Selasa, 11 November 2008

Masa Depan Adalah Kebaikan Kehidupan

Oleh: Arif Yustanu


Apa yang anda ketahui tentang masa depan? Andai saja ada seorang peramal memberi tahu tentang masa depan anda, bagaimana tanggapan anda? Senang? Sedih? Yah, tentunya tergantung masa depan apa yang akan diberitahukan si peramal tadi. Kalau ramalannya menyatakan masa depan anda membahagiakan, tentu anda akan senang. Sebaliknya, jika masa depan anda diramal bakal suram, bagaimana langkah anda selanjutnya?

Banyak karangan atau film yang bercerita tentang masa depan. Masih ingat film Back to the Future-nya Micheal J Fox, film kuno The Time Tunnel, bahkan film Time Cop-nya Jean Claude Van Dame, Paycheck yang dibintangi Ben Affleck, atau Minority Report-nya Tom Cruise. Kesemuanya bercerita tentang masa depan.

Hampir secara absolut setiap manusia ingin masa depan yang cerah, dan tidak ada yang ingin masa depannya suram. Bagaimana kemungkinan masa depan anda? Baik atau suramkah? Kalau anda diberi kemampuan membaca masa depan, atau anda dibuatkan sebuah mesin untuk melihat masa depan, pikiran apa yang akan anda keluarkan?

Begini, saat anda mendapat informasi tetang masa depan anda, bahwa kelak anda akan menjadi general menajer atau direktur di sebuah perusahaan, apa yang akan anda lakukan? Atau apabila anda tahu bahwa di masa depan anda akan menjadi orang sengsara, bagaimana sikap anda?

Dalam konteks pengandaian bahwa anda akan menjadi orang bahagia, mungkin anda tidak akan melakukan apa-apa saat ini. Sebab, anda sudah tahu masa depan anda, misalnya akan jadi seorang direktur. Tetapi dalam konteks bahwa masa depan anda akan sengsara, pasti anda akan berusaha untuk mengubah ramalan tersebut supaya tidak terjadi.

Begitu pula dengan kematian. Jika anda sudah tahu bahwa pada tanggal sekian dan jam sekian anda akan mati, pasti anda akan bertobat dan jadi orang paling baik di dunia ini sebelum ajal datang.

Tapi mengapa Tuhan menjadikan masa depan sebagai sebuah misteri? Tentu saja agar kehidupan ini berjalan. Agar manusia tetap berusaha sekuat tenaga dalam hidupnya untuk mencapai masa depan yang masih serba misteri.

Bagaimana jika manusia tidak berusaha atau bekerja? Mereka bagaikan orang yang mati, tidak berguna, dan tidak membawa manfaat, baik untuk dirinya maupun alam ini.

Walaupun hidup ini ujungnya adalah kematian, namun ada yang perlu direnungkan; apakah nanti manusia mati dengan meninggalkan kebaikan atau kemudharatan? Pilihan itu ada pada diri manusia itu sendiri.

*Arief Yuntanu adalah pegawai PT PLN Sektor Pekanbaru, Riau.

1 komentar:

  1. Semangat untuk meraih masa depan yang baik adalah tenaga untuk menjalani segala kesulitan hidup saat ini. Masa depan memang rahasia Tuhan, hanya Dia yang memegang kuasa dalam menentukan masa depan manusia sejak Dia menciptakan kita. Akan tetapi manusia sebagai umat-Nya yang paling Dia kasihi harus percaya bahwa Tuhan akan memberikan masa depan yang baik untuk setiap ciptaan-Nya. Tuhan akan memberikan masa depan sesuai dengan usaha, ikhtiar, doa, permintaan/permohonan kita, dan tentunya amal untuk kehidupan yang lebih baik.

    Masa depan bukan tujuan akhir, akan tetapi merupakan bagian dari kehidupan manusia di dunia fana. Jadi jalani bagian kita sebaik-baiknya agar Tuhan memberikan hadiah bagi kita masa depan yang baik untuk kita.

    BalasHapus

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman