 menjadi Rp5 rupiah? Rp4 menjadi Rp5 rupiah hanya membutuhkan seperempat (1/4) interval.
Jadi kalau kita lihat di sini, sangat jelas bahwa compound interest bukan merupakan persamaan linear. Tapi itu merupakan fungsi geometrik. Fungsi linear adalah 1, 2, 3, 4 dan seterusnya. Sedangkan fungsi geometrik adalah 1, 2, 4, 8, 16, 32 dan seterusnya. Perhatikan bahwa perkembangannya akan semakin besar dengan berjalannya waktu. Jelas sekali disini bahwa compound interest sangat menguntungkan. Pikirkan, dibutuhkan waktu 12 tahun (dengan asumsi tingkat bunga 6%) untuk mencapai pertumbuhan di interval pertama. Tapi hanya membutuhkan waktu 6 tahun di interval kedua untuk memberikan perkembangan yang sama. Akan tetapi, hanya membutuhkan waktu 3 tahun di interval ketiga untuk memperoleh pertumbuhan yang sama. Jadi sapat disimpulkan bawah compound interest akan bertambah keuntungan bila Anda tetap menjalannya selama jangka waktu yang lama.
Jangan Memutus Rantai Compound Interest
Jelas sekali dari ulasan di atas bahwa membutuhkan waktu untuk melihat dampak yang dinamis dari compound interest. Oleh karena itu, kami anjurkan agar Anda jangan pernah memutuskan rantai dari compound interest. Apa yang terjadi bila Anda memutuskannya? Maka Anda akan kembali ke interval pertama (kurva awal) dan harus memulai kembali interval baru (lihat diagram dibawah ini). Bila Anda memutuskan rantai compound interest maka Anda harus memulainya dari awal kembali.
Bila Anda TIDAK memutus rantai compound interest maka hasilnya akan dirasakan sangat besar di 3 tahun terakhir.
Banyak orang yang gagal untuk mempertahankan rantai compound interest karena berbagai hal. Hal ini mungkin saja terjadi karena di awal-awal tahun perkembangan dari investasi dirasa sangat lambat—membosankan. Sehingga mereka memutuskan untuk mencairkannya. Saran yang bisa kami sampaikan adalah miliki tujuan keuangan yang spesifik, karena dengan adanya tujuan tersebut akan lebih memotivasi Anda untuk tetap mempertahankan investasi sampai jangka waktu yang diinginkan. Apalagi bila tujuan tersebut adalah tujuan jangka panjang.
Semoga ulasan ini membuka mata kita semua akan dampak compound interest terhadap investasi yang kita tempatkan. Akhir kata, ada tiga hal yang bisa mempercepat pertumbuhan investasi yang Anda miliki, pertama adalah modal awal yang ditempatkan. Tapi itu bukanlah segalanya. Anda bisa melakukan dengan berkala. Kedua, adalah tingkat pengembalian. Tentunya semakin tinggi ekspektasi tingkat keuntungan akan berdampak juga terhadap kenaikan risikonya. Sesuaikan dengan toleransi risiko Anda, jangka waktu serta kebutuhan akan tingkat likuiditas. Dan terakhir adalah waktu. Saran kami, laukan program menabung sedini mungkin, manfaatkan dampak compound interest dengan waktu yang Anda miliki.[]
* M. Ichsan adalah seorang perencana keuangan dari PrimaPlanner.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar