Kamis, 25 Agustus 2011

Kontroversi 'Ilyas Karim' Pengibar Sang Saka







Demi Sejarah, Ilyas Karim Bukan Pengerek Sang Saka Merah Putih

Nama Ilyas Karim, mendadak tenar. Ia mengaku pria bercelana pendek dalam foto saat pengibaran Sang Saka Merah Putih, 1945. Ilyas mengaku, dialah satu-satunya yang masih hidup. Kini, Ilyas dihadiahi sebuah apartemen di Kalibata oleh Wakil Gubernur DKI Priyanto beberapa waktu lalu.

Fadli Zon, seorang politisi sekaligus sejarawan muda berani menantang adu debat Ilyas Karim. Ilyas, kata Fadli bukanlah pria bercelana pendek pengibar Sangsaka Merahputih.

"Saya punya buktinya. Buku-buku sejarah yang saya miliki mengungkap, pria bercelana pendek itu bernama Suhud," kata Fadli.

Di perpustakaan pribadinya, Fadli Zon menyimpan buku-buku kuno, juga barang-barang kuno. Termasuk, buku yang menjelaskan, siapa pria bercelana pendek yang mengibarkan Sangsaka Merah Putih saat detik-detik Proklamasi yang dibacakan oleh Bung Karno.

"Ini demi pelurusan sejarah. Kasihan kalau sejarah sampai dibelokkan. Makanya saya siap debat Ilyas Karim. Dia bukan pengerek bendera, tapi Suhud. Fakta sejarahnya ada dalam buku-buku yang saya simpan," kata Fadli.

Fadli kemudian berujar, belum menemukan keterkaitan sejarah Ilyas Karim dalam peristiwa kemerdekaan yang sempat tercatat dalam buku-buku sejarah.

"Tapi jangan menngaku dia pengibar bendera Sang Saka. Dia itu ngaku-ngaku belakangan. Kasihan bangsa ini kalau sejarahnya dibelokkan," tegas Fadli.

Fadli mengaku kaget melihat di televisi dan sejumlah media, saat Ilyas Karim mengklaim dirinya yang masih hidup sebagai pelaku sejarah, pengerek Sang Saka Merah Putih.

"Saya siap buktikan bukan dia. Yang bercelana pendek itu, namanya Suhud, salah seorang anggota barisan pelopor yang diminta Bung Karno mengibarkan bendera Merah Putih," cerita Fadli.

Suhud cerita Fadli sambil mengungkap sejarah, adalah anak buah Sudiro salah satu asisten Bung Karno. Suhudlah yang mencari bambu ketika itu untuk mengibarkan Sangsaka Merah Putih.

"Ilyas Karim, tak pernah tercatat dalam sejarah. Bisa saja dia ada dalam barisan saat pengibaran bendera. Bisa saja, tapi bukan pengibar bendera," Fadli menegaskan.

Fadli kemudian mengambil majalah Tempo tahun 1975, tertanggal 16 Agustus, dan masih terlihat terawat. Ia kemudian mengungkap salah satu halaman yang memuat wawancara para pelaku sejarah. "Dalam majalah itu yang mengibarkan suhud. Jadi, yang tahu sejarah pasti marah," ujarnya.

SK trimurti pada tahun 1972 menulis, Suhud adalah komandan pengawal Bung Karno, ketika itu sibuk mengatur persiapan kemerdekaan,"cerita Fadli lagi.



Polemik Pengibar Sang Saka: Bukti Tak Berpihak, Ilyas Karim Kukuh

Ibu Darnis, duduk sendiri menunggu suami tercinta yang akan pulang dari bekerja. Sang suami, Ilyas Karim, kini, dihari tuanya masih aktif sebagai Ketua Pengurus Pusat Yayasan Pejuang Siliwangi Indonesia (Yapsi)

Tribun, pada Selasa (23/08/2011) sempat menyambangi rumah Ilyas Karim. Saat jelang perayaan detik-detik peringatan Kemerdekaan RI ke 66, rumahnya, di Jalan Rawajati Barat, No 7, RT 09/RW04, terlihat sepi. Hanya Darnis, istri kedua Ilyas terlihat duduk di teras rumahnya, yang berada persis di sisi rel, dekat pintu stasiun Kalibata, Jakarta Selatan.

Ilyas Karim mendadak tenar. Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat 13 Desember 1927 ini, oleh salah satu stasiun televisi swasta, juga beberapa koran nasional, memuat berita, Ilyas Karim adalah lelaki yang bercelana pendek, saat pengibaran Sangsaka Merah Putih, pertama kalinya, 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan.

Sayang tribun tak sempat menemui Ilyas Karim. Namun, sang istri akhirnya mau menghubungi suaminya Ilyas Karim, kemudian berbincang dengan tribun.

"Ya sayalah orang bercelana pendek yang ikut mengibarkan bendera Merah Putih. Hanya saya yang masih hidup," kata Ilyas Karim.

Di tembok rumahnya, terpajang foto-foto kenangan dirinya saat masih aktif di militer. Termasuk, foto bersama Presiden SBY.

Tribun kemudian bertanya dari ujung telefon, seraya menjelaskan bukti-bukti dalam buku sejarah, yang tercatat dalam sejarah, pria bercelana pendek, bukanlah Ilyas Karim, melainkan Suhud Martokusumo.

Sebelumnya Tribun sempat membaca di perpustakan pribadi milik sejarawan muda, Fadli Zon. Dalam majalah tempo edisi 16 Agustus 1975, SK Trimurti, di majalah itu diwawancara, pengerek bendera bercelana pendek itu bernama Suhud, bukan Ilyas Karim. Majalh Tempo masih tersimpan rapih oleh Fadli Zon, yang tak lain orang dekat Prabowo Subianto.

Fakta lain, ada di dalam buku yang diterbitkan oleh Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI, berjudul Hari-hari Menjelang Proklamasi Kemerdekaan, halaman 147, di foto tertulis, pengerek bendera, Latief Hendradiningrat dan Suhud Martokusumo (bercelana pendek).

Dalam foto, ada empat yang ikut mengibarkan bendera saat Bung Karno membacakan teks proklamasi. Selain Latief Hendradiningrat, Suhud, juga istri Bung Karno, Fatmawati dan SK Trimurti.

Tribun kemudian memberikan argumentasi, mengungkap fakta-fakat sejarah yang tertuang dalam buku maupun majalah tempo terbitan tahun 1975 milik Fadli Zon kepada Ilyas Karim.

Ilyas Karim tetap menyatakan, dirinyalah yang bercelana pendek, salah satu orang yang diberi mandat oleh Bung Karno sebagai pengibar Sangsaka Merah Putih.

Tribun kemudian memastikan kepada Fadli Zon seraya menyatakan, Ilyas Karim bukanlah orang yang ada di dalam foto, bercelana pendek itu. Yang dimaksudkan dalam foto pengerek bendera Sangsaka Merah Putih adalah Suhud.

"Saya berani berdebat. Banyak tokoh-tokoh sejarah yang heran, mengapa Ilyas Karim yang mengaku, dialah pengibar Sangsaka Merah Putih," kata Fadli Zon sambil menunjukkan buku-buku sejarah yang ia miliki untuk membenarkan argumentasinya.

Ilyas Karim pun tetap kukuh, dirinyalah yang dimaksud dalam foto itu. "Setelah saya mengakui, kini banyak yang mempertanyakannya," kata Ilyas Karim dari ujung telefon melalui telefon rumahnya kepada tribun. Jadi, siapakah lelaki muda bercelana pendek yang mengerek Sangsaka Merah Putih saat pertama kali Bung Karno membacakan teks proklamasi? Fadli kembali meyakinkan, bukan Ilyas Karim.
tribunnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

instanx

tukar link

Total Tayangan Halaman