Oleh: Eko Jaya Saputra
Mendengar kata mencuri, konotasi orang pasti negatif. Sebab mencuri adalah mengambil hak orang lain. Bagaimana dengan mencuri ilmu dan sukses orang lain? Apakah dua perbuatan ini melanggar hukum?
Sejauh ini saya belum pernah mendengar orang dipenjara karena mencuri ilmu dan sukses orang lain. Yang ada mencuri sendal, motor, uang, perhiasan dan lain-lain.
Untuk kasus pencurian tersebut, tidak akan dibahas dalam tulisan ini. Tapi kita akan melihat bagaimana proses mencuri ilmu dan sukses orang lain untuk mencapai sukses dan kebahagiaan kita.
Ini sebuah ceritanyata. Suatu sore, saya kedatangan tamu. Dia masih terbilang adik angkat. Dengan semangatnya dia mengatakan kalau ingin berhenti bekerja.
Mendengar perkataanya itu, saya sempat terkejut. Maklum, karena dia baru satu bulan bekerja di sebuah klinik pengobatan tersebut.
Alasannya, dia ingin membuka klinik sendiri. Saya tambah bingung dan terheran-heran, begitu nekatnya adik saya ini. Padahal, saya tahu dia tidak punya uang dan modal yang cukup untuk membuka klinik pengobatan.
Tanya punya tanya, rupanya dia sudah menguasai beberapa pengobatan alternatif. Di antaranya akupunktur, SEFT, hipnoterapi, pijat refleksi, dan meramu minuman herbal.
Hebatnya, dia hanya butuh waktu kurang dari satu bulan untuk mempelajari ilmu-ilmu itu. Kebetulan selama sebulan si adik ini “mencuri” ilmu sang dokter si pemilik klinik pengobatan tersebut.
“Memang saya tidak pernah belajar langsung pada dokter. Tapi saya selalu memperhatikan ketika dia sedang menangani pasien. Ternyata mengobati orang lain itu mudah. Saya sudah praktikkan ilmu-ilmunya pada orang lain. Ternyata hasilnya cespleng. Mengapa saya tidak buka sendiri?” tegasnya dengan nada penuh semangat.
Singkat cerita, keesokan harinya adik ini membuka pengobatan sendiri di rumahnya. Modalnya cuma papan nama bertuliskan Pusat Pengobatan Alternatif. Terus di papan nama itu ditulis juga berbagai penyakit yang bisa diatasi.
Marketingnya pun cukup sederhana. Dia hanya membuat brosur sebanyak satu rim. Brosur itu dibagikan kepada tetangga, di pasar, dan mal-mal.
Dalam brosur itu ditulis pengobatan gratis selama tiga hari untuk berbagai penyakit. Hasilnya?
Luar biasa! Setelah mengalakukan pengobatan gratis selama tiga hari, sedikitnya sepuluh pasien dari berbagai keluhan datang menemuinya. Dalam satu hari dia bisa mengantongi uang minimal Rp100 ribu. Artinya, dalam satu bulan dia rata-rata mendapat Rp3 juta.
Untuk seorang pria lanjang seperti dia, uang sejumlah itu sudah cukup besar. Penghasilan seperti ini belum pernah dia dapat selama meniti karir.
“Kalau saya tetap bekerja di klinik itu, penghasilan saya tidak lebih dari Rp1 juta. Dengan seperti ini, penghasilan saya dua kali lipat lebih besar,” kata dia.
Saya teringat filosofi tokoh Motivator No.1 Indonesia, Andri Wongso bahwa sukses adalah milik semua orang. Termasuk adik angkat saya itu.
Meski hanya tamatan SMA dia mampu merintis usaha menjadi seorang miliader muda dengan pengobatan alternatifnya. Itu pun dia tidak belajar langsung, hanya melalui sebuah proses “mencuri” ilmu dari orang lain.
Bicara masalah mencuri, saya juga teringat salah satu pengalaman Eni Kusuma, TKW yang sukses membuat buku best-seller berjudul Anda Luar Biasa!!!.
Menurut pengakuannya di buku itu, dia juga kerap “mencuri” waktu untuk bisa menyelesaikan bukunya itu. Caranya, dia menyempatkan diri browsing di internet untuk mencari bahan tulisan saat mengantar anak majikannya kursus bahasa Inggris.
Setelah sekian kali “mencuri” Eni akhirnya berhasil menyelesaikan bukunya. Dia juga mampu menggugah dunia dengan keteguhan dan semangatnya menyelesaikan buku Anda Luar Biasa!!! tersebut.
Eni sendiri mengaku suksesnya itu didapat lewat sebuah proses pembelajaran cukup panjang. Mulai dari hanya berkhayal sampai dengan mencuri ide-ide dari para penulis sukses.
Sekarang pertanyaannya, bagaimana agar kita sukses “mencuri” dan meraih sukses lainnya? Coba simak ucapan seorang Mind Navigator dan Re-Educator, yang juga mentor saya, Adi W. Gunawan di website-nya http://www.adiwgunawan.com/:
Kunci sukses itu ada lima. Pertama adalah doa. Menurut sejumlah ahli psikologi, doa merupakan senjata paling hebat dimiliki manusia untuk mewujudkan impiannya.
Sayangnya, orang kerap melupakan dirinya kalau punya senjata ampuh tersebut. Kalaupun sadar punya senjata ampuh, dia tidak mampu menggunakannya dengan baik. Kalau mau mencuri ilmu agar doa kita bisa cespleng, baca buku-buku karangan Adi W. Gunawan atau browsing ke website-nya tersebut.
Kedua, kita harus memahami impian kita (dream building).
Ketiga, yakin. Maksudnya, kita harus yakin kalau impian kita itu bisa terwujud.
Keempat, kita harus banyak bersyukur atas nikmat melimpah yang telah diberikan Tuhan kepada kita.
Kelima, pasrah. Mas Adi mengatakan kunci sukses adalah tidak boleh terpaku pada impian kita. Kita harus benar-benar menyerahkan diri kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini. Nah, masalahnya sejauh mana kita benar-benar memasrahkan diri kepada Tuhan?
Ternyata lewat mencuri kita bisa mengembangkan dan melakukan transformasi diri. Saya pun akhirnya berprinsip, akan selalu “mencuri” demi mewujudkan impian hidup.
Bahkan, untuk menyelesaikan tulisan ini, saya terpaksa mencuri tulisan Mas Adi tanpa sepengetahuan orangnya. Tapi saya yakin Mas Adi tak akan marah. Yang jelas, saya tidak melanggar hukum. Karena saya sudah menulis sumbernya. Betul, Mas Adi?
Saya juga teringat dengan ungkapan seorang teman pemasaran di kantor yang baru mengikuti pelatihan pemasaran di surat kabar harian Fajar.
Dia mengatakan, untuk menjadi sukses kita harus pandai-padai mencuri. Bagaimana caranya? Sangat mudah. ATM (Ambil Tiru Modifikasi) sesuatu yang baik milik orang lain.
Ya, banyak orang sukses karena menjalankan prinsip ATM. Anda juga mau sukses? Awalilah dengan “mencuri” ide orang lain. Lakukan modifikasi. Kemudian, yakinlah Anda sukses, banyaklah besyukur, pasrahkan semua kepada yang kuasa, dan jangan lupa berdoa.[ejs]
* Eko Jaya Saputra adalah Wakil Pimpinan Redaksi SKH “Rakyat Lampung”, praktisi hipnosis, professional stage hypnosis di “Siger TV” Lampung, SEFTER, dan Humas KONI Kota Bandarlampung. Ia dapat dihubungi melalui email: ekorakyat@yahoo.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar