Oleh: Handy Pramudianto
Apakah arti “Timbangan” bagi anda? Hanya sekedar alat bantu beli gula, daging, beras, dan cabai merah keriting? Atau hanya penting bagi para wanita untuk tetap waspada terhadap serangan kegemukan?
Sadarkah anda bahwa timbangan itu merupakan Tujuan Hidup setiap mahluk yang bernafas ataupun bagi benda mati sekalipun, terutama manusia yang berakal?
Mengapa saya berkata demikian? Konsep adanya timbangan didasari pada proses aksi reaksi, di mana adanya tekanan di satu sisi akan menciptakan reaksi terhadap sisi lainnya, yang menjadi indikator penunjuk satuan berat sedemikian rupa, sehingga antara sisi yang satu dengan sisi yang lain saling menyeimbangkan, dan akhirnya terjadi suatu keadaan yang saling impas atau seimbang.
Baik, saya mungkin bukan seorang yang ahli dalam bidang Mekanika dan Fisika. Tetapi sadarkan anda, baik sadar ataupun tidak sadar kita sedang menuju ke arah keseimbangan seperti timbangan tersebut? Saya tidak akan berbicara mengenai konsep yang canggih ataupun teori-teori yang tidak terbantahkan. Tetapi saya mencoba untuk membuka pikiran kita secara simple bahwa apa pun yang dilakukan setiap orang, baik sendiri ataupun berkelompok yang biasa kita sebut berorganisasi, baik organisasi kecil ataupun organisasi dengan skala dunia, sedang mencari suatu keseimbangan yang terus mencari.
Pernahkah anda sadari, mengapa begitu banyak teori marketing yang bermunculan bahkan dari zaman batu dahulu hingga saat ini yang saling bergantian, dan tidak sedikit pula yang saling bertentangan? Dan mengapa banyak teori marketing yang dahulu muncul dan sangat populer, jika diterapkan saat ini, jangan harap bisa berhasil? Dan saya pun yakin 212 persennya Wiro Sableng, bahwa teori marketing saat ini, seperti Customer Centric, Blue Ocean Marketing, dan seluruh konsep marketing yang katanya modern itu tidak akan dapat digunakan kembali 3, 4 atau mungking 5 tahun lagi.
Jawabannya sangat simple sekali, Teman...
Semuanya berasal dari satu kata yang disebut “Keseimbangan”. Ha..ha.. Anda pasti bingung, kan? Bagus!.. anda sedang menuju ke bentuk keseimbangan otak anda antara jawaban ya dan tidak. Bahkan anda mungkin berpikir ini adalah tulisan sampah yang tidak menarik sama sekali, yang berarti kebingungan ini tidak merusak keseimbangan otak anda.
Mungkinkah terjadi yang namanya keseimbangan? Jawabannya mungkin sekali terjadi, tetapi tidak akan pernah ada yang namanya keseimbangan abadi terhadap satu hal. Penyebab utama yang paling mempercepat terjadinya ketidak keseimbangan adalah manusia itu sendiri dengan pikiran dan egonya yang mengklaim dirinya sebagai satu-satunya mahluk yang memiliki akal budi. Dan saya berbicara bukan hanya manusia perorangan, melainkan juga manusia secara keseluruhan. Selama manusia ada, tidak akan pernah terjadi keseimbangan yang abadi.
“Tidak ada satu pun hal yang abadi, karena yang abadi itu hanyalah perubahan.” Katanya... Oleh karena itu, teruslah berubah saudaraku. Jika ingin sukses dan unggul, jadilah aksi yang menciptakan suatu reaksi keseimbangan, dan janganlah selalu menunggu bereaksi terhadap aksi yang muncul. Percayalah, apa pun yang anda lakukan dalam segala hal, pasti akan timbul suatu keseimbangan di luar anda dengan berbagai bentuknya yang disebut reaksi, hingga akhirnya terjadi keseimbangan walaupun mungkin tidak akan pernah terjadi.
Jika anda bingung dengan tulisan saya ini, percayalah, saya pun juga masih bingung. Tetapi saya senang menjadi bingung, karena dengan merasa bingung ternyata saya dapat menikmati hidup yang indah ini. Keputusan yang menilai bahwa tulisan ini aksi yang besar atau aksi yang kecil adalah keputusan anda masing-masing untuk bereaksi terhadap tulisan ini.
Terakhir dari saya, “selamat menikmati timbangan hidup tanpa Keseimbangan, teman...” Ha..ha..
* Handy Pramudianto adalah lulusan Teknik Industri, Universitas Pelita Harapan, Jakarta. Saat ini bekerja sebagai Marketing Analis Divisi Regional I Sumatra, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
instanx
Total Tayangan Halaman
Categories
- abdul muid badrun (2)
- Acha Septriasa (4)
- ade asep syafruddin (4)
- alexandra dewi (1)
- alpiyanto (1)
- andrew ho (91)
- Ardian syam (22)
- arief yuntanu (2)
- arif gunawan (40)
- arif yustanu (1)
- artikel (13118)
- bambang trim (1)
- beni bevly (1)
- berita (3795)
- BLOGERNAS (1)
- damardi darmawangsa (13)
- danang a akbarona (2)
- dany chandra (3)
- dewi lestari (1)
- Dian Sastro (1)
- didik darmanto (2)
- dodi mawardi (2)
- DOWNLOAD EBOOK GRATIS (234)
- edi zaqeus (1)
- edit (110)
- eko jalu santoso (1)
- eni kusuma (11)
- goenardjoadi goenawan (1)
- hari subagya (7)
- haryanto kandani (4)
- hendra (10)
- ida kuraeny (1)
- indra cahya (1)
- iqnatius muk kuang (8)
- jennie s bev (1)
- johanes koraang (1)
- joko susilo (47)
- joni liu (2)
- joshua w utomo (2)
- joycelina (1)
- kerjadarirumah (4)
- kristopher david (1)
- lamser aritonang (1)
- Luna maya (15)
- m ichsan (41)
- m ikbal (1)
- Mariana Renata (1)
- marsello ginting (1)
- marzuki usman (3)
- Mieke Amalia (1)
- mugi subagya (1)
- muk kuang (1)
- Mulan Jameela (1)
- original artikel (103)
- profil (3)
- pujiono (1)
- rab a broto (4)
- Revalina S. Temat (3)
- riyanto s (4)
- ronal frank (2)
- roni jamaludin (1)
- ruby herman (1)
- ruddy kusnadi (1)
- rudy lim (19)
- sansulung john sum (1)
- saumimam saud (1)
- stephen barnabas (1)
- suryanto wijaya (3)
- syahril syam (17)
- tan bonaventura andika sumarjo (1)
- tanadi santoso (1)
- tante girang (454)
- thomas sugiarto (8)
- tung desem waringin (4)
- undang a halim (1)
- walpaper (50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar