Selasa, 11 November 2008

Psikologi Duit, Kesejahteraan dan Keberlimpahan

Oleh: Rab A Broto


Apa yang menghentikan seseorang dari sukses secara finansial? Jawabnya karena orang biasanya terfokus pada keyakinan (belief) bahwa sukses keuangan bukan merupakan satu kemungkinan (possibility). Tegasnya banyak orang yang menciptakan beragam hambatan sehingga terus mencegahnya meraih keberlimpahan (abundance).

“Pasalnya saat punya keyakinan pembatas (limiting) tentang uang pada level bawah sadar (unconscious), Anda akan sangat susah bergerak mengatasi berbagai keterbatasan finansial karena pikiran bawah sadar itu akan selalu melawan upaya yang dilakukan untuk sukses.”

“Itulah mengapa sejumlah orang menghabiskan seluruh hidupnya dari tagihan yang satu ke tagihan yang lain dalam kadar berbeda karena mereka tidak percaya bisa berbuat lebih baik,” tandas pakar NLP (Neuro Linguistic Programming) Kris Hallbom dan Armand D’alo dalam artikelnya.

Bahkan saat ada niat positif untuk mengatasi berbagai hambatan finansial, banyak orang tidak mengenali bagaimana keseluruhan kehendaknya. Sementara mereka yang mengetahui sejumlah niat dalam tingkatan yang lebih baik pun masih belum tahu bagaimana bisa mengatasi berbagai hambatan yang ditemui.

Pada level kesadaran, hampir semua orang berpikir mereka akan melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk mewujudkan keinginannya. Sayangnya ada bagian bawah sadarnya yang yang tidak yakin bisa berhasil. Semakin menghindari bagian bawah sadar ini, kian banyak hambatan yang akan muncul dalam kesehariannya. “Itulah cara pikiran (mind) bekerja.”

Sebagai contoh, bayangkan kenalan yang Anda ketahui membaca semua buku cara menjadi kaya, menghadiri berbagai seminar keuangan, menyatakan ikrar harian, dan masih terus bokek. Apa yang dilakukan jelas sangat berharga, meskipun sering semuanya belum cukup mencapai ‘inti’ (core) masalah yang biasanya melibatkan sejumlah keyakinan negatif.

Sikap Hidup
Masing-masing orang punya beragam keyakinan atau asumsi berbeda tentang uang. Beberapa yang umum adalah:

- Perlu uang untuk menghasilkan uang.
- Tidak punya cukup uang untuk dikelola dengan baik.
- Sudah terlambat dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
- Saat saya berinvestasi, pasar pasti akan melesu.
- Soal perduitan terlalu rumit.

Itu semua adalah keyakinan sebab-akibat (cause/effect) yang sungguh sedikit kaitannya dengan bagaimana mencapai keberlimpahan. Kepercayaan jenis itu akan membatasi seseorang karena mencari jawaban di luar diri orang bersangkutan. Padahal faktanya kunci menuju ke sana ada di dalam diri karena keberlimpahan bukan apa yang orang miliki.

Keberlimpahan adalah sikap hidup (state of mind). Banyak orang yang sukses hidupnya dari sisi keuangan, sering punya kepercayaan positif tentang kekayaan dan keberlimpahan. Saat memahami dan bergerak dari kungkungan kepercayaan sebab-akibat menuju ide “Apa yang mungkin?” dalam dunianya, orang bergerak ke tingkat pemikiran yang secara keseluruhan berbeda.

Dengan berpikir apa yang mungkin terjadi atau dilakukan, orang akan lebih bersikap dan berperilaku lebih positif dalam jangka panjang. Ini bisa terjadi, kata Hallbom yang wakil direktur NLP Institute of California di situs www.nlpcomprehensive.com, karena dengan begitu seseorang telah mengembangkan kerangka mentalnya berkaitan dengan uang.

Ironisnya sebagai ganti memusatkan perhatian pada apa yang mungkin, banyak orang menghabiskan waktunya memikirkan apa yang tidak dimiliki. Satu pola menarik pun berkembang dan membuat mereka menjadi marah dan putus asa atas situasi yang dihadapi yang melahirkan lebih banyak keterbatasan dan hambatan dalam hidupnya.

Perlu diingat bahwa jauh lebih mudah mengawali dan melakukan terobosan dalam hidup saat anda datang dari pikiran yang damai dan tenang (peaceful) dibandingkan bila datang dari kerangka pikir yang kemrungsung dan dipenuhi kemarahan. Langkah pertama untuk menolong orang yang terjebat dalam kerangka pikir negatif adalah dengan mengeksplorasi penyebab asal.

Langkah Pertama: Identifikasi
Sebagai contoh, orang itu mungkin punya orangtua yang miskin dan selanjutnya membentuk mentalitas ‘masa krisis’. Sejak itu mereka mengembangkan keyakinan bawah sadar bahwa dia akan selalu harus berjuang secara finansial karena itulah yang dilakukan orangtuanya.

Atau bisa jadi memang mereka punya orangtua yang selalu mengatakan berulang kali bahwa mereka tak akan pernah sukses dan akhirnya mereka mulai meyakininya. Jadi sangat biasa bagi anak secara tak sadar membentuk keyakinan yang membatasi seputar soal uang pada masa awal kehidupannya.

Tipe keyakinan semacam itu dalam NLP disebut imprints yang pada dasarnya adalah satu memori yang terbentuk pada masa awal yang bisa berperan sebagai asal muasal (root). Baik menyangkut kepercayaan yang membatasi maupun yang memberdayakan (empowering) yang kita kembangkan sebagai anak.

Sejumlah keyakinan yang kita kembangkan di usia muda tidak selalu menyehatkan. Itu semua lahir sebagai hasil pengalaman yang traumatik atau membingungkan yang mestinya dilupakan. Bagaimana kita secara sadar atau tak sadar melihat dunia dari kacamata keuangan biasanya berdasarkan keyakinan tidak sehat ini.

Jadi mengidentifikasi keyakinan pembatas adalah langkah pertama yang penting. Begitu Anda mengetahui apa saja keyakinan dasar tersebut, Anda bisa menggunakan sejumlah teknik NLP untuk mengatasi berbagai hambatan mental terkait soal uang. Teknik ini memungkinkan Anda melihat dan mengalami semua peluang finansial yang tersedia.

Perbedaan psikologis utama antara mereka yang sukses secara finansial dan yang gagal berputar di sekitar keyakinan tentang kemungkinan. Sebut soal banyak orang yang bahkan tak mempertimbangkan sukses finansial sebagai pilihan. Mereka tak mampu membuka diri pada semua peluang tersedia untuk meraih keberlimpahan.

Dua Cara
Sering mereka terjerat dalam tagihan rutin dari bulan ke bulan dan tak berkehendak mengambil risiko atau mencoba sesuatu yang lain karena takut akhirnya akan lebih terpuruk dari kondisi saat ini. Apa yang tidak diketahui oleh orang-orang jenis ini adalah hal biasa melangkah mundur bila diperlukan untuk bisa melangkah maju.

Banyak jutawan bangkrut di satu masa hidupnya dan mendadak membalik situasi finansialnya menjadi lebih baik. Selain itu orang yang memulai bisnisnya sendiri sering awalnya harus kehilangan uang. Namun mereka tetap gigih karena percaya bahwa bisnis barunya akan berkembang dan suatu saat akan bisa melunasi semua kerugian dan untung.

Tidak semua orang harus ambil risiko atau melangkah mundur untuk maju, meskipun penting untuk secara sadar membuka diri pada ide tentang apa yang mungkin untuk Anda. Untuk bisa bertahan pada ide ini, pertama Anda harus punya kemampuan mengubah kegiatan harian rutin dengan melakukan sesuatu secara berbeda.

Ini termasuk belajar bagaimana melihat dunia Anda lewat kacamata kekayaan dan keberlimpahan sebagai pengganti kelangkaan dan kemiskinan. Untuk itu cobalah cara ini setiap ada kesempatan. Pertama, pikirkan sesuatu yang diinginkan dan semua kemungkinan yang dimiliki untuk mendapatkannya.

Tanyakan kepada diri sendiri: “Apa saja yang mungkin dilakukan?” Kemudian coba cara berbeda (cara kedua): pikirkan sesuatu yang tidak dimiliki tapi ingin dimiliki. Pikirkan kenapa Anda kini tidak memilikinya dan apa yang ingin dilakukan agar dapat memilikinya. Rasakan sepenuhnya mana yang membuat Anda lebih nyaman.

Dengan mudah bisa dirasakan cara pertamalah yang membuat perasaan lebih baik karena pernyataan ‘apa yang mungkin’ didesain untuk memperluas kerangka sadar dan bawah sadar seputar kekayaan dan keberlimpahan. Menakjubkan membayangkan apa yang bisa terjadi begitu seseorang mengubah sikap dan keyakinannya terkait kemungkinan ini.

Begitu orang berkehendak mulai berubah, dia akan menyaksikan hasilnya nyaris seketika. Hasil perubahan itu mungkin kecil saat pertama. Tapi bila yang bersangkutan terus konsisten melakukan cara berpikir barunya, banyak kemungkinan ‘keajaiban’ akan terbuka untuknya.

Rab A. Broto adalah penulis dan editor alumni Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Pengembangan Yogyakarta (LP3Y) dengan pengalaman 10 tahun. Sebelumnya, ia bekerja sebagai wartawan dan redaktur di Harian Ekonomi Bisnis Indonesia. Hingga kini ia telah menulis 2.000 straight news (berita pendek ekonomi, politik dan budaya), 400 features (ekonomi, psikologi, iptek dan kesehatan), 5 makalah seminar dan buku Parent Guide (bagian dari paket pendidikan anak My First One Year Activity Book produksi Pustaka Lebah). Kini Rab A. Broto adalah ketua dewan redaksi pada majalah bulanan Indonesian Tax Review Digest dan Buletin Bee Parent yang diterbitkan Lembaga Manajemen Formasi. Ia dapat dihubungi melalui e-mail: nauram@yahoo.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman