Direktur Riset dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan perbankan Indonesia masih aman dari ancaman krisis utang yang terjadi di Eropa dan Amerika. Utang swasta Indonesia ke Eropa dinilai relatif kecil, yaitu sekitar 23 persen.
Perry mengatakan utang luar negri swasta ke Eropa mencapai US$21,5 miliar atau sekitar 23 persen dari total utang luar negeri swasta sebesar US$90,1 miliar.
"Berdasarkan fakta tersebut perbankan Indonesia masih aman dari ancaman krisis global yang terjadi di Eropa dan Amerika,” kata Pery di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa 29 November 2011
Menurut Pery komposisi dari US$21,5 miliar tersebut, sekitar US$19,9 miliar adalah loan agreement dan sisanya adalah trade financingsenilai US$ 0,8 miliar. Kreditur terbanyak berasal dari Belanda yaitu mencapai US$13,5 miliar. Selanjutnya disusul Inggris sebesar US$2,1 miliar, Jerman sebesar US$1,4 miliar dan terakhir Prancis sebesar US$400 juta.
Selama ini, lanjut dia, permintaan valas dari perusahaan maupun pemerintah. Sementara untuk suply valas selain dari BI juga dari portofolio investasi.
Likuiditas perbankan Indonesia juga dinilai cukup untuk menghadapi krisis global. Hal ini terlihat dari posisi devisa netto perbankan Indonesia masih memiliki modal sebesar 2,7 persen per 25 November 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar