Oleh: M. Iqbal
Dalam sastra Barat nama Virginia Woolf sudah tak asing lagi. Ia merupakan sastrawan Inggris yang karya-karyanya disejajarkan dengan sastrawan lainnya seperti William Shakespeare, T.S. Elliot, Charles Dickens, atau George Orwel. Namun, di telinga kita nama tersebut memang masih asing, tak sepopuler yang lainnya, seperti halnya william Shakespeare dengan Romeo and Juliet-nya. Mungkin saja dikarenakan karyanya tak lazim dengan selera pembaca Indonesia. Karya-karya Virginia masih sangat jarang untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Memang, karyanya tergolong tak seperti halnya pengarang lainnya. Ia sering membuat karya dengan gaya yang berbeda dengan kebanyakan sastrawan lainnya.
Virginia mengidap penyakit kejiwaan yang amat sangat menyiksa hidupnya. Namun ia masih terus menulis, dan menjadikan obat bagi penyakitnya itu. Seolah-olah derita telah tertahankan saat ia merangkai dunia imajinasinya, walau pada akhirnya ia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Nama lengkapnya adalah Adeline Virginia Woolf, dilahirkan di London pada tahun 1882 dari pasangan Leslie dan Julia Stephen. Ayahnya adalah seorang redaktur Cornhill Magazine dan penyunting Dictionary of National Biography. Bakat menulisnya tertular dari ayahnya. Ia hanya belajar membaca dan menulis dari orangtuanya, dan tak pernah merasakan bangku sekolah. Ia banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan yang letaknya di dalam rumahnya sendiri.
Bimbingan orangtuanya serta semangat belajarnya membuat bakat kepenulisannya cepat berkembang. Semakin lama semakin terasah pula insting menulisnya yang pada akhirnya ia mengabdikan hidupnya untuk menulis. Setelah menikah, ia bersama suaminya membuat penerbit Hogarth Press. Selain menerbitkan karya-karyanya ia juga menerbitkan pengarang lainnya yang terkenal seperti puisi T.S. Elliot.
Dalam penulisan karya sastranya, ia memperkenalkan corak yang tak lazim dilakukan oleh sastrawan lainnya. Ia telah mengembangkan temuannya William James dalam gaya penceritaan yaitu yang dikenal dengan istilah arus kesadaran (stream of consciosness) atau juga dikenal dengan dialog batin, di mana teknik tersebut akan menghasilkan efek yang berbeda di mata pembacanya. Efek dari teknik tersebut adalah seperti yang dituturkan oleh Kurniasih dalam pengantar novel Mrs. Dalloway karya Virginia, “Meski di satu sisi cerita itu terkesan sangat 'dingin', karena minimnya dialog langsung di antara para tokohnya, tetapi pembaca akan menyadari sebuah kenyataan yang tak bisa disangkal karena kelazimannya. Yaitu, kenyataan tentang kesendirian manusia. Kesendirian di sini bukan berarti tanpa keberadaan orang lain, tetapi tentang kondisi ketika manusia pada dasarnya sibuk dengan dirinya sendiri, sebuk dengan kerumitan pikiran dan kecamuk perasaannya sendiri. Pembaca seakan tengah mendengarkan keluhan-keluhan langsung dari orang yang hatinya sedang cemas. Di dalam hatinya seperti tengah terjadi konflik yang luar biasa rumit.”
Selain kegiatan menulis, ia juga pejuang hak asasi perempuan. Ia seorang feminis yang memperjuangkan hak-hak perempuan pada masa itu yang dianggap telah dirugikan kedudukannya. Kedudukannya amat berpengaruh lantaran ide-ide feminisnya yang bisa membuat merah telinga orang yang mendengarnya.
Gangguan jiwa yang dialaminya semenjak remaja semakin hari semakin parah. Mulai dari anorexia (tidak bernafsu makan), sakit kepala, depresi, hypermania (perasaan gembira berlebihan), hingga kehilangan kesadaran akan realitas membuat hidupnya semakin tak bergairah. Menurut para peneliti, badan Virginia adalah badan yang sakit. Keadaan seperti itu mendorong ia mencoba untuk melakukan bunuh diri, tapi selalu saja gagal.
Untunglah ia menulis. Menulis adalah semacam cara untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut. Segala perasaan yang dialaminya ia tuangkan ke dalam karyanya. Maka tak heran jika karya-karyanya sering menggambarkan tentang keadaan dan perasaan yang dimilikinya. Lewat karyanya, ia membuat dunia ciptaannya di mana ia bisa tinggal, sesuai dengan kehendaknya, dan ia merasa nyaman di dalamnya. Namun setelah merampungkan ceritanya sering terjadi dualisme dalam dirinya, yaitu antara rasa plong dan menderita kembali seperti ketika sebelum ia menuliskan cerita tersebut.
Bagai seorang ibu, setiap kali melahirkan tulisannya ia merasa senang sekaligus merasa kehilangan sesuatu setelah diterbitkan karyanya itu. Namun setidaknya dengan menulis ia bisa menghilangkan tekanan jiwanya itu, walau pada akhirnya ia berhasil bunuh diri, lantaran penyakitnya yang sudah akut. Tapi, seandainya tidak karena menulis boleh jadi peristiwa tersebut akan terjadi sedini mungkin. Menulis, bisa dikatakan, adalah penyelamat hidupnya, yang ikut memperlambat proses percobaan bunuh dirinya tersebut.
Virginia bukan hanya menulis novel dan cerpen saja, tetapi ia juga menulis catatan harian, biografi, dan esai-esai tentang hak asasi perempuan. Di antara karya-karyanya ialah The Voyage Out (1915) dan Night and Day (1919), Mondays or Tuesday (1921), Jacob's (1927) dan The Waves (1931), Mrs. Dalloway, dan masih banyak lagi karya yang lainnya.[miq]
* M. Iqbal adalah seorang penulis yang tinggal di Yogyakarta. Ia dapat dihubungi di: ..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar