Rabu, 29 Oktober 2008

MEMILIH MEDIA SILATURAHMI BISNIS YANG TEPAT

Oleh: Gagan Gartika

Anda tahu nepotisme? Atau, pernahkah Anda mendengar kata koneksi? Dua hal tersebut, meski belakangan dimaknai sebagai suatu hal yang cenderung negatif, sebenarnya punya dampak yang sangat positif. Sebab, berhasilnya sebuah bisnis, kadang ditentukan oleh seberapa besar jaringan yang dimiliki oleh pemilik bisnis. Jaringan itu bisa berupa pertemanan, jaringan distribusi, jaringan pemasaran, atau jaringan lainnya.

Sayangnya, kadang kita kurang mampu memaksimalkan potensi jaringan ini. Padahal, caranya cukup mudah. Salah satunya, yaitu dengan membuat berbagai media sebagai wadah untuk berkomunikasi.

Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan media yang tepat. Salah satunya dengan memanfaatkan hobi. Tenis atau golf misalnya. Berapa banyak orang yang menjadikan olahraga tersebut sebagai media untuk pengembangan bisnis. Cara lain, dengan media sharing pengetahuan. Coba lihat, klub-klub eksekutif kini bertebaran. Mereka biasanya punya agenda membahas aneka masalah seputar bisnis atau hal lain. Dari sini, perbincangan soal pengembangan bisnis pun bisa dilakukan. Tengok pula munculnya berbagai asosiasi dalam berbagai bidang. Asosiasi tersebut selain untuk mengakomodasi kepentingan anggotanya, juga menjadi sebuah media interaksi antaranggota demi kemajuan bisnis mereka.

Jika menilik manfaat positif media-media semacam ini, maka sebenarnya urusan nepotisme atau koneksi sebenarnya bukan sesuatu yang negatif. Sepanjang sama-sama saling menguntungkan, serta tetap mengindahkan aspek dan norma hukum yang berlaku, memanfaatkan media semacam ini sah-sah saja dilakukan.

Bahkan, dengan menggunakan media semacam ini, jaringan bisnis bisa makin diperluas. Upaya saling dukung antarbidang yang terhubung melalui media-media semacam ini dapat memajukan pelaku bisnis yang bersangkutan. Inilah suatu bentuk implementasi silaturahmi yang saling menguntungkan. Kekuatan dari potensi silaturahmi yang dikembangkan, bisa dimaksimalkan dalam media-media semacam ini.

Masalahnya, bagaimana agar bentuk silaturahmi ini benar-benar bisa mencapai sasaran seperti yang diinginkan? Media seperti apakah yang bisa dimaksimalkan potensinya agar bisa menyokong kemajuan bisnis kita? Seperti contoh di atas, berikut akan kita bahas beberapa bentuk media yang bisa kita pilih agar maksimal potensinya.

Menggunakan media berdasarkan hobi
Hampir setiap orang mempunyai hobi atau kesenangan masing-masing. Kadang, ada yang unik. Misalnya, hobi memelihara burung kicau jenis tertentu. Ada pula yang hobinya sangat menantang, seperti pecinta alam. Selain itu, banyak pula yang hobinya berolahraga, seperti tenis dan golf.

Dua hobi terakhir inilah yang selama ini paling sering dijadikan ajang silaturahmi bisnis. Dari klub-klub tenis dan golf, biasanya banyak eksekutif berkumpul. Selain bersantai, mereka pun acap kali membicarakan persoalan bisnis di lapangan. Tak jarang, ’deal-deal’ besar bisnis pun ditentukan di lapangan.

Bisa dikatakan, keuntungan menggunakan hobi sebagai media silaturahmi bisnis cukup banyak. Selain bisa rileks, kita juga bisa sekaligus meningkatkan kemampuan dalam hobi yang kita tekuni. Suasana rileks inilah yang bisa mendukung kita untuk bicara mengenai hal apa pun. Termasuk, urusan pengembangan bisnis. Namun, perlu kita ingat. Tak semua orang ingin menjadikan hobi sebagai media silaturahmi bisnis. Kadang, ada juga yang benar-benar ingin menjadikan hobi sekadar pelepas stres. Karena itu, kita harus pandai-pandai melihat situasi.

Yang jelas, apa pun hobi kita, biasanya selalu ada komunitas yang punya kesamaan hobi dengan kita. Kalau pun belum ada, kita pun bisa membentuknya. Dan, setelah bergabung, kita harus selalu aktif. Dengan begitu, kita akan cepat dikenal dalam kelompok tersebut. Makin dikenal, sudah tentu akan makin luas pula pergaulan dan pengaruh kita dalam komunitas tersebut.

Menggunakan media berdasarkan dasar minat pengetahuan
Saat ini, hampir setiap hari di media dibombardir iklan seminar. Baik seminar bisnis, keuangan, atau seminar lainnya. Tak jarang, para peserta seminar, selain bertujuan untuk mendapatkan ilmu, juga untuk menjadikan ajang seminar sebagai silaturahmi bisnis dengan peserta seminar lain. Sebab, biasanya, mereka yang datang dalam sebuah seminar, memiliki minat yang sama terhadap bidang pengetahuan yang disajikan dalam seminar tersebut. Dari kesamaan minat inilah, sebuah awal silaturahmi bisnis dilakukan. Bahkan, acapkali, seusai seminar, para peserta akan saling bertukar kartu nama. Ujung-ujungnya, akan dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan lain.

Inilah salah satu media silaturahmi bisnis yang bisa kita manfaatkan. Karena itu, tak heran, saat ini banyak bermunculan klub-klub eksekutif yang mengakomodasi kesamaan minat pada bidang tertentu ini. Misalnya, klub keuangan atau klub marketing. Keuntungannya jelas. Jika kita bergabung dengan komunitas marketing, kemampuan ilmu pemasaran kita bisa makin terasah. Kita jadi makin banyak tahu trik memasarkan suatu produk karena sering berdiskusi dengan kelompok tersebut. Kemudian, saat bergabung di klub keuangan, kita bisa membicarakan perencanaan keuangan, baik pribadi, keluarga, ataupun perusahaan.

Menggunakan media berdasarkan kesamaan bidang
Hampir mirip dengan pola silaturahmi bisnis sebelumnya, media yang digunakan kali ini adalah berdasarkan kesamaan bidang yang digeluti. Dari sini, biasanya akan muncul berbagai macam asosiasi usaha atau bisnis tertentu.

Setiap perusahaan mempunyai bidang bisnis yang berlainan. Apakah bergerak di bidang jasa atau jual beli barang, tentu berbeda penanganannya. Dengan mengetahui bidang bisnis yang kita geluti, akan lebih mudah bagi kita memilih media sebagai tempat pengembangan diri untuk memperluas jaringan. Misalnya, jika kita bergerak di bidang jasa arsitek, kita bisa bergabung di komunitas persatuan pekerja arsitek. Atau, jika punya bisnis di pasar, kita bisa bergabung di asosiasi pedagang pasar.

Komunitas-komunitas tersebut merupakan media tempat mengembangkan jaringan bisnis. Bahkan, kalau perlu kita bisa mendirikan asosiasi sendiri. Kita bisa mengajak relasi yang memiliki kesamaan bidang bisnis. Saya pun menempuh cara ini, yaitu mengumpulkan teman untuk mengembangkan usaha di bidang depo dan pergudangan menjadikan suatu asosiasi yang mampu melahirkan peluang baru berkaitan dengan penyediaan tempat penumpukan petikemas dan juga penampungan barang.

Begitulah, bisnis tanpa jaringan akan sulit mencapai kemajuan. Karena itu, kita pun harus pandai-pandai bersosialisasi untuk memperluas silaturahmi bisnis yang kita jalani. Dengan begitu, kita bisa memperkuat jaringan bisnis ke mana dan di mana saja kita berada.[gg]

* Gagan Gartika adalah praktisi Silaturahmi Marketing, pemilik beberapa bidang usaha serta Ketua Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Bisnis (LPPB) Sinergi, dan Alumni Sekolah Penulis Pembelajar angkatan ke-5. Ia dapat dihubungi di: gagan@kumaitucargo.co.id.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman