Coba perhatikan pengendara motor kala melesat di tengah hujan. Tidak sedikit dari mereka yang membuka kaca helm. Itu bukan karena pernapasan terganggu, melainkan kaca berembun.
Gangguan itu datang menghinggap lantaran kualitas pelindung kepala di bawah standar. “Sehingga, suhu udara di dalam dan di luar pelindung kepala berbeda. Akhirnya, kondisi ini menyebabkan visor berembun,” jelas Agus Hermawan, owner Juragan Helm di Jakarta Barat.
Ada cara singkat melenyapkan kabut, dan itu bisa dilakukan sambil jalan, yakni dengan buka separuh kaca helm. Hanya, ada konsekuensi yang harus diterima. Muka jadi tidak bersih alias basah dan ujung-ujungnya bisa bikin basah helm.
Kerugian lain ketika membuka visor saat hujan datang yakni pading helm basah. Kondisi lembab di dalam helm bikin apek. “Agar tetap enjoy di jalan tanpa harus buka kaca saat hujan, kondisi sirkulasi helm harus baik,” tambah Johannes Cokrodiharjo, Direktur Marketing PT Dinaheti Motor Industry, produsen helm NHK
Pada helm branded biasanya sudah dilengkapi part sirkulasi. Misalnya pada helm merek Arai atau Spark, keduanya memiliki ventilasi tambahan. Sirkulasi udaranya ke kepala dan mulut.
Untuk menjaga anti-fog biasanya visor telah dilengkapi anti embun. Untuk jalur sirkulasi sesekali bisa membersihkan dengan sikat gigi, terutama sirkulasi di depan yang bisa menghilangkan kabut.
Bau apek akibat lembab biasanya ingin dihilangkan dengan pewangi. Hati -hati terhadap penggunaan jenis pengharum helm. Jika menggunakan minyak wangi, maka pilih yang mengandung kadar alkohol rendah. Bila terpaksa memakai pewangi beralkohol tinggi, saat menggunakannya mesti dalam jumlah sedikit.
“Karena busa helm cepat kering bila sering terkena alkohol,” tambah Andri Hariyadi, PR and Community Development PT Tarakusuma Indah produsen KYT, INK.
Ketika menyimpan helm, perhatikan juga fungsi ventilasi agar tetap terbuka sehingga udara bersirkulasi dengan baik. Salah satu cara termudah, buka kaca dan seluruh lubang ventilasi. Bau sisa keringat akan bersirkulasi dan memiliki jalan keluar untuk menguap.
Biasakan juga menjemur helm setelah penggunaan pada perjalanan jarak jauh. Atau perawatan setidaknya dilakukan sepekan sekali, untuk penggunaan harian di Indonesia. Letakan helm dalam posisi terbalik juga dengan kaca dan seluruh bagian ventilasi terbuka.
“Ruang terbuka bagian bawah helm mempercepat penguapan butiran keringat dalam helm. Dan sinar ultra violet matahari mampu menetralisasi bau keringat itu,” sebut Andri
Bila kaca helm terkena alkohol, segera bersihkan dengan tisu atau kain halus. Sebab, senyawa pewangi terbukti akan mempermudah timbulnya jamur pada kaca helm yang berdampak membuat pandangan jadi terhalang.
“Dengan memperhatikan bebeapa hal terkait dengan fungsi dan estetika helm, bisa dipastikan akan tetap menjaga kondisi helm tetap layak walau digunakan saat musim hujan seperti sekarang,” tegas Johannes. (motorplus-online.com)
follow twitter @taugak_sih dan facebook.com/asiktau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar