Distrik Kokas, sebuah distrik di pesisir Utara Fakfak.
Sumber :Detik.com
Papua Barat - Dari Kota Fakfak, pagi-pagi sekali kami berangkat menuju sebuah distrik di bagian utara bernama Kokas. Setelah menempuh perjalanan berjarak 45 kilometer yang dapat dicapai dalam waktu satu jam dengan jalan berkelok-kelok serta menanjak dan menurun, tibalah kami di distrik tersebut. Kokas sendiri merupakan distrik peninggalan Perang Dunia II, ditandai oleh bangunan-bangunan lama peninggalan Jepang dan sebuah Bunker besar berupa lorong-lorong yang digali menembus sebuah bukit. Kokas terletak di tepi pantai dengan pemandangan laut dan pulau-pulau yang terletak tak jauh dari pantai. Dari Kokas inilah kami memulai perjalanan menuju sebuah kampung bernama Patimburak, dimana Mesjid Wertuer berada. Patimburak sesungguhnya masih berada dalam satu daratan dengan Kokas. Namun, karena belum tersedia akses jalan darat menuju kesana, kamipun memutuskan untuk menyewa perahu rakyat untuk dapat menyusuri perairan menuju Kampung Patimburak. Satu-satunya akses yang tersedia.
Dengan satu jam berperahu dari Kokas menyusuri pantai dan celah pulau-pulau ke arah Timur, kami tiba di sebuah kampung yang hanya terdiri dari belasan rumah dan sebuah bangunan mesjid sederhana berbentuk segi enam, Mesjid Wertuer. Mesjid yang diklaim sebagai mesjid tertua di Papua itu dibangun sekitar tahun 1870 oleh pembawa ajaran Islam dari Kesultanan Ternate. Kata Wertuer sendiri, dari beberapa sumber yang sempat kami tanyai, berarti paling tua. Namun tak ada literatur yang menyebutkan makna pasti dari kata tersebut. Sebab babarapa sumber lain menyebutkan bahwa Wertuer berarti pula muara air, karena posisinya yang berada di muara sungai.
Bentuk bangunannya yang khas dan usianya yang tua, Mesjid Wertuer menjadi simbol dan monumen awal masuknya ajaran Islam ke daratan Papua. Bentuk segi enam pada dasar bangunan melambangkan enam Rukun Iman yang menjadi dasar-dasar pengajaran dalam menyebarkan agama Islam. Kubah dengan alas berbentuk segi delapan menggambarkan delapan mata angin dengan salah satu arah ditandai oleh Mihrab yang menunjuk ke arah Kiblat.
Bangunan kayu dengan atap dan kubah terbuat dari seng itu sudah banyak mengalami perbaikan dan peremajaan. Kecuali tiang-tiang kayu dan dinding yang sampai saat ini masih terlihat kokoh serta bedug untuk menandai waktu Adzan yang berusia sama dengan usia Mesjid. Selain menjadi tempat beribadah, Mesjid Wertuer juga menjadi salah satu tempat tujuan wisata sejarah di Fakfak. Pada saat kami mengunjungi Mesjid Wertuer, proyek pembangunan jalan darat dari Kokas menuju Patimburak sedang dikerjakan. Sehingga kedepannya, tak perlu lagi melalui laut untuk dapat mencapai ke lokasi Mesjid.
Bangunan kayu dengan atap dan kubah terbuat dari seng itu sudah banyak mengalami perbaikan dan peremajaan. Kecuali tiang-tiang kayu dan dinding yang sampai saat ini masih terlihat kokoh serta bedug untuk menandai waktu Adzan yang berusia sama dengan usia Mesjid. Selain menjadi tempat beribadah, Mesjid Wertuer juga menjadi salah satu tempat tujuan wisata sejarah di Fakfak. Pada saat kami mengunjungi Mesjid Wertuer, proyek pembangunan jalan darat dari Kokas menuju Patimburak sedang dikerjakan. Sehingga kedepannya, tak perlu lagi melalui laut untuk dapat mencapai ke lokasi Mesjid.
Sumber :Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar