Pikiran bawah sadar merupakan kumpulan semua pikiran. Pikiran sehat mewujudkan sikap bawah sadar yang baik.
Untuk memahami berpikir positif itu baik, kita perlu mengetahui gambaran pikiran bawah sadar.
Bayangkan otak kita terbagi dua bagian, separuh bagian atas dan separuh bagian bawah. Ya, hampir seperti kenari. Otak bagian atas mengatur pikiran sadar, berisi pikiran yang terlintas. Bagian bawah berisi pikiran bawah sadar, yang berisi beraneka ragam pengaturan proses tubuh seperti pernapasan, pencernaan, dan lain-lain, serta pengaturan keinginan seperti berjalan dan berbicara.
Sekarang bayangkan Anda sedang belajar mengemudi. Tiap kali mobil harus berhenti, pikiran sadar keluar, “Angkat perlahan kaki kanan, pindahkan ke pedal rem, lalu tekan pedal rem perlahan.” Ketika Anda melanjutkan pikiran sadar selama beberapa bulan (= berlatih mengemudi selama beberapa bulan), pengaturannya akan berjalan secara otorem. Lama-kelamaan tak perlu berpikir untuk menginjak rem. Pikiran bawah sadar yang mengatur. Sekarang Anda memiliki program pikiran bawah sadar dalam mengemudikan mobil.
Uraian di atas juga menjelaskan bahwa sebagai pengemudi terlatih Anda bisa mengemudi selama lima jam kemudian berkata, “Saya tidak ingat mengemudikan mobil!” Itu karena pikiran bawah sadar.
Setiap pikiran sadar yang berulang terus akan terprogram dan menjadi pikiran bawah sadar.
Jadi, apa yang terjadi kalau misalnya kamu terus berpikiran sadar “Saya selalu merugi!”? Ya, kamu menciptakan program otomatis yang sebetulnya tidak perlu. Jadi bisa merugi terus kalau demikian.
Bagaimana hubungannya dengan berpikir positif? Sederhana. Kita memiliki 50.000 pikiran setiap hari. Bagi kebanyakan kita, sebagian besar pikiran tersebut negatif seperti “Saya bertambah gemuk saja!”, “Saya pelupa”, atau “Saya tak bisa membayar hutang.”, “Saya tak pernah berhasil.”
Dengan pikiran negatif, sikap bawah sadar apa yang kita wujudkan? Kebanyakan sikap negatif, yang merugikan hidup dan kesehatan – bahkan tanpa pernah kita sadari.
Orang-orang heran kenapa mereka jadi tidak punya dan sengsara. Padahal, mereka sendirilah yang menciptakan pola pikiran otomatis. Seperti halnya kita dapat memprogram diri mengemudikan mobil tanpa berpikir, kita pun bisa memprogram diri untuk datang terlambat, misalnya, untuk sengsara, atau pun bangkrut tanpa berpikir. Namun, Tuhan yang kemudian disalahkan!
Sekarang inilah yang menarik. Kalau kamu memahami pola pikiran bawah sadar, kamu menyadari bahwa kita tidak harus menjadi pecundang. Masa depan bergantung pada pikiran sadar. Kalau Anda mulai berdisiplin, pikiran sadar yang baru itu menciptakan program-program bawah sadar. Seperti halnya pengembangan sikap bawah sadar dalam hal mengemudikan mobil, Anda dapat mengembangkan sikap bawah sadar untuk sukses. Tentu saja, kita perlu berdisiplin, di samping perlu waktu.
Ambillah contoh lain, Fred mulai bertekad positif setelah mengikuti seminar motivasional. Ia berujar, “Hidup saya akan berubah!” Lalu Fred menulis tujuan-tujuan baru sebelum sarapan, “Dapatkan promosi jabwan, beli Rolls Royce, beli rumah mewah…” Namun, hari-hari berikutnya ia kembali diliputi pikiran negatif, sehingga pada hari Jumat ia mengeluh, “Berpikir positif ternyata tidak menghasilkan!”
Berpikir positif selama satu hari tidak berguna. Memperkuat pikiran tidak berbeda halnya dengan memperkuat tubuh. Kalau Anda melakukan push-up 20 kali kemudian bercermin, tidak terlihat perbedaan tubuhmu kemarin dan hari ini. Sama juga kalau berpikir positif selama 24 jam saja, tidak kelihatan hasilnya. Mendisiplinkan pikiran perlu waktu beberapa bulan. Baru kemudian kelihatan kesempatan yang lebih besar. Membersihkan pikiran dilakukan sepanjang hidup. Pekerjaan besar! Bahkan, bisa jauh lebih sulit karena seringkali kita tidak menyadari telah berpikir negatif.
Jika Anda ingin memeriksa pikiran, periksalah kehidupan Anda. Kekayaan, kebahagiaan, kualitas hubungan dengan orang lain, dan kesehatan merupakan refleksi pikiran sadar Anda.
(Sumber: Andrew Matthews: Follow Your Heart)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar