Awas, Tindik Kelamin Malah Susah Ereksi
Selasa, 24 November 2009 | 09:47 WIB
KOMPAS.com — Dalam artikel di jurnal kedokteran The Lancet, Aglaja Stim, MG, Asisten Direktur Frackfurt University Teaching Hospital for Psychosomatic Medicine and Psychotherapy, Jerman, mengatakan bahwa kalangan medis harus mempelajari lebih banyak tentang fenomena tindik pada genital.
Berdasarkan survei yang dilakukannya, konfirmasi tentang tindik pada alat kelamin pria berasal dari suku-suku di Kalimantan, yang memasang tulang di ujung pen†snya. Dalam kitab Kamasutra, teks berbahasa Sansekerta yang berisi kiat-kiat bercinta dan sensualitas pada masyarakat Hindu, terdapat catatan tentang pen†s yang berhiaskan permata.
Budaya menghias alat kelamin itu bukan hanya dilakukan pria. Banyak wanita juga memasang anting-anting atau subang di puting susu ataupun di bibir vag†na atau klitoris. Tujuan pemasangan perhiasan itu tak lain demi merasakan kepuasan seksual yang luar biasa. Namun, alih-alih mencecap puncak kenikmatan bercinta, malah petaka yang didapat.
Simak saja kasus Dewa (33), yang menindik ujung pen†snya dengan alasan untuk memuasakan pasangan di ranjang. "Saya disarankan oleh teman. Katanya, tindik di kelamin bisa menambah vitalitas, bisa menambah kenikmatan, bahkan ukuran alat kelamin," ucap karyawan di sebuah hotel berbintang lima ini.
Memang benar, beberapa bulan pertama setelah ditindik Dewa mendapatkan kenikmatan lebih dalam urusan ranjang. Namun, setelah itu Dewa mulai merasa ada yang aneh pada kelaminnya. "Saya kok jadi susah ereksi. Lalu, jika sedang bercinta, jadi lebih cepat ejakulasi," ujarnya.
Apalagi, "jimat kecilnya" itu sekarang sering mengeluarkan cairan tanpa ada pemicunya. "Jadi, suka keluar cairan seperti air mani. Padahal, saya tidak dalam keadaan terangsang. Ini mengganggu banget. Saya jadi harus siap cadangan celana dalam jika ke kantor," paparnya.
Karena merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, Dewa pun memeriksakan diri ke dokter dan meminta agar tindikannya dilepas. "Ya, memang sudah dilepas sih, tapi tetap saja masih sering keluar cairan. Kemampuan ereksi saya pun belum normal lagi," katanya menyesali diri.
Bikin impoten
Dr H Samino, SpS(K) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia menjelaskan, tindik di kelamin beresiko mematikan saraf-saraf penting di bagian tersebut. "Tidak heran jika pria ini akan mengalami gangguan ereksi. Mungkin saja saraf yang mengatur ereksi terkena masalah," katanya.
Tindik kelamin bisa merusak pembuluh darah di pen†s. "Bisa susah ereksi dan ejakulasi dini itu karena terganggunya aliran darah di pen†s. Meski tindikannya sudah dilepas, saraf dan pembuluh darah yang rusak tidak otomatis sembuh total. Besar kemungkinan ada yang rusak permanen," imbuhnya.
Menurut Strin, efek samping yang umum terjadi adalah infeksi yang akan menyebar dan menyebabkan masalah berat. Bila alat tindik tidak steril bisa menyebarkan penyakit tetanus, tuberkulosis, hepatitis, HIV, dan penyakit menular seksual yang lain.
Pemakaian anting di kelamin potensial merobek kondom sehingga bisa terjadi kehamilan yang tak diinginkan, juga penularan penyakit seksual. Tindik jika dilakukan oleh yang bukan ahlinya juga bisa menimbulkan perdarahan. "Bisa juga impoten bila mengenai jaringan yang berkaitan dengan kemampuan ereksi," ujar Strin.
Tindik di klitoris potensial menimbulkan luka atau menyempitnya saluran kemih perempuan. Selain merugikan diri sendiri, tindik kelamin tentu bisa mencelakakan pasangan. (GHS/rin/mic)
Editor: Anna
http://ceriwis.us
Tidak ada komentar:
Posting Komentar